Monthly Archives: Agustus 2008
Setelah Kita Dimasukkan ke Liang Kubur…
Penulis: Ummu Salamah Farosyah dan Ummu Rumman
Adakah dari kita yang tidak mengetahui bahwa suatu ketika akan datang kematian pada kita. Allah Ta’ala telah berfirman, yang artinya, “Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan kami benar-benar akan menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan, dan kepada kamilah kalian akan dikembalikan.” (QS. Al Anbiyaa’: 35). Ya, setiap dari kita insya Allah telah menyadari dan menyakini hal ini. Tetapi kebanyakan orang telah lalai atau bahkan sengaja melalaikan diri mereka sendiri. Satu persatu orang yang kita kasihi telah pergi (meninggal-ed) tapi seakan-akan kematian mereka tidak meninggal faidah bagi kita, kecuali rasa sedih akibat kehilangan mereka.
Read the rest of this entry
Bid`ah Hasanah….? Itulah Bid`ah
Telah disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa:
“Berhati-hatilah dari hal yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap kebid’ahan itu sesat.(HR. Tirmidji dan Ibnu Majah).
“Barangsiapa yang membuat-buat dalam perkaraku(agamaku) ini, sesuatu yang bukan darinya maka dia tertolak.”(HR. Bukhari Muslim).
“Barangsiapa yang beramal satu amalan yang tidak ada perintahku padanya, maka dia tertolak.”(HR. Muslim).
Bid’ah adalah setiap hal yang tidak mempunyai dasar dalam agama yang dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah azza wa jalla, seperti:
1. Upacara maulid Nabi, isra mi’raj, malam nisfu sya’ban dan sebagainya.
2. Berdzikir dengan tarian, tepuk tangan dan pukulan terbang begitu juga meninggikan suara dan mengganti nama-nama Allah seperti dengan ah, ih, aah, hua, hia.
3. Mengadakan acara selamatan dan mengundang para kyai untuk membaca Al-Quran setelah wafatnya seseorang dan lain sebagainya.
Hal ini merupakan kebid’ahan dalam hal agama yang ditolak oleh Islam dan hukumnya sesat. Adapun bid’ah duniawi ada dua macam yaitu bid’ah negatif seperti bioskop, TV, video dan sejenisnya yang dapat merusak akhlak dan membahayakan masyarakat karena film-film yang ditampilkan tidak sesuai dengan syari’at Islam sehingga berbahaya terhadap akidah dan akhlak kita. Sedangkan yang positif diantaranya adalah kapal terbang, mobil, telepon dan yang lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat dan mempermudah urusannya.
Read the rest of this entry
Majalah Fatawa
Download Majalah Fatawa:
- Fatawa Vol.1 No.01
- Fatawa Vol.1 No.02
- Fatawa Vol.1 No.03
- Fatawa Vol.1 No.04
- Fatawa Vol.1 No.05
- Fatawa Vol.1 No.06
- Fatawa Vol.1 No.07
- Fatawa Vol.2 No.10
- Fatawa Vol.2 No.11
- Fatawa Vol.3 No.01
- Fatawa Vol.3 No.02
- Fatawa Vol.3 No.04
- Fatawa Vol.3 No.05
- Fatawa Vol.3 No.06
- Fatawa Vol.3 No.07
- Fatawa Vol.3 No.08
- Fatawa Vol.3 No.09
- Fatawa Vol.3 No.10
- Fatawa Vol.3 No.11
- Fatawa Vol.3 no.12
- Fatawa Vol.4 No.01
Kembalinya Ustadz Ja’far Umar Thalib Kedalam Pangkuan Salafiyyin
Sifat yang paling menonjol pada da’wah Salafiyah adalah bimbingan Ulama’ Ahlus Sunnah wal Jamaah terhadapnya. Sejak pertama kali saya memandu dan menumbuh kembangkan da’wah Salafiyah di Indonesia (sejak Januari 1990), selalu saja Allah Ta`ala memudahkan saya untuk berkomunikasi dengan para Ulama’ di berbagai negeri Islam. Pertama saya berhubungan dengan As-Syaikh Al-Allamah Ihsan Ilahi Dhahir di Lahore Pakistan pada tahun 1986, kemudian pada tahun 1987 saya mengenal As-Syaikh Al-Allamah Badi’uddin As-Sindi di Karachi. Selanjutnya saya mengenal As-As-Syaikh Al-Allamah Jamilur Rahman di Kunar Afghanistan pada tahun 1988. Beliau semuanya adalah para Ulama’ Ahli Hadits / Ahlus Sunnah di Pakistan dan Afghanistan, dan beliau semuanya telah wafat, semoga Allah merahmati mereka dan melimpahkan maghfirah-Nya. Amin ya Mujibas sa’ilin. Dari beliau bertiga saya mulai mengenal nama-nama para Ulama’ Ahlus Sunnah yang masih hidup di masa itu. Yaitu Al-Imam Abdul Aziz bin Baz (di Saudi Arabia), Al-Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani (di Yordania), Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (di Saudi Arabia), Al-Imam Muqbil bin Hadi Al-Wadi’ie (di Yaman). Read the rest of this entry
Solusi Nabawi Mencegah dan Mengatasi Obesitas (Kegemukan)
Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa obesitas (kegemukan) jika dilihat dari kaca mata kesehatan maka ia termasuk dalam kategori cacat dalam masalah gizi. Pada tanggal 11 Juni 2003, direktur Pusat Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Amerika mengatakan bahwa kegemukan hampir menjadi pembunuh nomor satu. Hasil dari penelitian yang dilakukan di Amerika memperlihatkan bahwa diantara penyebab kenaikan berat badan berasal dari kegagalan fungsi hati. Para ilmuwan asal Kanada menyebutkan bahwa ketidakpedulian dalam hal makan dapat merusak kesehatan manusia.
