Kembalinya Ustadz Ja’far Umar Thalib Kedalam Pangkuan Salafiyyin
Sifat yang paling menonjol pada da’wah Salafiyah adalah bimbingan Ulama’ Ahlus Sunnah wal Jamaah terhadapnya. Sejak pertama kali saya memandu dan menumbuh kembangkan da’wah Salafiyah di Indonesia (sejak Januari 1990), selalu saja Allah Ta`ala memudahkan saya untuk berkomunikasi dengan para Ulama’ di berbagai negeri Islam. Pertama saya berhubungan dengan As-Syaikh Al-Allamah Ihsan Ilahi Dhahir di Lahore Pakistan pada tahun 1986, kemudian pada tahun 1987 saya mengenal As-Syaikh Al-Allamah Badi’uddin As-Sindi di Karachi. Selanjutnya saya mengenal As-As-Syaikh Al-Allamah Jamilur Rahman di Kunar Afghanistan pada tahun 1988. Beliau semuanya adalah para Ulama’ Ahli Hadits / Ahlus Sunnah di Pakistan dan Afghanistan, dan beliau semuanya telah wafat, semoga Allah merahmati mereka dan melimpahkan maghfirah-Nya. Amin ya Mujibas sa’ilin. Dari beliau bertiga saya mulai mengenal nama-nama para Ulama’ Ahlus Sunnah yang masih hidup di masa itu. Yaitu Al-Imam Abdul Aziz bin Baz (di Saudi Arabia), Al-Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani (di Yordania), Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (di Saudi Arabia), Al-Imam Muqbil bin Hadi Al-Wadi’ie (di Yaman).
Pada tahun 1990 saya diberi kesempatan oleh Allah untuk berkunjung ke Yaman dan langsung berjumpa pertama kali dengan As-Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’ie di kota San’a dan selanjutnya di desa Dammaj Sha’dah. Semua beliau para Ulama’ yang disebutkan di atas telah wafat, semoga Allah merahmati mereka dan melimpahkan kepada mereka maghfirah-Nya. Amin ya Mujibas sa’ilin. Hanya saja Allah Ta`ala tidak menaqdirkan untuk saya berjumpa dengan As-Syaikh Al-Albani sampai beliau wafat.
Setelah itu saya terus berkecimpung dalam kegiatan da’wah Salafiyah dan terus-menerus saya berkonsultasi serta menghadiri berbagai majlis Ilmu para Ulama’ tersebut. Kemudian dari majlis As-Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’ie, saya mulai mendengar nama para Ulama’ Ahli Hadits lainnya, yaitu As-Syaikh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad, As-Syaikh Al-Allamah Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, As-Syaikh Al-Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, As-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Hadi Al-Madkhali, As-Syaikh Shalih As-Suhaimi, As-Syaikh Ubaid Al-Jabiri, As-Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili. Sehingga pada tahun 1991 saya diberi kesempatan oleh Allah untuk berkunjung ke Saudi Arabia dan saya gunakan kesempatan ini untuk berkeliling mengunjungi para Ulama tersebut serta mengambil manfaat ilmu dari majlis-majlis mereka. Beliau-beliau yang disebutkan terakhir alhamdulillah masih tetap hidup sampai saat artikel ini ditulis. Semoga Allah tetap memelihara dan membimbing mereka di jalan-Nya. Amin ya Mujibas Sa’ilin.
Dari majlis para Ulama’ tersebut saya mulai mengenal para Ulama’ Ahli Hadits lainnya, yaitu As-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz Aalu Syaikh, As-Syaikh Abdullah bin Jibrin, As-Syaikh Bakr Abu Zaid, As-Syaikh Al-Allamah Muhammad Aman Al-Jami. Kedua Ulama’ yang disebutkan terakhir telah wafat. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada mereka dan semoga maghfirah-Nya senantiasa meliputi mereka. Amin ya Mujibas sa’ilin.
Setelah itu setiap tahun saya diberi oleh Allah kesempatan untuk berkunjung ke Saudi Arabia dan Yaman, sehingga berkesempatan untuk mengambil faidah ilmu dari majlis para Ulama’ tersebut. Demikian terus berlangsung sampai tahun 2001 ketika saya memimpin Jihad Fi Sabilillah di Maluku dan Poso Sulawesi Tengah.
Kemudian mulailah masuk laporan serba negatif kepada para Ulama’ tentang kiprah saya di medan Jihad Fi Sabilillah, yaitu berkenaan dengan berbagai kesalahan dan kekeliruan yang saya lakukan padanya. Maka dengan taqdir Allah yang Maha Adil dan HikmahNYA yang Maha Sempurna, laporan tentang berbagai kekeliruan dan kekhilafan saya itu membikin marah As-Syaikh Al-Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali dan beliaupun mengeluarkan maklumat berisi anjuran kepada saya untuk segera menghentikan aktifitas Jihad Fi Sabilillah dan membubarkan Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sehingga pada tgl. 7 Oktober 2002, saya nyatakan pembubaran Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah serta pembubaran organisasi Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ).
PEMUTUSAN HUBUNGAN ULAMA’
Dengan pembubaran LJ dan FKAWJ, rupanya tidak menghentikan santernya arus berita negatif tentang Ja’far Umar Thalib yang dilaporkan kepada para Ulama’, khususnya kepada As-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali. Lebih-lebih setelah peristiwa pembubaran itu saya hanya memfokuskan perhatian saya kepada pondok pesantren Ihya’ As-Sunnah Yogyakarta. Sejak itu saya tidak lagi menelpon para Ulama’ karena memang tidak bisa nyambung setiap usaha untuk itu dan saya tidak ditaqdirkan oleh Allah untuk tidak bisa berkunjung ke Saudi Arabia. Sehingga benar-benar terputuslah hubungan saya dengan para Ulama’ yang masih hidup dan saya pun akhirnya untuk sementara mencukupkan diri dengan bimbingan para Ulama’ yang telah wafat melalui kitab-kitab karya warisan peninggalan mereka.
