Daily Archives: Juni 8, 2008

Mengapa Air Telinga Pahit Rasanya? Mengapa Air Mata Asin Rasanya? Mengapa Air Liur Tawar Rasanya?

Sudah merupakan ketentuan Allah Subhaanahu Wata’aala bahwasannya air telinga itu pahit rasanya. Fungsinya adalah agar hewan-hewan kecil tidak mudah masuk ke dalam rongga telinga. Setiap kali ada hewan kecil yang berusaha masuk ke dalamnya, pastilah ia akan segera berbalik mencari jalan keluar.

Allah menciptakan air mata rasanya asin, tujuannya agar dapat menjaga kesehatan mata, sebab lemak yang ada pada mata mudah sekali rusak, maka air matapun diciptakan asin untuk memelihara keduanya.

Dan Allah menciptakan air liur itu rasanya tawar agar dapat mencicipi berbagai jenis rasa sesuai dengan rasa aslinya. Sebab, bila rasanya tidak tawar, tentunya setiap rasa akan berubah. Misalnya orang yang air liurnya menjadi pahit karena penyakit, maka segala sesuatu yang dicicipinya menjadi pahit, padahal sebenarnya tidak pahit.

Seorang penyair berkata :
Siapa saja yang air liurnya pahit karena sakit
Maka air tawar akan terasa pahit baginya

(Keajaiban-keajaiban Makhluk Dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq) (alsofwah)

Tanda-Tanda Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Hidung

Allah Subhaanahu Wata’aala menegakkan batang hidung pada wajah dalam bentuk dan kondisi yang paling bagus. Allah Subhaanahu Wata’aala melengkapinya dengan dua lubang yang dipisah dengan dinding pemisah, lalu memasang alat penciuman di dalamnya. Dengan alat itu kita dapat mencium berbagai aroma yang wangi maupun yang busuk, yang bermanfaat maupun yang berbahaya. Dengan alat itu pula kita bisa menghirup udara untuk kemudian dialirkan ke jantung. Dengan udara itu pula jantung dapat bekerja dengan baik. Allah Subhaanahu Wata’aala tidak menciptakan lubang hidung dalam bentuk bengkok dan banyak cabangnya sebagaimana halnya lubang telinga. Hikmahnya agar hidung tidak menyimpan aroma busuk hingga dapat melemahkan fungsinya dan memutus salurannya. Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakannya sedemikian rupa sehingga cairan yang berasal dari otak dapat mengalir turun dan terkumpul di dalamnya untuk kemudian dikeluarkan.

Kemudian Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan bagian atas lubang hidung itu bentuknya lebih kecil daripada bagian bawah. Sebab dengan bentuk seperti itu akan mempermudah keluarnya cairan-cairan otak tersebut. Di samping dapat menghirup udara sebanyak mungkin lalu ditarik naik ke bagian atas sedikit demi sedikit hingga sampai di jantung tanpa membahayakan dan mengganggu kerjanya.

Kemudian Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan dinding pemisah antara kedua lubang tersebut untuk sebuah hikmah dan rahmat dariNya. Sesuai dengan bentuk batang hidung dan salurannya sebagai pelindung cairan-cairan kepala yang mengalir dan hawa yang dihirup maka perlu diberi dinding pemisah di tengahnya agar tidak merusak cairan ataupun hawa yang keluar masuk melalui lubang hidung. Dan juga tidak menghalangi udara yang dihirup. Sehingga bila salah satu lubang hidung tersumbat cairan, maka lubang yang lainnya masih dapat digunakan untuk bernafas.

Dan juga, berhubung manusia hanya memiliki satu hidung, tidak seperti alat panca indera lainnya yang berpasangan, seperti telinga dan mata yang diciptakan berpasangan karena bilamana salah satu sakit atau terkena sesuatu yang menghambat fungsinya, maka yang satunya masih bisa berfungsi sehingga alat indera tersebut tidak macet total.

Dan juga sekiranya diciptakan dua hidung di wajah tentu akan kelihatan lucu, maka diciptakanlah satu hidung dengan dua lubang yang dipisah dengan dinding pemisah. Kedua lubang itu memiliki fungsi yang sama sebagaimana fungsi kedua mata dan telinga. Maha Suci Allah Rabbul ‘Alamin Sebaik-baik Pencipta.

(Keajaiban-keajaiban Makhluk Dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)

Sumber : WWW.ALSOFWAH.OR.ID

Tanda-tanda Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Mulut dan Anggota Tubuh yang Terdapat di Dalamnya

Allah Subhaanahu Wata’aala telah melengkapi bani Adam dengan mulut yang dipasang pada tempat yang paling sesuai dan pantas. Lalu memfungsikannya untuk beberapa kegunaan, menciptakan alat perasa dan alat berbicara, alat pengunyah dan alat pemutus. Kalau direnungi pasti membuat takjub. Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan lidah yang merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Subhaanahu Wata’aala, salah satu bukti kemahabesaranNya, dan menjadikannya sebagai penerjemah bagi anggota tubuh lainnya. Sebagai alat penjelas dan pengungkap apa yang dikehendaki tubuh.

