Waspada! Buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” Mengusung Faham Rafidhah (Syi’ah Iran) – Ustadz Agus Hasan Bashori Lc, MAg.

Buku ini berisi banyak kebatilan dan fitnah. Diantaranya adalah mempromosikan ajaran-ajaran Syiah. Banyak indikasi-indikasi yang membuktikan hal ini:

1. Menyebut Kota Qum Kota suci Syiah, Iran

Di halaman 68-69 penulis buku yang menamakan diri sebagai Syaikh Idahram dan yang menjuluki Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab sebagai ustadz kampung (halaman 31), sementara Idahram sendiri yang bergelar Syaikh itu tidak kita kenal menjadi ustadz di kampung mana, menulis: perjuangan mereka (maksudnya wahabi) hanya dipenuhi  dengan air mata dan darah umat Islam melalui berbagai penyerangan dan  pembunuhan yang mereka lakukan kepada penduduk Makkah, Thaif, Madinah, Riyad, Qatar, Bashrah, Karbala, Najef, Qum, Omman, Kuwait, negri-negri Syam dan neger-negeri Islam lainnya.” Kita bertanya-tanya, mengapa ia sebut Qum sementara tidak ada penjabaran tentang pembunuhan oleh kaum wahhabi di kota Qum itu?

2. Menyebut wasiat Nabi kepada Ali di Ghadir Khum beserta perayaannya (hari raya id al-Ghadir) tanpa komentar dan pengingkaran bahkan menisbatkan perayaannya kepada umat Islam Irak secara mutlak (halaman 72). “Para penulis Syiah sepakat bahwa  serangan  dan serbuan itu terjadi pada hari ‘id al-Ghadir ketika umat Islam Irak.

Seandainya penulis ahlussunnah yang baik tentu menjelaskan bahwa hadits Ghadir tidak ada kaitannya dengan Khilafah Ali, tetapi berkaitan dengan kecintaan kepada Ali. Adapun mengaitkannya dengan Khilafah Ali dan menjadikannya sebagai hari raya maka itu adalah bagian dari kebatilan syiah, sebagaimana yang dilakukan oleh Khumaini. Dia menulis dalam kitab al-Hukumah al-Islamiyyah (26)

” وفي غدير خم في حجة الوداع عينه الرسول \ حاكما من بعده ومن حينها بدأ الخلاف يدب في نفوس قوم  .

3. Membela orang Iran yang berbuat onar di musim haji di tanah suci, dan penulis menulisnya dengan judul “Pembantaian Jamaah Haji Iran. (halaman 99), seolah yang berbicara ini orang syiah atau orang Iran.

Yang benar, setelah ashar hari Jumat, 6 Dzulhijjah 1407 H, jama’ah haji Iran melakukan demo di halaman Masjidil Haram mengangkat foto-foto Khumaini yang banyak dan besar-besar bahkan sebagian digantungkan di tiang-tiang, spanduk-spanduk, poster-poster, dan bendera-bendera. Mereka  membuat gaduh, membuat macet jalan,  mengganggu para jamaah haji dan penduduk Makkah dari keperluannya. Bagian depan dari demonstan menolak untuk berunding dan tetap  maju menuju Masjidil Haram.

Kekuatan keamanan Saudi berjaga-jaga di pinggir jalan melarang jamaah haji lain masuk ke arak-arakan orang syiah Iran itu, tapi orang Iran menyerang polisi dengan tongkat dan batu yang mereka bawa dan mereka sembunyikan dalam baju mereka, maka diperintahkanlah kekuatan kemanan Saudi untuk mengendalikan dan mengamankan keadaan. Saat ditangani mereka mundur dan demonstran jadi kacau sehingga berjatuhanlah puluhan wanita dan juga laki-laki lanjut usia terus terinjak-injak.

Para pendemo Iran itu membakar mobil dan sepeda milik Polisi Saudi,  bahkan berusaha membakar sebagian gedung. Saksi, bukti dan video menetapkan bahwa yang pertama kali melakukan pukulan dan penusukan adalah syiah Iran dengan pisau yang mereka bawa. Mereka menikamkan ke dada polisi dan warga.