Lebih seru lagi berita negatif tentang Ja’far Umar Thalib itu, di saat saya hadir dalam acara Dzikir Bersama yang diadakan oleh saudara Muhammad Arifin Ilham bersama para tokoh Sufi (yakni tokoh pengamal ilmu Tasawwuf) dan bahkan tokoh-tokoh Kuburi (yakni tokoh-tokoh penganjur perbuatan syirik dengan mengkeramatkan kuburan orang yang dianggap wali Allah). Ja’far Umar Thalib semakin dianggap telah keluar dari Manhaj Salaf (yakni pemahaman dan pengamalan agama para Salafus Shalih). Apalagi Ja’far Umar Thalib menulis dua artikel di majalah SALAFY edisi tiga dan empat yang menerangkan alasan ilmiah mengapa ikut hadir di acara Dzikir Bersama itu. Maka Ja’far Umar Thalib dianggap telah bergabung dengan aliran Sufi dan meninggalkan Manhaj Salaf. Begitulah terus berlangsung pemberitaan tentang Ja’far Umar Thalib di kalangan Salafiyyin (yakni para penganut Manhaj Salafus Shaleh) di berbagai negeri di dunia, baik kalangan Ulama’nya ataupun kalangan Thullabul ilminya (yakni kalangan pelajar penuntut ilmu agama). Berbagai berita yang beredar itu ada saja yang sampai ke telinga saya dan saya menyikapinya dengan hanya berdoa dan berdoa kepada Allah Ta`ala. Semoga Allah memberi kesempatan kepada saya untuk bertemu As-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali sebelum saya mati ataupun sebelum As-Syaikh Rabi’ wafat. Dan saya terus berdawah dan mendidik ummat dengan Manhaj Salafus Shalih di berbagai acara pengajian di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saya terus berusaha membekali Ummat Islam dengan ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Juga saya terus berusaha membentengi Ummat Islam dari bahaya kerusakan agama mereka, dengan memerangi segala penyelewengan dari pemahaman yang benar tentang agama Allah Ta’ala. Penyelewengan itu dalam bentuk pemahaman Pluralisme, Thariqat Sufiyah, Khawarij, dan berbagai bentuk gerakan hizbiyyah. Saya juga terus berusaha menerbitkan majalah SALAFY (media cetak) dan menayangkan website http://alghuroba.org (di internet). Dan berbagai fasilitas media lainnya, saya gunakan untuk terus mengkampanyekan berbagai materi Da’wah Salafiyah ini.
DAPAT KESEMPATAN UMRAH KE MAKKAH
Setelah berulang kali saya gagal dalam usaha untuk berangkat ke Saudi Arabia, akhirnya Allah Ta’ala menaqdirkan, untuk saya dapat berangkat ke Saudi Arabia pada tanggal 6 Mei 2008. Saya sampai di Makkah dengan niat menunaikan ibadah Umrah di Ka’bah Baitullah Al-Mukarram. Allah Ta’ala memudahkan segenap perjalanan ibadah Umrah saya. Semoga Allah menerima amalan Umrah tersebut. Amin ya Mujibas sa’ilin.
Di saat saya berada di Masjidil Haram Makkah, Allah Ta’ala memberi kesempatan kepada saya untuk berdoa di setiap tempat yang disunnahkan untuk berdoa padanya. Terutama di Multazam, yaitu tempat antara Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah dimana tempat tersebut adalah tempat yang amat didengar doa setiap hamba Allah oleh-NYA dan dikabulkan. Di tempat itu saya berdoa, ya Allah beri saya kemudahan untuk dapat bertemu dengan As-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali dan berkahilah pertemuan kami itu.
Maka dengan Pertolongan Allah Ta’ala dan kemudian dengan pertolongan beberapa ikhwan Salafiyyin di kota Jeddah, akhirnya pada tanggal 10 Mei 2008 saya bertemu As-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali di rumah kediaman beliau di komplek perumahan Awali Makkah. Tampak beliau lebih tua dibanding pertemuan saya dengannya tujuh tahun yang lalu. Setelah salam dan saling menanyakan kabar, langsung saja teman Salafi yang membawa kami dari Jeddah (yaitu As-Syaikh Ahmad Al-Ghamidi), memperkenalkan kami dengan beliau. Dan tampaknya beliau telah lupa dengan saya sehingga beliau baru ingat kalau saya adalah Ja’far Umar Thalib yang memimpin Jihad Fi Sabilillah di Maluku dan di Poso. Begitu beliau mengetahui bahwa yang datang ini adalah orang yang selalu diberitakan dan dilaporkan kepada beliau, langsung saja beliau bertanya kepada saya: “Apa yang kamu inginkan dari saya?” Maka sayapun langsung menjawab: “Saya ingin mempertanyakan apa yang antum nyatakan tentang saya bahwa saya telah antum hukumi keluar dari manhaj Salaf.” Demi mendengar pernyataan saya itu langsung beliau nyatakan: “Saya tidak akan memutuskan apa yang kalian perselisihkan kecuali kalau kedua belah pihak dari kalian telah berkumpul di hadapan saya. Hanya saja saya nasehatkan kamu untuk kembali bergabung dengan salafiyyin di Indonesia. Bukan sebagai pemimpin mereka, akan tetapi kamu menjadi sebagian dari mereka.”
Nasehat beliau langsung saya sambut dengan pernyataan: ‘Wahai Syaikh Rabi’, sesungguhnya sekarang ini tidak ada lagi perkara kepemimpinan. Namun saya ingin mendapat keterangan dan nasehat dari antum tentang mengapa saya dianggap keluar dari manhaj Salaf dan apa nasehat antum untuk saya agar saya dapat memperbaiki kekeliruan saya?” As-Syaikh Rabi’ langsung menjawab: “Saya menganggap kamu keluar dari manhaj Salaf, karena kamu:
1. Menulis surat bantahan terhadap nasehat yang telah saya berikan berkenaan dengan kekeliruan kamu dalam memimpin jihad. Dari suratmu itu saya mendapati bahwa kamu bukanlah Ja’far Umar Thalib yang dulu. Karena tampak dari suratmu itu bahwa kamu telah bersikap tidak sopan kepada Ulama’.
2. Kamu memutuskan hubungan dengan Ulama’.
3. Kamu menggelari saudara-saudara kamu dari kalangan Salafiyyin dengan gelar yang jelek.
Karena itu saya nasehatkan kepadamu agar kamu meninggalkan arena politik praktis. Sebab dengan terlibat dalam arena politik itu kamu terlalaikan dari kemestian da’wah Salafiyah. As-Syaikh Al-Allamah Muhammad Amin As-Syanqithi rahimahullah menyatakan: “Politik gaya demokratisme itu adalah anak perempuannya anjing. Maka jangan kamu memasuki arena politik praktis itu.” Juga saya nasehatkan kepadamu untuk kamu bertaqwa kepada Allah dalam menjalankan kegiatan Da’wah dan ikhlaskanlah amalanmu itu hanya untuk Allah. Saya nasehatkan kepadamu agar engkau menulis berbagai kesalahanmu untuk kemudian kamu bertaubat kepada Allah Ta’ala dari berbagai kesalahan itu. Saya menasehatkan kepadamu agar kamu berupaya sungguh-sungguh untuk membangun semangat saling mencinta di antara kamu dengan saudara-saudaramu kalangan Salafiyyin. Upayakanlah untuk kamu kembali dalam suasana saling tolong menolong dengan mereka dalam rangka kebaikan dan ketaqwaan. Jauhkanlah berbagai sebab yang mengarah kepada perselisihan dan perpecahan di kalangan kalian. Karena perpecahan dan permusuhan diantara kalian itu telah melemahkan Da’wah Salafiyah di Indonesia. Allah Ta’ala berfirman:
Dan janganlah kalian bertikai di antara kalian, karena pertikaian itu akan menjadikan kalian kalah dari musuh kalian dan akan menghilangkan kekuatan kalian.” (Al-Anfal: 46)
Demikian As-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafidhahullah menasehati saya bagaikan Bapak yang menasehati anaknya. Beliau menahan saya di rumahnya agar saya makan malam bersama beliau. Namun karena As-Syaikh Ahmad Al-Ghamidi harus pulang ke Jeddah setelah shalat Isya’ maka kami memohon maaf kepada As-Syaikh Rabi’ dan beliaupun mengantarkan kami pulang sampai ke pintu keluar sambil terus menasehati saya untuk dapat kembali hidup rukun dengan ikhwan Salafiyyin di Indonesia sebagaimana dulu.