Sebagaimana halnya telinga dijadikan sebagai utusan yang menyampaikan perkara-perkara kepadanya. Telinga adalah alat penyampai berita kepadanya. Sementara lisan adalah alat untuk mengungkapakan apa yang diinginkannya. Maka berdasarkan hikmah Allah, alat pengungkap ini diciptakan olehNya dalam kondisi tersembunyi dan terpelihara, tidak tampak seperti kedua telinga, mata dan hidung. Sebab alat-alat tersebut berfungsi menyampaikan hal-hal dari luar kepadanya, maka perlu ditampakkan.

Sementara lidah berfungsi sebaliknya, yakni menyampaikan apa yang ada dalam dirinya ke luar, maka perlu disembunyikan dan dipelihara. Sebab tidak ada faedah menampakkannya karena alat yang satu ini tidak butuh mengambil sesuatu dari luar untuk disampaikan ke dalam hati. Dan juga karena lidah merupakan anggota tubuh yang paling mulia setelah hati, kedudukannya ibarat penerjemah dan juru bicara, maka dibuatlah kemah yang menutupinya. Kedudukan lidah dalam kemah tertutup itu ibarat kedudukan hati dalam dada. Dan juga lidah merupakan anggota tubuh yang paling lunak, lembut dan senantiasa basah. Lidah tidak bisa berfungsi jika tidak diselimuti cairan ludah. Jika ditampakkan di luar maka akan terkena panas dan cepat mengering. Akibatnya lidah tidak bisa berfungsi dengan baik. Dan masih banyak lagi hikmah di balik itu.

Kemudian Allah Subhaanahu Wata’aala menghiasi mulut dengan untaian gigi yang akan memperindah mulut. Dengan gigi itu manusia mengunyah makanannya yang merupakan penopang tubuhnya. Kemudian fungsi gigi ini bermacam-macam, ada yang berfungsi untuk mengunyah dan ada untuk memutus. Gigi untuk memutus (gigi taring) dibuat kokoh akarnya dan tajam permukaannya.

Lalu Allah Subhaanahu Wata’aala memberinya warna putih kemudian menyusunnyasejajar dan rata permukaannya seolah-olah untaian permata putih yang tersusun rapi, bersih dan cantik. Kemudian Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan dua buah pagar untuk sebuah hikmah dan beberapa kegunaan, dua pagar itu adalah sepasang bibir, yaitu bibir atas dan bibir bawah. Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakanya dalam bentuk yang sangat bagus, warna yang sangat menarik dan letak yang sangat pas. Allah Subhaanahu Wata’aala menjadikannya sebagai penyempurna tempat keluarnya kata-kata dan sebagai ujungnya. Sebagaimana Allah Subhaanahu Wata’aala menjadikan tenggorokan sebelah dalam sebagai pangkalnya. Sementara lidah dan anggota-anggota di sekitarnya sebagai bagian tengahnya.

Oleh sebab itu, yang paling banyak bekerja adalah bagian tengah. Dan untuk sebuah hikmah Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan dua bibir seratus persen dari daging murni, tidak ada tulang dan urat di dalamnya. Agar mudah digunakan untuk minum, mudah dibuka dan ditutup. Dan Allah Subhaanahu Wata’aala mengkhususkan bibir dan mulut bagian bawah yang bergerak, karena letaknya yang di bawah dan mudah digerakan lebih baik untuk fungsi tersebut. Dan juga mulut bagian atas mencakup bagian tubuh yang terhormat maka tidaklah perlu banyak digerakkan.

(Keajaiban-keajaiban Makhluk Dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq) (alsofwah)

Tanda-Tanda Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Beragam Suara, Dialek dan Bahasa

Allah menciptakan tenggorokan manusia dalam ukuran yang berbeda-beda satu sama lainnya, luas dan sempitnya, kadar kekerasannya, sensitifitasnya, kepadatannya, kelembutannya, panjang dan pendeknya, saling berbeda antara satu dengan lainnya sehingga suarapun berbeda satu dengan lainnya. Hampir tidak ada dua suara yang sama bunyinya.
Oleh sebab itu, menurut pendapat yang shahih, persaksian orang buta dapat diterima, karena ia dapat membedakan suara manusia satu dengan yang lainnya.

Marilah kita perhatikan suara yang keluar dari tenggorokan, kelengkapan alat-alatnya, kata-kata yang keluar darinya, kerapiannya, huruf-huruf dan makhrajnya (tempat keluarnya), perangkatnya, tekak, gendang lidah dan lain sebagainya. Anda dapat melihat hikmah yang sangat mengagumkan pada udara yang keluar dari rongga dada melewati lubang tenggorokan, hingga berakhir di kerongkongan, lidah dan dua bibir. Lalu keluarlah berbagai jenis nada yang dapat didengar, setiap suara memiliki ciri khas yang berbeda dengan suara lainnya.