Akibat dari keributan dan keonaran yang dilakukan oleh orang syiah Iran itu adalah: 402 orang wafat;  85 diantara mereka adalah polisi Saudi dan warga, 42 jamaah haji lain, 275 jamaah haji Iran yang melakukan demo, kebanyakan wanita. Adapun korban luka-luka mencapai 649 orang: 145 diantaranya polisi dan warga Saudi, 201 jamaah haji,  303 jamaah haji Iran. Sedangkan kerugian alat-alat: pembakaran 3 mobil, 3 sepeda milik pasukan keamanan polisi, pengrusakan puluhan mobil haji dan warga.

Silakan melihat video peristiwa itu di:

http://up.download-2.info/47613/Shiite-terrorism-bloody-pictures-and-video.html

Maka tidak salah jika ada orang membayangkan, seandainya penulis hadir waktu itu mungkin dia ikut bergabung dengan rombongan demonstran rafidhah yang bikin onar itu.

4. Menyebut Najaf dengan gelar al-Asyraf

Perhatikan kalimat berikut ini:

“Pada bulan Safar 1221 H/1806 M, Saud menyerang an Najaf al-Asyraf, namun hanya sampai di As-Sur (pagar perlindungan). Meskipun gagal menguasai An Najaf, tetapi banyak penduduk tak berdosa mati terbunuh.” (SBSSW, hal. 104-105). Tidak ada seorang pun Ahlus Sunnah yang menyebut Kota Najaf dengan sebutan Al-Asyraf.[1] Hanya orang Syiah yang melakukan hal itu seperti surat  milik ulama mereka Shadiq al-Ruhani (mengaku sebagai murid Abul Hasan al-Ishfahani) berikut ini:


5. Menyebut sahabat Ali ibn Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, Hasan Radhiallahu ‘Anhu, Husain Radhiallahu ‘Anhu dengan sebutan Imam tanpa sahabat yang lain. Juga menyebut Ja’far as-Shadiq dengan sebutan imam, layaknya orang syiah (halaman 137).

6. Menyesalkan penghancuran kuburan keramat kaum syiah dan menganggap menghancurkannya adalah kejahatan, padahal itu adalah sunnah Rasulullah dan ahlul bait –ini satu bukti bahwa sebenarnya syiah itu tidak mengikut ahlul bait-. Di halaman 136 penulis menyebutkan: “6. meratakan kuburan para imam yang sangat dihormati kaum syiah dan umat Islam dunia, khususnya di makam al-Baqi`.

Jika benar penulis sebagai ahlussunnah (atau benar-benar cinta ahlul bait) seharusnya ingat hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang memerintahkan Ali Radhiallahu ‘Anhu untuk menghancurkan kuburan. Dan perintah ini dilestarikan oleh khalifah Ali Radhiallahu ‘Anhu.

عن أبي الهياج الأسدي قال: قال لي علي بن أبي طالب: (ألا أبعثك على ما بعثني عليه رسول؟ أن لا تدع تمثالاً إلا طمسته، ولا قبراً مشرفاً إلا سويته). أخرجه مسلم.

7. Meratapi kubah-kubah kuburan dan menyebut Abdul Muththalib dan Abu Thalib dengan sayyidina. Di halaman 106 ditulis; saat salafi wahabi berkuasa  berbagai operasi pemusnahan secara besar-besaran telah dilakukan. Diantaranya adalah pemusnahan apa saja yang ada di ma’la, sebuah kawasan pekuburan Quraisy yang terdiri dari kubah-kubah yang pegitu banyak, termasuk kubah sayyidina Abd al-Muththalib (kakek Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) dan sayyidina Abi Thalib…”

Seandainya penulis ahlussunnah yang memiliki ilmu tentu sudah tahu bahwa Abu Thalib adalah mati dalam keadaan sesat kafir sebagaimana yang dikatakan oleh putranya sendiri yaitu Khalifah Ali –ini bukti bahwa agama syiah itu bukanlah mengikut ahlul bait, apalagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam-.

فقد أخرج أبو داود بسند صحيح عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال: “قلت للنبي صل الله عليه وسلم: إن عمك الشيخ الضال قد مات، قال: اذهب فوارِ أباك، ثم لا تُحْدِثن شيئاً حتى تأتيني، فذهبت فواريته وجئته فأمرني فاغتسلت ودعا لي”. (صحيح أبو داود:3214)

وعند الإمام أحمد بلفظ:

“لما توفي أبو طالب أتيت النبي صل الله عليه وسلم، فقلت: إن عمك الشيخ الضال قد مات فمن يواريه؟ قال النبي صل الله عليه وسلم: اذهب فواره، ثم لا تُحْدِث شيئاً حتى تأتيني. فقال: إنه مات مشركاً، قال: اذهب فواره، قال: فواريته ثم أتيته، قال: اذهب فاغتسل ثم لا تحدث شيئاً حتى تأتيني، قال: فاغتسلت ثم أتيته، قال: فدعا لي بدعوات ما يسرني أن لي بها حُمْر النعم وسودها، وكان علي إذا غسل الميت اغتسل”.

وفي هذا الحديث دليل لعدم مشروعية تعزية المسلم بوفاة قريبه الكافر، حيث إن النبي صل الله عليه وسلم لم يُعَزِّ علياً رضي الله عنه في أبيه، ومن باب أولى دليل علي عدم جواز تعزية الكفار بأمواتهم أصلاً.

تنبيه:

هذا الحديث ضعَّفه بعض أهل العلم، وقالوا في إسناده لين، لكن صححه الشيخ الألباني – رحمه الله –

8. Mengangkat madzhab Ja’fari dan madzhab Imamiyyah.

Fakta lain yang menunjukkan bahwa si penulis buku SBSSW berakidah Syiah adalah pernyataan berikut ini: “Dalam Islam, sedikitnya ada 7 mazhab yang pernah dikenal, yaitu: Mazhab Imam Ja’far ash Shadiq (Mazhab Ahlul Bait), Mazhab Imam Abu Hanifah an Nu’man, Mazhab Imam Malik bin Anas, Mazhab Imam Syafi’i, Mazhab Imam Ahmad ibnu Hanbal, Mazhab Syiah Imamiyah, dan Mazhab Daud azh-Zhahiri. Sedangkan “Mazhab Salaf” tidak pernah ada! Sebab ulama Salaf itu banyak, termasuk di dalamnya imam-imam mazhab yang tadi.” (SBSSW, hal. 208).

Demi Allah, Ahlus Sunnah (ahli hadits) di seluruh dunia Islam tidak akan ada yang mengatakan perkataan seperti ini. Perkataan seperti ini hanya akan keluar dari lidah orang-orang Syiah (Rafidhah). Lihatlah, dalam perkataan ini dia mengklaim ada 7 madzhab dalam Islam, yaitu 4 madzhab Ahlus Sunnah, ditambah 2 madzhab Syiah (madzhab Ja’fari dan Imamiyyah) dan 1 madzhab Zhahiri. Pendapat yang masyhur di kalangan Ahlus Sunnah, madzhab fikih itu hanya ada 4 saja, yaitu madzhab Abu Hanifah (Hanafi), Imam Malik (Maliki), Imam Syafi’i (Syafi’i), dan madzhab Imam Ahmad (Hanbali). Kalau ada tambahan, paling madzhab Zhahiri. Itu pun tidak masyhur di kalangan Ahlus Sunnah. Lalu dalam buku SBSSW itu, si penulis Syiah berusaha membohongi kaum Muslimin, dengan mengatakan, bahwa dalam Islam ada sedikitnya 7 madzhab. Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun. Bahkan madzhab Ja’fari dalam kalimat di atas disebut pada urutan pertama. Lebih busuk lagi, madzhab Syiah Imamiyyah yang merupakan salah satu sekte Syiah paling ekstrem, disebut sebagai madzhab Islam juga. Allahul-musta’an!