MAJLIS UNTUK MENGINGAT KESALAHANKU
Setelah kunjungan saya ke rumah As-Syaikh Rabi’ di Makkah, saya melanjutkan kunjunganku ke Al-Madinah An-Nabawiyah. Di sana saya berkesempatan untuk shalat di Masjid Nabawi dan masjid Quba’. Dalam kesempatan tersebut, Allah Ta’ala menolong saya dengan memudahkan saya untuk berkenalan dengan seorang Thalibul Ilmi senior bernama As-Syaikh Usamah bin Athaya Al-Utaibi. Saya dibawa ke rumah beliau dan kemudian saya dibawa kerumah As-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Hadi Al-Madkhali. Namun Anas bin Muhammad Al-Madkhali menemui kami di luar rumah dan memberi tahu kami bahwa ayahnya sedang sakit sehingga tidak mampu duduk menemui tamunya. Maka kamipun segera menuju ke rumah As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Aqil dan kami diterima dengan senang hati oleh beliau. Sehingga beliau berinisiatif untuk mengundang para mahasiswa Indonesia Salafiyyin yang sedang menempuh studi ilmu-ilmu keislaman di tingkat S2 dan S3 Universitas Islam di Al-Madinah An-Nabawiyah. Maka pada malam berikutnya berkumpullah di rumah As-Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Aqil kurang lebih lima belas orang mahasiswa dan beberapa ikhwan Salafiyyin Indonesia. Di majlis yang moderatornya As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Aqil itu terjadi perdebatan yang seru tentang berbagai masalah berkenaan dengan tindakan saya yang dinilai salah oleh para mahasiswa itu. Dan yang paling seru pembahasannya ialah perkara kehadiran saya di majlis dzikir Arifin Ilham dan kecenderungan saya untuk sependapat dengan tulisan Abdullah bin Yusuf Al Judai’ yang menghalalkan musik dalam kitabnya yang kontroversial berjudul Al-Musiqa wal Ghina’ fi Mizanil Islam (artinya: Hukum Musik dan Nyanyian Dalam Timbangan Islam).
Dalam majlis itu saya kemukakan alasan saya menghadiri majlis dzikir itu, yaitu karena saya yakin bahwa dzikir bersama itu bukanlah bid’ah dan saya hadir di sana adalah dalam rangka menyampaikan ceramah berkenaan dengan ilmu serta seruan saya kepada yang hadir untuk mempelajari serta mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, kemudian meninggalkan syirik dan bid’ah. Mereka yang hadir meyakini bahwa dzikir bersama itu adalah bid’ah sebagaimana pendapat Al-Imam As-Syatibi. Saya mengemukakan kepada mereka dalil-dalil dari As-Sunnah An-Nabawiyah berkenaan dengan dzikir bersama serta keterangan para Ulama’ Ahlus Sunnah wal Jamaah terhadap dalil-dalil tersebut. Akhirnya As-Syaikh Muhammad menyimpulkan bahwa masalah tersebut perlu dipelajari lagi lebih serius. Namun permasalahan kehadiran saya di majlis dzikirnya Arifin Ilham itu dinilai oleh para hadirin, lebih banyak merugikannya dari pada menguntungkan untuk kepentingan Da’wah Salafiyah. Karena di sana saya ditampilkan duduk dengan para musuh Da’wah Salafiyyah seperti hizbiyyin dan quburiyyin. Yang demikian ini dikuatirkan akan mengesankan bahwa kita harus bersatu dengan hizbiyyin dan quburiyyin. Padahal Da’wah Salafiyyah sangat menentang hizbiyyah dan segala bentuk penyembahan quburan yang dikeramatkan. Maka dalam hal pandangan mafsadah (kerusakan) yang ditimbulkan oleh kehadiran saya di majlis itu, saya setuju dengan segenap yang hadir di rumah As-Syaikh Muhammad, dan saya nyatakan bahwa Ja’far Umar Thalib tidak sepantasnya untuk mendatangi majlis dzikir Arifin Ilham meskipun untuk berceramah padanya. Maka dengan tulisan ini sekaligus saya nyatakan bahwa mulai sekarang Ja’far Umar Thalib tidak akan hadir di majlis dzikir Arifin Ilham dan sekaligus juga Ja’far Umar Thalib menyatakan keluar dari Dewan Syari’ah Majlis Adz-Dzikra Arifin Ilham.
Adapun permasalahan pandangan saya tentang halalnya musik berdasarkan bacaan saya dari buku karya Abdullah bin Yusuf Al-Judai’, maka para mahasiswa Indonesia itu memberi tahu saya bahwa telah terbit buku bantahan terhadapnya yang ditulis oleh As-Syaikh Abdullah Ramadhan bin Musa yang diterbitkan oleh Darul Mu’ayyid –Riyadh Saudi Arabia. Merekapun memberikan kepada saya buku bantahan tersebut sebagai hadiah untukku berupa kitab yang tebalnya 620 halaman. Saya dengan senang hati menerima hadiah tersebut yang sangat berharga bagi saya dan langsung saya pelajari sampai artikel ini saya terbitkan. Saya belum selesai mempelajarinya dan untuk sementara saya nyatakan disini bahwa saya mencabut peredaran fatwaku tentang musik ini. Dan saya terus mempelajari tentang masalah tersebut.
Dan dalam rangka menjalankan apa yang dinasehatkan oleh As-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali kepadaku, maka dalam tulisan ini saya lengkapi pernyataan taubatku kepada Allah dari tindakanku menggelari Salafiyyin di Indonesia dengan gelar Ahlul Fitnah wal Khiyanah (artinya tukang fitnah dan tukang khianat). Saya nyatakan bahwa saya telah bersalah dengan menggelari mereka seperti itu, dan dengan demikian saya cabut pernyataanku yang demikian itu. Maka dengan kerendahan hati saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap Salafiyyin atas kesalahan dan kedhalimanku terhadap hak kehormatan mereka.
Saya juga mengajak segenap Salafiyyin untuk bersatu kembali dalam naungan manhaj Salafus Shalih dan terus-menerus kita perlu mengoreksi diri kita sendiri dari berbagai kesalahan, kekhilafan dan penyimpangan dari manhaj tersebut. Marilah kita tumbuhkan semangat ukhuwwah Islamiyyah di atas landasan Al-Kitab dan As-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah. Kita tumbuhkan husnud dzan (baik sangka) di antara kita Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan jauhkanlah berbagai suud dzan (sangkaan jelek) terhadap sesama kita agar kita dapat mematahkan berbagai makar setan yang terus-menerus ingin menyalakan api fitnah diantara Salafiyyin untuk melemahkan perjuangan Da’wah Salafiyyah.
Saya terus berdoa kepada Allah Ta’ala untuk membuka hatiku dan hati segenap Salafiyyin di Indonesia khususnya untuk menyambut ajakan dan seruan persatuan kembali Salafiyyin dalam suasana persaudaraan dan cinta karena Allah. Semoga Allah Ta’ala memberi hidayah dan taufiq kepada saya dan kepada segenap ikhwan Salafiyyin untuk kita saling menegur dan memperbaiki berbagai kekurangan, kesalahan, dan penyimpangan kita dalam suasana penuh cinta serta husnud dzan dalam ikatan persaudaraan karena Allah semata. Ya Allah, kabulkanlah doa hamba-MU ini. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mendzalimi diri kami. Maka bila ENGKAU tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami menjadi golongan orang-orang yang merugi.
P E N U T U P
Saya tulis segala cerita dan pernyataan saya di dalam artikel ini dengan mengharap ridla Allah dan barakahNYA. Tentang apakah cerita yang saya sampaikan di sini memang benar, maka saya nyatakan di sini bahwa saya tidak punya bukti dan tidak punya saksi bagi kebenaran ceritaku di sini. Jadi bagi pembaca yang menyangsikan cerita ini atau bahkan tidak mempercayainya, maka alhamdulillah saya tidak keberatan dan tidak dirugikan. Hanya Allahlah yang menjadi saksi tentang kebenaran cerita ini, karena Dia-lah yang Maha Tahu segala yang terjadi dan segala yang tersembunyi di lubuk hati yang paling dalam. Siapapun yang ingin menegur dan membukakan pikiran saya dengan ilmu tentang kesalahan dan kekhilafan saya atau bahkan penyimpangan saya, saya akan sangat berterimakasih kepadanya bila dia langsung menghubungi saya. Bukan dengan SMS gelap atau surat kaleng ataupun yang sejenisnya. Karena teguran dengan jalan gelap yang demikian itu lebih membesarkan peluang bagi syaithan untuk menumbuhkan su’udzdzan dan permusuhan di antara kita. Wallahu a’lamu bis shawab.
Al-Ustadz Ja’far Umar Thalib
Sumber : WWW.ALGHUROBA.ORG
Posted on Agustus 21, 2008, in Berita and tagged Berita, Ustadz Ja'far Umar Thalib. Bookmark the permalink. 35 Komentar.
semoga aqidah salaf semakin meluas keseluruh negri,atas kembalinya ustadz jakfar ke dalam salafiyin,amiin.
Alhamdulillah,.mudah-mudahan ruju’nya beliau dapat dipertanggung jawabkan,.dan ini menjadi penghalang bagi para hizbiyyun ,.yang mengatakan salafiyyin tidaka akur dan saling serang satu sama lain,..barakallahu fikum
Syukur Alhamdulillah atas sadarnya Ja’far
Saran ana kepada Ust. Ja’far, jika memang antum benar2 ingin kembali ke manhaj ini, mohon jangan terburu2 untuk berbicara; karena dulunya antum sudah banyak memecah belah para salafiyun.
Jika antum ingin bicara, maka bicaralah untuk mengoreksi kesalahan2 antum terdahulu sehingga salafiyun Indonesia bisa kembali utuh bersatu.
Untuk hal-hal yang berkaitan dengan Da’wah Islam, sekali lagi ana berharap antum lebih banyak menjadi pendengar; karena kami belum mengetahui apakah akhlaq antum juga telah kembali sebagaimana yg diharapkan manhaj ini.
Allahu a’lam
Ustadz ja’far bukanlah yang memecah belah para salafiyyin tapi tukang gossip lah yang mencerai beraikan nya karena klo ada orang yang ingin klarifikasi silahkan datang langsung ke Ma’had ihya’us sunnah temui ustadz ja’far umar thalib bukan qila waqola
Alhamdulillah,semoga ustadz ja’far diberi keistiqomahan didlm menjalnkan manhaj salaf.
Ana do’akan kepada al ustadz Ja’far agar tetap istiqomah terhadap da’wah yang haq yaitu da’wah tauhid diatas pemahaman salaful ummah dan semoga allah ta’ala mengampuni dosa anda dengan taubat dan ruju’ kepada da’wah salaf dan dengan kembalinya anda kami harapkan da’wah ini akan semakin berkembang dengan izin allah ta’ala..
Ana do’akan juga kepada salafiyyin di dunia pada khususnya di indonesia agar tetap bersatu dan jangan bercerai berai…
Hanya kepada allah jualah kami berharap..
masya Allah… laa quwaata illa billah, ana doakan semoga ustadz diberi keistiqomahan di atas manhaj yang haq ini… diberi kesabaran dan kearifan dan hikmah dalam dakwah… dan tetap menjaga kasih sayang kepada sesama salafiyyin di Indonesia
Bismillah.
Setau ane, ketika Imam Abul-Hasan Al-Asy’ari menyatakan taubat dari aqidah mu’tazilah, para ulama di jaman beliau “menguji” taubat beliau. Dan “pengujian” taubat beliau tersebut berakhir setelah:
1. Beliau kembali ber-wala’ kpd ahlusunnah
2. Beliau menulis kitab bantahan thd aqidah mu’tazilah dg judul Al-Ibanah.
Maka, demikian juga bagi Ust. Ja’far, tentu lebih butuh untuk diuji lagi pengakuan ruju’ beliau.
Bukan begitu? Allahu a’lam
JANGAN MEMECAHBELAHKAN UMMAT MARI KITA DAKWAHKAN AGAMA INI
SEMOGA ALLOHU AZZAWAJALLA MEMBERIKAN KEISTIQOMAHAN KEPADA USTADZ JA’FAR DALAM MENITI JALAN SALAF DAN SEMOGA ALLOHU AZZA WAJALLA MEMA’AFKAN KEKELIRUANNYA !
akan tetapi,,,tolong lah jangan membuat barisan Ahlussunnah pecah dengan tahdzir sana-sini…sehingga kyk firqoh baru aja…
Alhamdulillah…laa haula walaa quwwata illaa billaah…
Semoga Ustadz terus dalam hidayah sunnah hingga menghembuskan nafas terakhir…
sebenernya ana korban kebingungan tahdzir-mentahdzir antara ahlus-sunnah, bahkan sempet pusing sekali. Ana sangat berharap dakwah sunnah ini dapat tumbuh dan terus berkembang dengan bersatunya ustadz-ustadz yang mengajarkan manhaj salaf
barakallahu fiik
Semoga Ust tetap di jaga oleh Allah untuk tetap di jalan yang Haq ini ( Manhaj Salaf )
alhamdulillah.barakallahulak..ana sarankan antum untuk men-on air-kan pernyataan taubat antum di radio rodja 756 am..