Dengan perpaduan itu lahirlah huruf, yaitu suara yang keluar dari rongga yang satu kemudian berakhir di rongga mulut dan menghasilkan dua puluh sembilan huruf (hijaiyah), dengan huruf-huruf itulah manusia berkomunikasi, memerintah, melarang, memberitakan, meminta berita, bercerita, bersyair, berkhutbah, memberi nasehat dan berkata yang tiada guna. Ada suara yang membuat tertawa, ada suara yang membuat menangis, ada suara yang membuat putus asa, ada suara yang membangkitkan ambisi, ada suara yang membuat takut, ada suara yang membawa harapan, ada suara yang menghibur, ada suara yang membangkitkan kesedihan, ada suara yang dapat menahan dan membangkitkan gairah jiwa. Ada suara yang membuat sakit orang yang sehat dan membuat sehat orang yang sakit, ada suara yang menghilangkan nikmat dan membawa petaka, ada suara yang dapat menolak bala dan ada suara yang mendatangkan nikmat, ada suara yang meluluhkan hati dan menyatukan dua orang yang saling membenci, ada suara yang mendekatkan dua orang yang saling berjauhan dan sebaliknya.

Ada kalimat yang diucapkan tanpa perhitungan yang menjeruskan orang yang mengucapkannya ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh daripada timur dan barat. Dan ada pula kalimat yang diucapkan tanpa perhitungan yang menempatkan orang yang mengucapkannya di surga illiyyin yang paling tinggi di sisi Rabbul Alamin.

Maha suci Allah yang menciptakan semua itu dari udara yang keluar dari dalam dada tanpa diketahui untuk apa ia dikeluarkan! Dan tidak tahu kemanakah ia ditujukan dan kemanakah tempat kembalinya? Ditambah lagi keberagaman bahasa yang tidak terhingga jumlahnya. Umat manusia berkumpul dari berbagai belahan dunia, masing-masing bebicara dengan bahasa yang berbeda-beda satu sama lainnya. Anda dapat mendengar bahasa yang beraneka ragam dan perkataan-perkataan yang tersusun rapi. Setiap bangsa tidak mengetahui apa yang dikatakan oleh bangsa lain sementara bentuk lidah mereka serupa.

Sekarag lihatlah saluran tenggorokan, seperti pipa tempat keluar suara! Perhatikan juga lidah, dua bibir dan gigi! Semua itu adalah alat untuk membentuk huruf dan nada. Tidakkah Anda lihat orang yang tanggal giginya, ia pasti tidak bisa mengucapkan beberapa huruf dengan benar, khususnya huruf yang dibentuk oleh gigi dan lidah. Orang yang rusak bibirnya tidak mampu mengucapkan huruf raa’ dan laam dengan benar. Orang yang sakit atau terganggu tenggorokannya tidak mungkin mengucapkan huruf-huruf halaqiyah (yang berasal dari tenggorokan).

Betapa takjubnya kita melihat ciptaan Ilahi ini yang telah mengeluarkan huruf dan suara tersebut dari daging, darah, urat dan tulang. Alangkah jauh perbedaan antara keduanya. Akan tetapi perkara yang sudah biasa dilihat dan dilakukan biasanya tidaklah membuat jiwa ini takjub melihatnya. Namun, ia baru takjub manakala melihat sesuatu yang tidak dapat ia temukan bandingannya, sesuatu yang asing yang membuatnya terkagum dan bertasbih memuji Allah. Yakni tatkala melihat tanda-tanda kebesaranNya yang sangat menakjubkan dan agung yang tidak mungkin ia temukan bandingannya.

Kemudian, coba perhatikan perbedaan nada dan suara, padahal kerongkongan, saluran tenggorokan, lidah, sepasang bibir dan gigi sama bentuknya. Namun, siapakah yang kuasa menciptakan variasi nada dan suara itu, padahal sumbernya sama bentuknya? Tidak lain adalah Al-Khaliq Al-Azhim, Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta!

Allah menghiasi kepala dengan rambut dan dijadikan sebagai pakaian yang dibutuhkan oleh kepala. Dan Allah menghiasi wajah dengan bulu yang tumbuh di situ dengan beragam bentuk dan ukuran. Allah menghiasinya dengan alis mata sebagai pelindung dan penahan dari benda-benda yang mengalir dari kepala ke mata. Allah menciptakan dalam bentuk yang sangat indah. Allah juga menghiasi wajah dengan jenggot yang menjadi kesempurnaan dan lambang kejantanan dan kewibawaan bagi kaum pria. Allah menghiasi bibir dengan bulu yang tumbuh di atasnya yaitu kumis dan di bawahnya yaitu anfaqah (bulu yang tumbuh di bawah bibir).

(Keajaiban-keajaiban Makhluk Dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq) (alsofwah)

%d blogger menyukai ini: