Mimpi & Kabar Gembira Tentang Syaikh al Albani, Syaikh Ibn Baz & Syaikh Ibn Utsaimin
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kenabian tidak tersisa kecuali kabar gembira.” Mereka berkata: Apakah kabar gembira itu?” Beliau bersabda: “Mimpi yang baik.” [HR.Bukhari dalam Kitabut Ta’bir no.6990, Ahmad no.23283, 24456, Malik no.1783]
“Tidak tersisa berita gembira kenabian kecuali mimpi yang dilihat oleh hamba yang shalih atau diperlihatkan kepadanya.” [HR.Muslim dalam kitab Kitabush Shalat no.479, Nasaa-I no.1045, 1120, Abu Dawud no.876, Ibnu Majah no.3899, Ahmad no.1903, Darimi no.1325]
1. Telah menceritakan kepadaku (Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan), bahwa Syaikh Abdurrahman bin Jallal –semoga Allah membalasnya dengan kebaikan-, bahwa seorang laki-laki –disebutkan oleh Syaikh Ibnu Jallal namanya secara lengkap- biasa datang bersama orang-orang menuju shalat bersama Syaikh Ibn Baz tatkala beliau masih menjadi qadhi di negeri Dhulam. Lelaki itu berkata:
“Ketika saya tidur pada suatu malam datanglah kepadaku dua orang lalu keduanya membangunkanku dari tidur, dan menanyaiku tentang apa yang membawamu kemari? Maka aku menjawab: “Untuk shalat bersama Syaikh.” Maka keduanya bertanya: “Bagaimana bacaannya?” Maka saya menjawab: “Adalah beliau apabila melewati ayat yang menyebutkan tentang surga, maka beliau memohon kepada Allah. Dan apabila melewati ayat yang menyebutkan tentang neraka, meminta perlindungan kepada Allah dari siksaan api neraka.” Maka salah satu dari keduanya berkata: “Dia termasuk orang yang membaca Kitabullah dengan sebenar-benar bacaan.” [Akhlak & Keutamaan Syaikh Bin Baz hal.130-131]
2. Ada seorang wanita yang bermimpi sebelum 12 tahun pada bulan Ramadhan bahwa ia masuk ke dalam surga dari arah pintu besar lalu ia melihat dua istana dari kaca yang bisa dilihat dari luar, orang yang ada di dalamnya. Dua istana itu belum sempurna bangunannya saat itu. Dan di dalam istana itu terdapat permadani dan hambal yang belum pernah dihamparkan bahkan masih disandarkan di sisi istana.
Dikatakan kepada wanita itu: “Istana pertama adalah milik Syaikh Bin Baz, dan istana yang lain adalah milik Syaikh Ibnu Utsaimin.” [Akhlak & Keutamaan Syaikh Bin Baz hal.134-135]
3. Salah satu murid murid Syaikh Nashir Al-Albani menceritakan kepadaku (Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan), ia berkata: “Salah seorang yang shalih di kalangan kami di negeri Syam melihat dalam mimpi sebelum wafat Syaikh Bin Baz beberapa waktu yang tidak lama, bahwa ia melihat dua bintang di langit dan mengarah dengan kuat ke bumi. Adapaun salah satu dari keduanya telah sampai kebumi dan yang lain tetap dekat dengat bumi.
Adapun yang telah sampai ke bumi, maka menimbulkan suara petir yang menakutkan yang membuat orang-orang terkejut dan bertanya-tanya ada kabar apa?
Kemudian dia terbangun dan bertanya kepada salah seorang penta’bir mimpi tentang mimpinya itu. Maka penta’bir berkata: “Ini adalah perkara yang terjadi yang akan bergoncang di masyarakat karenanya dan akan terjadi pengaruh yang mendalam, kemudian akan di iringi oleh yang semisalnya yakni bintang kedua.”
Berkata orang yang bercerita kepadaku: “Maka tidaklah berlalu hari-hari sehingga datang kabar kematian Syaikh Bin Baz rahimahullah, kemudian disusul kematian Syaikh Albani rahimahullah sesudahnya selang tidak begitu lama. Itulah ta’wil bintang kedua yang terlambat menyusul bintang yang pertama.”