Ane jadi bingung, Jakfar Umar Thalib itu dulunya beragama Islam, apa sekarang berganti agama jadi Salaf ya ? ato ane salah tangkap dr tulisan2 diatas ?
CMIIW, maklum msh fresh
afwan, yg dimaksud adalah manhajnya akh..
antum belum paham to.
ndak ush di pikirkann nanti malah pusing
alhamdullih 3x hikmahnya murid 2 tidak boleh menkultuskan seorang ustat senior dan menerima kembali setalah ruju
Alhamdulillah.
Ustad Jafar Umar Thalib Ruju,kapan Ustad akan kembali duduk lagi di barisan Ikhwah Salafiyin dan para Asyatid Alumnus Mahad Damaj Yaman,kapan pernyatan Ustad utk ruju di terima Para Masyikh dan Asyatid Salafiyin.
Syukron.
semoga ini menjadi pertanda bahwa Alloh akan menguatkan salafyin di Indonesia. dan semoga taubatnya benar-benar taubatan nashuha. amin
alhamdulillah, ahlan kepada ustad ja’far yang kembali ruju’ tapi tolong di ajak teman2 ustad yang laen, di aceh masih banyak mantan pengikut antum yang masih aja tahzir sana sini, apa lagi sekarang pecahnya kubu hajury dengan kubu al-mar’i pula…
iya tuh…di kampung ku. mantan murid-murid ust. ja’far masih sering memanggil salafiyin dengan julukan-julukan yang buruk dan kurang berlemah lembut dalam memberi nasehat.
akhirnya…salafiyin yang di musuhi oleh masyarakt luas gara-gara perbuatan mereka yang ga di sertai dengan sikap lemah lembut.
Tolong dong di nasehatin mereka..!!
Terkadang saya merasa ingin bertemu dengan ustadz Ja’far Umar Thalib. Tapi apakah mungkin ?. Saya bukanlah seorang ustadz, pengetahuan agama saya sangatlah dangkal jika dibandingkan dengan dengan beliau. Terlebih, saya merasa berada di pihak yang berbeda.
Saya tahu bagaimana sikap beliau terhadap Sayyid Quthb, saya tahu bagaimana sikap beliau terhadap Hassan Al-Bana, saya tahu bagaimana sikap beliau terhadap Ikhwanul Muslimin. Tapi, semua ini tak mengurangi rasa hormat saya pada beliau.
Ya, terkadang saya ingin datang ke tempat Ustadz Ja’far dan mengajak beliau berbincang. Tapi saya selalu membuang jauh-jauh perasaan ini. Saya yakin, beliau akan menerima siapa saja yang datang dengan maksud baik, tapi saya selalu merasa tak pantas jika seorang yang berpengetahuan dangkal seperti saya menemui beliau.
Mungkin saya tak akan pernah berbincang dengan beliau. tapi saya berharap suatu saat saya dapat mendengar khutbah dari beliau.
Dan kepada saudara-saudaraku dari Salafiyin, mohon sampaikan salam saya pada beliau.
“Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Semoga Allah selalu melindungimu, yaa ustadz Ja’far Umar Thalib”.
afwan seblumnya, saya pernah mendengar kajian yang disampaikan oleh Ja’far Umar Thalib mengenai sifat manusia, beliau pernah berkata bahwa manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh, namun memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya yaitu bertawadhu atau merendah diri, yang saya ingin sampaikan di sini, kalaupun beliau benar telah bertaubat kepada Allah SWT atas kesalahan yang telah beliau lakukan, maka urusan beliau dengan Allah SWT telah selesai (perihal taubat), namun apakah beliau juga telah meminta maaf kepada saudara-saudara salafiyyin terkhusus di Indonesia ini. Kalaupun beliau telah menyatakan minta maaf, apakah beliau pernah bertemu dengan saudara-saudara salafiyyin tersebut. Kalau beliau benar-benar bertawadhu kepada Allah SWT, hendaknya beliau lah yang memulai untuk melakukan silaturahim kepada saudara-saudara salafiyyin di Indonesia, jangan sampai ada perasaan karena beliaulah yang pertama kali gencar mendakwahkan manhaj salafiyyin di Indoneisa ini (red : senioritas), oleh karena kita adalah manusia yang sangat dzalim dan sangat bodoh, hendaknya kita buang perasaan seperti itu. Marilah saudaraku Ja’far Umar Thalib, di bulan yang suci ini, engkau datangi saudara-saudaramu untuk bersilaturahim agar tercipta ukhuwah islamiyah di antara salafiyyin. Saya adalah salah satu pengagummu dahulu, namun karena ada Alqur’an dan Sunnah, saya pasti akan memilih keduanya (alquran dan sunnah) semoga engkau tetap dapat menjadi seseorang yang saya kagumi hingga akhir nanti. Buktikan taubatmu dengan bersilaturahim dengan saudara-sadaramu (ust. Muhammad Umar Assewed, Ust. Askari Bin Jamal Albugisi, Ust. Lukman Baabduh, Ust. Dzulkarnain dll), agar tidak terus menimbulkan perasangka yang buruk pada mu dan manhaj salafiyyin ini. lakukanlah semua ini karena untuk mendapat ridha Allah SWT. Semoga Allah senantiasa menjagamu dan saudara-saudaramu. Amin.
ibnu nabil said :
Marilah saudaraku Ja’far Umar Thalib, di bulan yang suci ini, engkau datangi saudara-saudaramu untuk bersilaturahim agar tercipta ukhuwah islamiyah di antara salafiyyin. Saya adalah salah satu pengagummu dahulu, namun karena ada Alqur’an dan
Sunnah, saya pasti akan memilih keduanya (alquran dan sunnah) semoga engkau tetap dapat menjadi seseorang yang saya kagumi hingga akhir nanti. Buktikan taubatmu dengan bersilaturahim dengan saudara-sadaramu (ust. Muhammad Umar Assewed, Ust. Askari Bin Jamal Albugisi, Ust. Lukman Baabduh, Ust. Dzulkarnain dll), agar tidak terus menimbulkan perasangka yang buruk pada mu dan manhaj salafiyyin ini. lakukanlah semua ini karena untuk mendapat ridha Allah SWT. Semoga Allah senantiasa menjagamu dan saudara-saudaramu. Amin.