Kalimat di atas juga mengandung kebodohan yang sangat telanjang. Coba perhatikan kalimat berikut ini: Sedangkan “Mazhab Salaf” tidak pernah ada! Sebab ulama Salaf itu banyak, termasuk di dalamnya imam-imam mazhab yang tadi. (SBSSW, hal. 208). Kalimat seperti ini tidak rasional. Bayangkan, si penulis secara tegas mengklaim, bahwa madzhab Salaf itu tidak ada. Tetapi pada kalimat yang sama, dia mengakui bahwa imam-imam madzhab (seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad), termasuk bagian dari ulama Salaf. Si penulis bermaksud mementahkan eksistensi madzhab Salaf, tetapi saat yang sama dia mengakui bahwa imam-imam madzhab itu termasuk imam madzhab Salaf. Kalau dia jujur ingin mengatakan, bahwa madzhab Salaf tidak ada, berarti madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, atau Hanbali juga tidak ada. Ya, bagaimana lagi, wong mereka itu imam-imam Salaf kok. Si penulis itu mengakui, bahwa mereka adalah imam-imam Salaf.

9. Memusuhi Syaikh ibn Jibrin dan menolak fatwa wajibnya jihad melawan syiah.

Di halaman 181 ada judul pembahasan “Di antara Fatwa dan Pendapat Salafi Wahabi Yang menyimpang” pada no.5: disebutkan: Fatwa Syaikh Ibnu Jibrin: Fatwa Jihad terhadap Syiah dan wajib melaknat mereka.

Perlu diketahui bahwa yang paling menbenci Syekh Jibrin adalah Syiah, karena beliau telah mengkafirkan syiah dengan 3 alasan dan telah menfatwakan haram mendukung Hizbullah dan milisi-milisi Syiah Rafidhah yang telah melakukan pembantaian terhadap kaum muslimin ahlussunnah di Irak, dan syaikh mengingatkan kembali akan kekejaman Shafawiyyiin sepanjang sejarah. Maka orang syiah mengkafirkan Syekh Ibn Jibrin dan menghalalkan darahnya.
Tiga alasan syekh Jibrin mengkafirkan syiah: 1) menikam al-Qur`an, dengan meyakini bahwa para sahabat membuang lebih dari 2/3 isinya dan mentahrifnya, 2) menikam para sahabat dan sunnah Nabi saw, karena mereka menolak hadits-hadits yang ada di dalam shahih Bukhari –Muslim dan menolak hadits-hadits para sahabat, karena sahabat menurut mereka adalah kafir, 3) ghuluw, hingga mereka menyembah  Ali dan Husen dan memanjatkan doa kepada mereka.
Fatwa syaikh Jibrin saat ditanya apakah boleh bergabung dengan hizbullah, dan mendoakan mereka dengan kemenangan? Beliau menjawab :

: لا يجوز نُصرة هذا الحزب الرافضي، ولا يجوز الانضواء تحت إمرتهم، ولا يجوز الدعاء لهم بالنصر والتمكين، ونصيحتنا لأهل السنة أن يتبرؤوا منهم، وأن يخذلوا من ينضموا إليهم، وأن يبيّنوا عداوتهم للإسلام والمسلمين وضررهم قديماً وحديثاً على أهل السنة، فإن الرافضة دائماً يُضمرون العداء لأهل السنة، ويحاولون بقدر الاستطاعة إظهار عيوب أهل السنة والطعن فيهم والمكر بهم، وإذا كان كذلك، فإن كل من والاهم دخل في حكمهم لقول الله تعالى: (وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ)

Berikut Fatwa Syaikh terkait dengan kekejaman Rafidhah di Irak (inilah yang dimaksud oleh penulis dengan: Fatwa Jihad terhadap Syiah dan wajib melaknat mereka) :

يكثر الابتلاء بالشيعة في كثير من الدوائر من مدارس وجامعات ودوائر حكومية، في هذه الحال نرى إذا كانت الأغلبية لأهل السنة أن يظهروا إهانتهم وإذلالهم وتحقيرهم وكذلك أن يظهروا شعائر أهل السنة فيذكرون دائم فضائل الصحابة ويذكرون الترضي عنهم  ومدائحهم وتشتمل مجالسهم  على ذكر فضل القرآن وعلى ذكر _ تكفير من حرفه أو ما أشبه ذلك_ لعلهم أن ينقمعوا بذلك وأن يذلوا ويبصق في وجوههم ويُهانوا ؛ لتضيق بذلك صدورهم ويبتعدوا، أما معاملتهم فيعاملهم الإنسان بالشدة فيظهر في وجوههم الكراهية ويظهر البغض والتحقير والمقت لهم ولا يبدأهم بالسلام ولا يقوم لهم ولا يصافحهم، لكن يمكن إذا ابتدؤا بالسلام _ أن يرد عليهم بقوله وعليكم أو ما أشبه ذلك

وعلى هذا إن كان لأهل السنة دولة وقوة وأظهر الشيعة بدعهم، وشركهم، واعتقاداتهم، فإن على أهل السنة أن يجاهدوهم بالقتال، بعد دعوتهم ليكفوا عن إظهار شركهم، وبدعهم، ويلزموا شعائر الإسلام، وإذا لم تكن لأهل السنة قدرة على قتال المشركين، والمبتدعين، وجب عليهم القيام بما يقدرون عليه من الدعوة، والبيان، لقوله تعالى : ( لا يكلف الله نفساً إلا وسعها )

Untuk mengenang kebaikan syaikh berikut ini perbandingan antara Jenazah Syaikh ibn Jibrin rahimahullah dan  penta’ziyah ahlussunnah dengan Jenazah Khumaini dan orang-orang syiah yang melayatnya :


10.  Menolak fatwa bolehnya menipu syiah
Penulis menyebutkan bahwa syaikh Aidh al-Dusari menfatwakan bolehnya menipu syiah. (SBSSW , halaman 181)
Kalau fatwa syaikh itu jahat maka fatwa tokoh-tokoh agama taqiyyah yang dia bela itu lebih jahat lagi. Tapi mengapa penulis menolak Syaikh Dusari dan tidak menolak Rafidhah? Mengapa menentang fatwa bolehnya “menipu” syiah dan tidak menentang fatwa dan akidah syiah yang membolehkan menipu ahlussunnah? Mengapa tidak menolak Khumaini yang membolehkan melaknat umat Islam dan membohongi mereka? Mengapa tidak menolak ulama-ulama syiah yang menghalalkan darah umat Islam?
Al-Khumaini berfatwa menganjurkan untuk melaknat ahlussunnah sebanyak-banyaknya :

(غيرنا ليسوا بإخواننا وإن كانوا مسلمين.. فلا شبهة في عدم احترامهم بل هو من ضروري المذهب كما قال المحققون، بل الناظر في الأخبار الكثيرة في الأبواب المتفرقة لا يرتاب في جواز هتكهم والوقيعة فيهم، بل الأئمة المعصومون، أكثروا في الطعن واللعن عليهم وذكر مساوئهم)( المكاسب المحرمة – الخميني (1 / 251) الطبعة الثالثة 1410هـ، مطبعة إسماعيليان، قم.)

Bahkan di halaman yang sama (1/251) Khumaini menegaskan bolehnya berdusta dan menfitnah ahlussunnah dalam madzhab syiah!!!
Senada dengan Khumaini,  al-Anshari juga membolehkan menggunjing dan melaknat ahlussunnah, yang disebut dengan istilah al-Mukhalif. (kitab al-Makasib, al-Anshari, 1/319, cet. 1/1415, terbitan Baqiri Qum).
Mereka menganggap bahwa ahlussunnah itu nawashib, maka halal harta, kehormatan dan nyawanya.

Bahkan dianjurkan untuk membunuh mereka (ahlussunnah) ini yang difatwakan oleh Ulama besar mereka, Yusuf al-Bahrani  (dalam kitabnya al-Hadaiq an-Nadhirah Fi Ahkam al-’ithrah al-Thahirah, 12/323-324) dan Nikmatullah al-Jazairi dalam al-Anwar al-Nu’maniyyah 2/307).[1], al-Shaduq dalam ‘Ilal as-Syara’I’.