Semoga Allah merahmati kedua Syaikh dan menjadikan surga Firdaus yang tinggi sebagai tempat ketetapan dan tempat tinggal mereka berdua. Amiin. [Akhlak & Keutamaan Syaikh Bin Baz hal.135]
4. Apa yang telah aku (Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan) lihat sendiri. Yaitu aku melihat dalam tidurku bahwa seseorang datang kepadaku dan berkata kepadaku: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada di masjid tertentu di Riyadh. Lalu saya pergi menemui beliau di masjid itu, dan saya melihat delapan lelaki dari belakang semuanya berada di raudah yang terdapat pada bagian depan masjid. Saya melihat mereka memakai serban dan diliputi kewibawaan dan kebesaran. Maka saya berkata kepada temanku: “Dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diantara mereka?” Lalu ia menjawab: “Salah satu dari delapan orang itu.” Lalu saya datang (menghampiri) dari ujung baris yang kiri, maka saya melihat pada paras muka mereka jenggot, kebesaran dan kewibawaan. Lalu saya duduk bersimpuh agar bisa melihat dan saya pun melihat dengan cermat kepada mereka, siapakah di antara mereka (nabi itu). Maka diiqomati shalat, maka saya berkata sekarang akan maju dia shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Namun) Subhanallah, (tiba-tiba) seakan-akan bumi terbelah oleh Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baz.
Saya tidak tahu bagaimana dia datang lalu ia maju ke depan di antara shaf-shaf dan maju di antara mereka ini, kemudian berkata; “Luruskanlah”, kemudian bertakbir untuk shalat dan bertakbirlah orang-orang yang di belakangnya bersamanya.
Lalu aku bertanya (tentang mimpi itu) kepada salah seorang yang bisa menerangkannya. Dia berkata: “Ini tidak membutuhkan ta’bir. Ia sendiri yang menta’bir terhadap dirinya. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallamm, beliau adalah sunnah dan Syaikh Abdul Aziz rahimahullah imam sunnah pada waktunya.” [Akhlak & Keutamaan Syaikh Bin Baz hal.131-132]
5. Dalam pertemuan saya yang terakhir dengan Asy-Syaikh Al-Albani, saya menceritakan mimpi saudara saya. Dalam mimpi itu, saudara saya bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka saudara saya itu bertanya, “Jika saya menemukan kesulitan dalam pelajaran hadits, kepada siapa saya harus bertanya?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bertanyalah kepada Muhammad Nashiruddin Al-Albani.”
Begitu cerita saya selesai, saya melihat Asy-Syaikh Al-Albani menangis, sambil berkali-kali berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau menghisabku untuk apa-apa yang mereka katakan. Jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka kira dan maafkanlah aku untuk apa-apa yang tidak mereka ketahui tentang aku.” (Safahat Baidha min Hayaat Syaikhuna Al-Albani, hal. 45 & Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 51-53)
6. Syaikh Abdurrahman Jallal –semoga Allah Ta’ala membalasnya- telah menceritakan kepadaku (Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan), dirumahnya di kota Dulam ia menyebutkan:
“Bahwa tatkala Samahatusy Syaikh Bin Baz rahimahullah menjadi qadhi di kota Dulam, seseorang pernah bermimpi bahwa ada dua orang yang bertengkar di sisi Syaikh Bin Baz rahimahullah. Maka tatkala Syaikh berbicara untuk memutuskan perkara keduanya, ada seseorang disisi Syaikh (yang mantap dihatiku) bahwa ia adalah Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Setiap kali Syaikh berbicara Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu mengisyaratkan dengan kepalanya menyetujui apa yang dikatakan oleh Syaikh rahimahullah. [Akhlak & Keutamaan Syaikh Bin Baz hal.136]
7. Video: Syaikh Albani Pun Menangis…
Semoga Allah merahmati ketiga Syaikh dan menjadikan surga Firdaus yang tinggi sebagai tempat ketetapan dan tempat tinggal mereka bertiga.Amiin.
Wallahu a’lam..
Artikel Terkait:
- Candanya Para Ulama (Syaikh al-Albani, Syaikh Ibn Baz & Syaikh Ibn ‘Utsaimin rahimahumullah)
- Pujian Ulama Terhadap Syaikh al Albani rahimahullah
- Syaikh Bin Baz rahimahullah dan Seorang Pencuri
- Keteladanan Syaikh Ibn Baz Rahimahullah
- Syaikh Ibnu Baz, Begitu Sederhana & Hafalannya Luar Biasa
Download File dalam versi pdf:
Posted on April 6, 2010, in Kisah & Sejarah and tagged Kisah, Mimpi, Syaikh Albani, Syaikh Ibn Baz, Syaikh Utsaimin. Bookmark the permalink. 4 Komentar.
ᅫsubhanallah….
surga adalah hal ghaib, tapi kenapa dalam mimpi tersebut perempuan itu bisa memastikan bahwa ia sedang berada di surga?
Katanya salafi mimpi gk bleh di jadikan patokan.
Kalo kalangan lain mimpi katanya khurafat, jadi gimana ya