““““““““““““““““““““““““““`
aamiin ya robbal ‘alamiin.
alangkah indahnya apa yg antum sampaikan,
masalah bertemu dengan para asatidz:
kalau dengan ustadz sewed dah sering, tapi sifatnya tertutup atau tidak di publish, karena kan ustadz sewed menikah juga dengan salah satu ponakannya ustadz ja’far.
ustadz sewed juga pernah mngunjungi ustadz ja’far ketika beliau sakit.
kalau dengan ustadz lukman, maka ustadz lukmanlah yang menghindari pertemuan dengan ustadz ja’far, mengenai hal ini silahkan antum tanya sendiri ke ustadz lukman apa sebabnya,
sekedar bahan pertimbangan berikut ini ana nukilkan buat antum transkrip ceramah ustadz ja’far ketika para salafiyyun mencoba bertabayyun dan bertatsabbut pada beliau terkait seluruh fitnah yang terjadi terhadap dakwah salaf, semoga bermanfaat.
ini dia transkripnya. sedangkan file audionya silahkan antum download di http://www.downloaddakwahsalafyWordPress.com.
Bagian pertama.
Tafaddholu
bismillahirohmanirrohim
Alhamdulillah
Sholawat
Ikhwani fiddin a’azza kumulloh
Mungkin ide, kita bermajlis di rumah alakh wintazon ini, kelanjutan dari pada obrolan kita pada hari jum’at, tanggal berapa itu …? Tanggal 4 kemarin dirumah al akh aslam banyumanik. Dan semua ini mudah mudahan dengan taufik dan hidayah dari ALLOH subhanahu wata’ala. Aamiin. Dan juga semua ini mudah mudahan kita niatkan…( sampai disini rekaman terputus.)
Bagian ke dua…
Disana ternyata a,, kita sudah berusaha telpon tapi tidak diangkat..oleh para masyaikh yang kita telpon seperti seikh robi’ atau seykh Muhammad. Aaahhh tidak ada yang angkat makaa.. pulanglah kita kembali ke kaliurang dan saya nyatakan bahwa saya tidak bisa memimpin sidang ini kelanjutannya berhubung besok saya harus ke Jakarta hari rebo waktu itu sebab hari kemis ada sidang kasus saya di pengadilan negeri Jakarta timur.
Maka sidang saya serahkan pimpinannya kepada usamah mahri, usamah bin faishol mahri untuk di lanjutkan. Dan saya berangkat ke Jakarta. Saya pulang dari jakartaa. Sudah ada cerita, katanya waktu saya berangkat ke Jakarta, rebut ada protes dari al akh lukman baabduh protes. “kenapa kok kamu hai usamah yang ditunjuk, yang berhak untuk ditunjuk itu saya, kenapa kok kamu..? begitu”. Ya kalo kamu mau ambil aja. Begitu (kata usamah).
Nah kemudian dari hasil sidang yang dilakukan, sepergi saya ke jakarta itu, bertemulah dengan saya di rumah saya di degolan, 12 orang ustadz kurang lebih. Di maktabah. Dan.. semua dengan pimpinan usamah mahri menyatakan sepakat dengan usul saya, yaitu PEMBUBARAN LASKAR JIHAD ahlus sunnah wal jama’ah.
Saya sampaikan tiga catatan kepada mereka berduabelas itu, tiga catatan penting saya pesankan,
pertama:
Jangan kalian dengan pembubaran ini mengesankan bahwa jihad yang kita lakukan kemarin itu adalah bathil. Hati hati dari itu.
kedua:
siap siaplah mental kalian untuk kemungkinan ada masa pasca pembubaran itu menghadapi tekanan tekanan setelah dinilai kita bubar terhadap dakwah salafiyah.
ketiga:
dan ini juga penting saya bilang, kemungkinan untuk pihak nashoro bangkit kembali keberaniannya untuk menumpahkan darah muslimin setelah tahu lascar jihad telah di bubarkan. Begitu.
Kemudian seingat saya, askari dan beberapa teman yang hadir disitu waktu itu memeberikan usulan atau catatan ke empat ustadz, silahkan saya bilang, kata askari: kesalahan2 yang terjadi selama ini selama kita berkiprah dimedan jihad itu hendaknya jangan ditumpahkan ke ustadz ja’far saja. Tapi itu adalah kesalahan kita bersama karena kita semuanya yang menjalankannya.ya. saya bilang sepaka..t
Kemudian 12 orang bersama saya sepakat mau menandatangani apa itu.. surat pernyataan pembubaran lascar jihad beserta semua komponennya. Termasuk dalam hal ini FKAWJ dan semua komponennya itu bubar. Kita tanda tangan. Dalam berita acara untuk kita bagi bagikan ke mass media. Saya akan kejakarta lagi karena ada sidang lagi di jakrta di pengadilan negeri Jakarta. Cepat kalian tanda tangan untuk berita acara ini kita perbanyak.
Yaaa.. dan. Akhirnya sampai saya berangkat lagi kejakarta belum juga di tanda tangani berita acara itu. Saya tidak tahu siapa penggagasnya, tiba tiba ada sidang katanya di muntilan.
Sepergi saya ke Jakarta yang berikutnya , dan didalam sidang itu ada pengadilan in absensia terhadap saya, kesimpulannya bahwa kesalahan 2 yang terjadi selama jihad ini adalah semata mata ansikh kesalahan ja’far umar thalib, begitu . maka kita laporkan kepada para masyaikh, berbagai kesalahan2 itu untuk supaya para masyaikh mentahdzir ja’far umar thalib.
Kesimpulan kedua dari sidang itu, yang saya dapatkan sebulan setelah sidang itu, dengan susah payah kesimpulan2 itu, berita tentang isi sidang itu dengan susah payah saya dapatkan sebulan stelah sidang itu. Saya ndak tahu apa2.
Waktu pulang dari Jakarta tiba tiba pondok pesantren sepi, ndak ada orang. Saya ndak tahu ada kejadian apa ini. Kemudian saya sempat waktu itu dari sidang di pengadilan negeri Jakarta timur itu sempat mampir ke secretariat FKAWJ di Jakarta tiba tiba sudah di gembok, gemboknya gueede. Saya tek tek tek gak ada yang keluar, padahal di dalamn ada suara orang, tapi ndak ada yang keluar, ya saya pergi, saya tidak tahu ada apa.
Ternyata ada kesimpulan kedua dari sidang itu, menyatakan bahwa ja’far sesungguhnya telah sesat dan mempunyai pemahaman khowarij, yang dengan sebab itu kita harus jauhi dan kemudian dalam rangka menjalankan keputusan atau kesimpulan kedua ini, di adakan pidato yang direkam di kanttor DPW FKAWJ Jogjakarta, yang pidato adalah lukman ba’abduh, yang isinya menyatakan bahwa ja’far adalah khowarij.
Dan ini kita sedang laporkan kepada masyaikh, dan pasti sebentar lagi masyaikh akan mentahdzir ja’far, karena itu kita tunggu ulama, aa sementara kita tunggu ulama , kita jangan dekat2 sama ja’far.