Seorang ahli gizi asal Inggris pada tanggal 12 Juni 2003 menegaskan bahwa kegemukan mengancam usia manusia. Seorang dokter Italia menyebutkan bahwa makan hingga kenyang lebih banyak membinasakan manusia daripada peperangan.
Segala sesuatu yang bermanfaat yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan pada masa ini (seperti yang dijelaskan di atas), kita dapati ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengisyaratkannya kepada manusia (sejak lima belas abad yang lalu).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari al-Miqdam bin Ma’di Karib al-Kindi ia berkata, saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاء شَرّاً مِنْ بَطْنٍ ، بِحَسْبِ ابنِ آدَمَ أُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ ، فإنْ كانَ لا مَحالةَ فثُلُثٌ لِطَعَامِهِ ، وَثُلُثٌ لِشَرابِهِ ، وَثُلُثٌ لِنَفَسه
“Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu bejana yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah baginya memakan beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Apabila ia terpaksa untuk makan lebih banyak dari itu, maka (hendaklah ia membagi perutnya menjadi tiga bagian:) sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lainnya untuk nafasnya”. (Hadits shahih)
(alsofwah)
52 Kiat Agar Suami Disayang Istri
Oleh : Adil Fathi Fadillah
- Berhiaslah untuk isteri anda sebagaimana anda senang apabila ia berhias untuk anda.
- Merayu isteri dan mencandainya.
- Mempergaulinya dengan lemah lembut dan kasih sayang.
- Penuhi kesenangannya untuk berbicara dan bercakap-cakap (bercengkerama).
- Panggillah isteri dan nama kesukaannya.
Hak-Hak Istri Dalam Poligami
Poligami merupakan syariat Islam yang akan berlaku sepanjang zaman hingga hari akhir. Poligami diperbolehkan dengan syarat sang suami memiliki kemampuan untuk adil diantara para istri, sebagaimana pada ayat yang artinya:
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Berlaku adil dalam bermuamalah dengan istri-istrinya, yaitu dengan memberikan kepada masing-masing istri hak-haknya. Adil disini lawan dari curang, yaitu memberikan kepada seseorang kekurangan hak yang dipunyainya dan mengambil dari yang lain kelebihan hak yang dimilikinya. Jadi adil dapat diartikan persamaan. Berdasarkan hal ini maka adil antar para istri adalah menyamakan hak yang ada pada para istri dalam perkara-perkara yang memungkinkan untuk disamakan di dalamnya. Read the rest of this entry
Membendung Makar Syiah – Membela Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Musuh-musuh Islam berusaha untuk merusak aqidah umat Islam. Mereka mencela, menuduh pengkhianat, bahkan kafir terhadap para Sahabat Nabi shallallahu waalaihi wa sallam. Mereka membungkus kejahatan mereka dengan kata-kata yang indah, dengan memberikan tinjauan-tinjauan politik, ekonomi, sosial budaya terhadap Sejarah Islam, tetapi pada ujungnya mereka mencela para Sahabat. Artikel ini membantah musuh-musuh Islam yang mencela Para Sahabat Nabi shallallahu waalaihi wa sallam.
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah membimbingmu ke atas Siratal Mustaqim.
Bahwasanya orang-orang orientalis dan orang-orang syiah berusaha untuk merusak aqidah umat Islam. Mereka mencela, menuduh pengkhianat, bahkan kafir terhadap para Sahabat – murid-murid Rasululllah shallallahu waalaihi wa sallam.
Mereka membungkus kejahatan mereka dengan kata-kata yang indah, dengan memberikan tinjauan-tinjauan politik, ekonomi, sosial budaya terhadap Sejarah Islam, tetapi pada ujungnya mereka mencela para Sahabat.