Semua pengajian yang di bikin oleh ja’far, saya bikin pengajian di beberapa kota, mungkin kalian juga tahu, di Jakarta saya bikin pengajian di masjid al furqon dewan dakwah, tabis iblis ibnul jauzi. Di bandung saya bikin pengajian mizanul I’tidal muntaqo minhajus sunnah al imam adz dzahabi tentang rafidhoh, di purwokerto di masjid fathimatuz zahro saya bikin pengajian jami’ bayanil ‘ilmi wa fadlih ibnu abdil barr, kemudian di Surabaya di perak di masjid mujahidin saya bikin pengajian kitabul iman ibnu mandah, di bangil, di masjid apa itu di bangil itu, masjid yang di pinggir sungai itu di manarul islam saya bikin pengajian al ibanah karya al imam abul hasan al asy’ari, dan semua itu termasuk di jogja syan bikin pengajian tafsir as sa’di.
Semua itu harus di bubarkan dan di tempeli logo “ pengajian dibubarkan untuk waktu yang tak terhingga” dan bubar semuanya. Saya dalam keadaan pembubaran pembubaran pengajian itu tidak tahu, kalo ada pidato lukman ba’abduh, setelah sidang di muntilan itu, setelah kurang lebih sebulan saya baru dapet kaset dan baru dapet kesimpulan berita kesimpulan tentang hasil sidang itu, begitu yang terjadi.
orang orang pun di bilang, ya.. kita nunggu ulama lah. Nanti akan datang sebentar lagi, sampai rhomadhon, romadhon belum datang, ya nanti habis romadhon, hari raya idul fthri belum datang ya nanti idul adha , hua hua hua.. sampai sekarang.
Itu yang terjadi termasuk saya pulang dari Jakarta , haaa kalo ini pribadi,, yaa.. tiba tiba istri saya tidak mau ketemu saya salah seorang dari istri saya, lho kenapa ? yaa saya nunggu ulama, apakah kamu sesat atau tidak, oooh.. yaaah, kenapa,,? ada keterangan dari para asatidzah, kalo kamu itu khowarij, oooh… nih saya terangkan..! hhaaa sesungguhnya saya itu begini lho perinsip saya itu, gimana ? percaya enggak kamu sama saya…? Nggak bisa.. saya lebih percaya sama dewan asatidzah. Ya sudah saya cerai kamu. Saya cerai… begitu. lha masak saya punya istri tapi saya nggak boleh mendekat, untuk apa…mmm ya saya cerai… berhubung ja’far na’udzu billah dianggap sesat.
Begitulah yang saya alami.
mudah mudahan yaa sayaaa tidak keliru di dalam menyampaikan apa yang saya alami dan saya rasa, dan apaaa… aaa tentunya semua ini saya ambil pelajaran saja.
Oktober pembubaran laskar dan saya sibuk dengan pengadilan negeri Jakarta timur, Alhamdulillah saya desember itu dapat keputusan dari pengadilan negeri jakrta timur keputusan bebas murni, dalam kondisi saya dating sendiri, ke pengadilan dengan kakak saya hilal.
Saya tidak tahu tiba tiba.. ini kerjaannya hilal. Maklum orang awam kakak saya hilal ini. Tiba tiba apa orang orang pakai baju putih putih , terus sholawatan, siapa ini..? wes meneng ae kon,. Katanya, katanya hilal, allohu yahdik,, ada apa kau bawa orang orang kayak gini..?! ini rupanya mereka ini abis demo dimana gitu..orang orang FPI ini. Terus di menggokkan sama hilal ini… ke pengadilan negeri Jakarta timur, la haula wa la quwwata illa billah, ish haadza..? sudaaah. Uskuto kau itu..! begitu.
Dan dengan keputusan bebas murni itu saya Alhamdulillah saya lebih focus, sebab keputusan babas murni dalam pengadilan negeri itu tidak bisa naik banding jaksa, putus sudah samapi di situ. Jadi kita tidak usah di ruwet2kan oleh berbagai naik banding waalla apa,, saya lkebih focus kepada diri saya sendiri dan keluarga saya sendiri artinya sisa sisa keluarga saya yang masih bisa dimselamatkan.
Dan mulailah saya..mentelaah apa sesungguhnya yang terjadi, dan berbagai kekeliruan dan kesalahan.
Saya berusaha untuk mengirim surat kepada seiykh robi’ dan juga berusaha telpon kepada beliau, tapi yaaa. Ndak bisa itu, apa karena nomernya salah, atau karena apa ndak di angakat. Kemudian saya berinisiatif mau ke luar negeri, tapi saya di tahan oleh kepal BIN waktu itu Hendro Priyono. Memeberi warning kepada saya, ustadz jangan ke luar negeri, tolong..! ini kita masih usahakan, msih kita upayakan, untuk nama ustadz di coret dari FBI, sebab nama ustadz masih tercantum di FBI dan di FATIKAN, sebagai teroris internasional. Dan kalo ke luar negeri ustadz di Agus dwi karna kan. Begitu. Ya di jebak, kayak kasusnya agus dwi karna. Kan koper kita kalo naik pesawat itu kan masuk bagasi, dan bagasi itu di kuasai mereka kan.. di iseni bahan peledak dan sebagainya kan atau di iseni morfin atau apa kan ndak ada masalah. Aaa itu kasus 2 yang terjadi. Ustadz ini gampang di tangkep kalau ke luar negeri, jadi tolong ustadz sabar..! sabar sabar sabar, saya ke luar negeri saya ndak bisa, saya berusaha telpon ndak bisa. Saya ke luar negeri ndak bisa, sabar sabar sabar sabar sabar sabar sampai ada berita dari wakil kepala BIN yaitu as’ad, as’ad memberitahu saya, ustadz Alhamdulillah nama ustadz sudah di coret dari FBI ustadz bisa ke luar negeri sekarang.
Tapi kalau dari vatikan masih belum di coret, jaddi jangan ke negara2 yang berada di bawah pengaruh Vatikan, mana Negara yang dibawah pengaruh vatikan? Yaaa contohnya sepetrti filifina atau Australia, jangan karena nama ustadz masih tercantum. Kalau saya umrah ke Saudi bagaiamana? Oh ndak apa apa udah ndak ada masalah.
Alhamdulillah.. beranglkatlah saya setelah 7 tahun mendekan di Indonesia, tidak bisa ke luar negeri. Dan bulan mei tahu 2009 umrah pertama . itu pertama kali, ooh… 2008itu yaa. . itu pertama kali saya setelah 7 tahun tidak ke luar negeri. karena memang ndak bisa masyaikh di hubungoi dengan telp. Kecuali hanya dengan kunjung ke beliau beliau.
saya datang dan langsung ketemu seykh Robi’ Bin Hadi Al madkholi ke rumah beliau di mekkah. Dan itulah pertemuan seperti yang saya ceritakan di majalah salafy tersebut. Wallohu ‘alam bis showwab, mungkin ini muqoddimah dalam memulai obrolan kita di majlis ini, wassalamu ‘alaikum warah matullohi wa barokatuh.
masih ada banyak kelanjjutannya…
saya barusan membaca artikel pengakuan ustad yang sangat dihormati dan disegani baik pada wilayah keilmuanya dan kesholehannya terlebih lagi disaat saudara muslim diAmbon dan diPoso dibantai oleh kaum nasoroh beliau dengan rasa persaudaraan seiman mampu untuk mengkoordir kekuatan laskar jihad untuk mengayomi kelemahan kaum muslim yang ditindas dalam suasana jihat oleh para musuh agama Allah sehinggga membangkitkan semangat jihad yang merupakan amalan yang tertinggi dalam satu kesatuan dalam ajaran islam, ditamba dengan efek gunung es yang ketika kaum muslim Ambon dan poso masih awam tentang dakwa salafi beliau masuk sekaligus mendakwakannya.Sekali lagi beliau adalah pahlawan Mujahidin. Semoga amal kebaikan ustad diterima disinya sebagai amalan sholeh. Amin
Semoga al akh Uztads Ja’far Umar Thalib kembali kedalam barisan salafiyyin lagi.Ana menunggu al Akh bersilaturrahim ke Uztads lainnya di Indonesia. Ana juga dulu dalam barisan lasykar Jihad di Ambon setelah mundur dari lasykar ana tak pernah lagi ketemu beliau.
Hanya dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam yang menjadi pembeda antara yang haq dan yang bathil….. salam buat uztad Ja’far dan baisan salafiyyin lainnya
yg terpenting utk ust ja’far adalah bersatu dan islah dgn 2 ust yg dituakan seluruh salafiyyin di indonesia yg mana beliau memulai da’wah salaf dinegri ini bersama keduanya ya’ni ust yazid jawwas & ustadzuna aunur rafiq ghufran. semua tentu mengakui, hatta org” awwam bahwa beliau adalah seorg orator yg ulung akan tetapi sebab yg paling mendasar yg menyebabkan byknya kekeliruan yg beliau perbuat adalah kurangnya ilmu dan ambisi kepemimpinan. semoga Allah mengampuni dan manusia memaafkan beliau. aaminn..
Kapan ustadz ngisi tabligh akbar bersama ustadz-ustadz salaf yang lain ? Ana tunngu kabarnya ustadz.
Subhanallahi wal Hamdulillah…Maha Suci Allah dan Segala Puji Hanya MilikNYA Semata, semoga dengan kembalinya Taubatnya ust. Ja’far Umar Tholib dan semoga memang benar2 taubatan Nasuha sehingga dapat terampuni dosa2nya baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia terkhusus ikhwah salafiyyin yang terdholimi oleh ustadz.
Teruntuk kita sebagai thullabul ‘ilmi agar kita juga mau memaafkan ustadz dengan pernyataan taubat serta ruju’nya untuk kembali ke dakwah yang di ajarkan Nabi kita melalui pemahaman para salafus sholih…kami sebagai thullabul ‘ilmi juga menyambut ustadz dengan lapang dada semoga ‘ilmu yang ustadz dapatkan dapat di ajarkan kepada kami sehingga dakwah ini dapat tegak pada diri2 kita semua…Amiiin
Wallahu a’lam
Barakallahu fiik wa Jazakallahu khoirul jazaa…
bismillah….’afwan wahai saudara saudara sekalian.. ana tidak bermaksud lancang. kepada antum yang mencintai dan mamenerima ustadzuna Ja’far Umar Thalib dengan apa adanya, ana ucapkan barokallohu fiikum. tapi bagi yang masih menanggapi dengan”agak miring2″ maka teruslah dengan sikap antum ini padahal antum tidak tau yang sebenarnya, dibalik
semua itu.karena ana yakin antum tidak pernah tabayyun kepada yang bersangkutan, melainkan hanya membebek tok kepada orang2 yang terlanjur atum percaya.sampai kelak dihadapan pengadilan ALLOH TA’ALA, semoga antum tidak termasuk orang2 yang menyesal karena telah terjatuh pada perbuatan zhalim terhadap saudaramu tanpa engkau sadari, dan akirnya pihak yang terzhalimi itulah yang diuntungkan. dan bagi semua ikhwan yang takut kepada ALLOHTA’ALA sehingga berusaha melakukan tabayyun secara langsung
kepada beliau terkait masalah ini sampai serinci-ricinya di semarang beberapa waktu lalu, semoga yang MAHA MENGETAHUI lagi MAHA PENGAMPUN, merahmati dan mengampuni kita semua. sekali lagi ‘afwan, jangan marah ana hanya sekedar mengingatkan, barokallohu fiikum. aamiin.
Assalamualaikum wrwb. setahu ana ustadz Jafar sudah berusaha berbaik2 dengan semua kalangan muslim, kullu…tapi apa balasannya?…. malah mereka yg mengaku salafiyyin itu yg tidak mau menyambutnya dgn baik…malah yg mengaku salafiyyin itu tak pernah lagi menganggap ustadz jafar sebagai seorang guru…sering ana denger mereka sebut dgn sebutan ngeledek yaitu JAMARTO saja…ato si jafar dan sangat meremehkan org yg punya ilmu, tidak usaha untuk saling memuliakan sesama muslim…(aneh! padahal mereka mengaku ahlusunnah) dan mereka itu berda’wahnya kaku dan sakle’tanpa periksa dulu apakah org berilmu atau orang awwam main sikat aja…tanpa ada hikmah…mau tau akibatnya???? akhirnya banyak masyarakat muslim kebanyakan yg tidak senang dengan salafiyyin, mereka akhirnya masyarakat malah jauh dari sunnah…sekarang siapa yg salah. lha mereka dakwahnya aja secara ekslusif…(ana malah melihatnya seperti hisbiyyah). kalo bukan ustadz dari kalangan mereka mana mereka mau mendengarkan, mana mereka mau menghormati ustadz2 yg lainnya, kalo tidak mengaji di tempat mereka… dianggap tidak sunnah. di sisi lain mereka membenci ahlusunnah yang lain dengan mencela dan menceritakan kejelekan2 saudara muslimnya tetapi mereka tanpa malu2 berlomba2 untuk meminta dana dari IHYA UTTUROST Kuwait…keif hadza?……ajiib!
Alhamdulillah Allahu Akbar allah lah yang memutar balikakan hati orang baik kepada petunjuk atau kesesatan Wahai! Zat yang membolak balikan hati tetapkan;lah hati kami didalam agamamu
Semoga Allah Ta’ala selalu merahmati Ustad Ja’far Umar Thalib………
Ping-balik: Artikel « - Just Another Moslem Pages -