Mengapa mereka mencela para Sahabat ?
Karena dengan mencela para sahabat mereka bermaksud untuk membatalkan Al-Quran dan Al-Hadits, karena lewat para Sahabatlah kita mengetahui Al-Quran dan Al-Hadits dan itulah tujuan mereka.
Mencela para Sahabat dengan tuduhan pendusta, pengkhianat, bahkan kafir berarti juga menuduh dakwah Rasulullah gagal. Mencela para Sahabat berarti juga mencela Rasulullah. Misalkan, jika dikatakan bahwa teman-teman akrabnya si Fulan itu: tukang mabok, pencopet, perampok, suka pergi ke tempat pelacuran, apa yang kalian simpulkan tentang si Fulan. Tentu kalian akan mengatakan bahwa si Fulan kurang lebih sama dengan teman-temannya itu.
Lewat pintu inilah (mencela para Sahabat Nabi) orang-orang orientalis dan syiah berusaha merusak aqidah umat Islam. Syiah itu seperti serigala berbulu domba, mereka mengaku sebagai umat Islam, tetapi mereka sesungguhnya akan menikam aqidah kalian-wahai saudaraku, hati-hatilah !
Tulisan singkat ini berusaha untuk menutup pintu yang biasanya digunakan masuk oleh srigala-srigala berbulu domba dan kemudian akan merusak aqidah umat Islam. Bila ingin rinci, bacalah kitab-kitab para ulama ahli hadits yang mengupas masalah seperti ini. Tulisan ini merupakan pembelaan bagi para Sahabat.
I. PARA SAHABAT ADALAH SEBAIK-BAIK UMAT
Allah taala menyatakan bahwa para sahabat merupakan sebaik-baik umat, Allah taala berfirman [artinya]: Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.(Ali-Imran:110)
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Sebaik-baik manusia adalah pada generasiku (sahabat), kemudian setelahnya (tabiin) kemudian setelahnya (tabiut tabiin) (HR. Bukhari & Muslim dan lainnya)
Apabila ada orang sesat yang menuduh para sahabat nabi sebagai sejahat-jahat umat-sebagai pengkhianat, siapa yang akan kalian benarkan, apakah ucapan Allah dan Rasul-Nya atau orang-orang sesat tersebut wahai orang-orang yang berakal ?
II. PERSAKSIAN AL-QURAN BAHWA PARA SAHABAT BERIMAN DENGAN SEBENAR-BENARNYA
Sungguh, Allah taala telah bersaksi bahwa para sahabat Nabi, baik dari Muhajirin maupun Anshar bahwa mereka adalah mumin yang haqiqi. Allah berfirman [artinya]: Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (Al-Anfaal:74)
III. PARA SAHABAT TELAH DI RIDHAI OLEH ALLAH TAALA
Allah telah meridhai para sahabat, dan menjanjikan begi mereka Sorga, Allah berfirman [artinya]: Dan orang-orang yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (At-Taubah:100)
IV. KEKAFIRAN MERUPAKAN HAL YANG SANGAT JAUH BAGI PARA SAHABAT
Allah telah membimbing para Sahabat untuk mencintai keimanan dan membenci kekafiran, Allah berfirman: Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (Al-Hujurat:7)
Adalah sangat menggelikan mendengar gonggongan serigala-serigala berbulu domba, yang mereka menuduh para Sahabat kemudian murtad sepeninggal Rasulullah. Padahal Allah telah menjadikan para Sahabat mencintai keimanan dan membenci kekafiran, Allah juga telah menjanjikan Surga bagi Muhajirin dan Anshar. Apakah mungkin Allah menjanjikan sorga kepada orang-orang yang murtad ?. Berita gembira bahwa para sahabat akan memperoleh sorga membuktikan bahwa para sahabat terbebas dari kemunafikan.
V. ALLAH TELAH MENJADIKAN SAHABAT SEBAGAI KHALIFAH DAN BUKTI-BUKTINYA.
Sungguh, Allah telah berjanji akan menjadikan khalifah (penguasa) bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, Allah berfirman [artinya]: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa (An-Nur:55).
Pada masa kekhalifahan khulafaur Rasyidin wilayah umat Islam meluas sampai ke Persia, Bashra, Damaskus, Mesir, Rumawi, Konstantinopel (sekarang Ankara Turki), Maroko, Cyprus, Cina, Iraq, Khurasan, Ahwaz dan negeri-negeri lainnya.
Kenyataan sejarah ini sebagai bukti bahwa para Sahabat merupakan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.
VI. PARA SAHABAT TIDAK MENGUBAH SEDIKITPUN DIEN DAN SYARIAT.
Allah juga menjamin bahwa para Sahabat tidak akan merubah sedikitpun dien (agama) dan syariat yang mereka terima dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam, Allah berfirman [artinya]: Di antara orang-orang mumin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur.Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merobah (janjinya) (Al-Ahzab:23)
VII. SAHABAT BUKAN MUNAFIQ DAN MUNAFIQ BUKAN SAHABAT
Munafiq pada masa Rasulullah tidaklah banyak dan mereka jelas ciri-cirinya. Kaum Mukminin mengetahui orang-orang munafiq dari Al-Quran, Al-Quran menerangkan bahwa bahwa kaum munafiq akan mengatakan demikian-demikian. Allah juga telah menyingkap keadaan munafiqin. Dalil tentang hal ini akan terlalu banyak untuk disebutkan disini.
Definisi Sahabat Nabi adalah orang yang bertemu Nabi dalam keadaan iman dan meninggal dalam keadaan iman.
VIII. PARA SAHABAT BUKANLAH MALAIKAT DAN BUKAN PULA NABI, SEHINGGA TIDAK MASUM
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah membimbingmu ke atas Siratal Mustaqim.
Para Sahabat itu bukanlah malaikat dan bukan pula Nabi, sehingga tidak terbebas dari kesalahan, namun Allah telah menjanjikan ampunan bagi mereka. Sehingga tidak pantas bagi kita mengorek-ngorek kesalahan-kesalahan mereka, misalnya dengan membahas perselisihan diantara mereka dan kemudian sebagian sahabat dicela.
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah membimbingmu ke atas Siratal Mustaqim.
Sahabat itu mujtahidin, sehingga bila ijtihadnya keliru mereka mendapat satu pahala dan jika benar mendapat 2 pahala.
Allah taala berfirman [artinya]: Itu adalah umat yang telah lalu, baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan (Al-Baqarah:141)
Para Sahabat telah pergi dengan membawa keridhaan Rabb, dijanjikan sorga, diampuni kesalahannya dan keutamaan-keutamaan lainnya. Pantaskah kita mengorek-ngorek kesalahan mereka ?.
Beramalah untuk bekal kalian menghadap Rabbul Alamin !
IX. HUKUM ORANG YANG MENCACI PARA SAHABAT DENGAN MENUDUHNYA KAFIR, MURTAD DAN FASIQ SEMUANYA ATAU SEBAGIANNYA.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan: Adapun orang yang melampaui masalah itu, hingga menyangka bahwa para sahabat itu murtad sepeninggal Rasulullah shallallahualaihi wa sallam kecuali hanya beberapa orang saja yang tidak sampai sepuluh orang, atau menganggap para Sahabat pada umumnya fasiq, maka yang demikian itu tidak diragukan kekafirannya, karena dengan demikian dia telah mengkufuri banyak ayat-ayat Al-Quran yang menyatakan karidhaan dan pujian Allah kepada mereka. Bahkan barangsiapa yang meragukan kekafirannya, berarti dia kafir dengan kafir yang sebenar-benarnya kafir… kemudian beliau menyatakan: Dan kekafiran yang demikian ini adalah perkara yang sudah diketahui dengan pasti dari agama Islam. (As-Sharimul Maslul)
Imam Malik berpendapat kafir terhadap orang-orang yang membenci para Sahabat berdasarkan Surat Al-Fath ayat 29 yang menerangkan keadaan para Sahabat: Agar Allah menjengkelkan orang-orang kafir dengan keadaan mereka seperti itu. Pengertian seperti ini juga disepakati oleh Imam Syafii dan lainya. (As-Shawaiqul Muhriqah, Tafsir Ibnu Katsier, As-Sunnah karya Al-Khallal)
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Rasulullah, keluarga, dan para Sahabatnya.
Allahu taala alam. Akhiru dawana wal hamdulillahirabbil alamin.
Sumber : WWW.PERPUSTAKAAN-ISLAM.COM
Shalat Istikharah Untuk Menentukan Pilihan
Saudara dan saudariku yang budiman, pernikahan adalah ikatan yang mempertalikan antara kedua pasangan suami-isteri. Memperhatikan supaya memilih isteri atau suami yang tepat adalah fase terpenting dalam permulaan pernikahan, dan dalam hal ini diperlukan kesungguhan yang mendalam untuk mendapatkan suami atau isteri yang tepat dari segala aspeknya. Siapa yang ingin ni’kah, hendaklah dia memilih pendamping hidupnya dengan
pilihan yang berlandaskan pengetahuan dan pemikiran yang kukuh serta sangat bersungguh-sungguh untuk beristikharah kepada Allah, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah kepada kita. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Jabir ra, ia menuturkan: Rasulullah mengajarkan kepada kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan surat al-Qur-an: Read the rest of this entry