الصدوق في : {علل الشرائع ص601 ط نجف/ الحر العاملي في وسائل الشيعة18/463/ والجزائري في الانوارالنعمانية2/308}
الجزائري في: {الأنوار النعمانية2/308}

 

(وفي الروايات أن علي بن يقطين وهو وزير الرشيد قد اجتمع في حبسه جماعة من المخالفين وكان من خواص الشيعة فأمر غلمانه وهدوا سقف الحبس على المحبوسين فماتوا كلهم وكانوا خمسمائة رجل تقريباً فأراد الخلاص من تبعات دمائهم فأرسل إلى مولانا الكاظم فكتب عليه السلام إليه جواب كتابه بأنك لو كنت تقدمت إلي قبل قتلهم لما كان عليك شيء من دمائهم وحيث أنك لم تتقدم إلي فكفّر عن كل رجل قتلته منهم بتيس والتيس خير منه، فانظر إلى هذه الدية الجزيلة التي لاتعادل دية أخيهم الأصغر وهو كلب الصيد فإن ديته خمس وعشرون درهماً ولا دية أخيهم الأكبر وهو اليهودي أو المجوسي فإنها ثمانمائة درهم وحالهم في الدنيا أخس وأبخس ) .

أبو جعفر الطوسي في : {تهذيب الأحكام 4/122 ط طهران /الفيض الكاشاني في الوافي 6/43 ط دار الكتب الإسلامية طهران}  عن الامام الصادق (خذ مال الناصب حيث ما وجدته وادفع إلينا خُمسه ) .

الخميني في: {تحرير الوسيلة 1/352}
(والأقوى إلحاق الناصب بأهل الحرب في إباحة ما أغتنم منهم وتعلق الخُمس به بل الظاهر جواز أخذ ماله أين وجد وبأي نحو كان وادفع إلينا خُمسه ) .

يوسف البحراني في :{الحدائق الناضرة في أحكام العترة الطاهرة12/323-324}
(إن إطلاق المسلم على الناصب وإنه لا يجوز أخذ ماله من حيث الاسلام خلاف ما عليه الطائفة المحقة سلفاً وخلفاً من الحكم بكفر الناصب ونجاسته وجواز أخذ ماله بل قتله ) .

 

ومن المضحك :
لما قال كاشف الغطاء في أصل الشيعة وأصولها (40 ـ 41 ) :
أما عبد الله بن سبأ الذي يلصقونه بالشيعة ، أو يلصقون الشيعة به ، فهذه كتب الشيعة بأجمعها تعلن بلعنه ، والبراءة منه .اهـ

فلما راجعه السيد حسين في ذلك قال: إنما قلنا هذا تقية، فالكتاب المذكور مقصود به أهل السنة .اهـ يعني يجوز الكذب على أهل السنة، لذا أخبر عن لعن الشيعة لابن سبأ ، والحقيقة خلاف ذلك

 

Oleh karena itu sangat disayangkan, KH. Ma’ruf Amin, salah satu Ketua MUI, ikut mendukung buku ini dengan menulis komentar di sampul belakang: “Buku ini layak dibaca oleh siapapun.” Padahal MUI sendiri pada tahun 1984  pernah mengeluarkan fatwa yang menjelaskan pokok-pokok kesesatan paham Syiah menurut Ahlus Sunnah, kemudian MUI meminta Ummat Islam mewaspadai sekte ini (Hal disebutkan lagi dalam buku khusus yang dicetak untuk membentengi umat Islam dari faham dan aliran sesat pada tahun 2007).[2]

Bahkan KH. Ma’ruf Amin pernah diminta MUI untuk mengkaji tentang haramnya Nikah Mut’ah di kalangan Syi’ah.[3] Seharusnya beliau membaca secara teliti buku SBSSW itu, sebelum mempromosikannya ke tengah masyarakat. Bisakah di sini dikatakan bahwa KH. Ma’ruf Amin ikut mendukung paham Syiah? Wallahu A’lam bisshawaab. Semoga saja dukungan KH. Ma’ruf Amin ini hanyalah merupakan ketergelinciran seorang alim dan semoga ia segera dihapus dengan pernyataan bara’ah (berlepas diri dari buku SBSSW itu). Kalau beliau tidak melakukannya, bisa saja ada orang yang menyebut beliau sebagai pendukung Syiah dan SEPILIS.

Tidak kalah dari KH. Makruf Amin, Ustadz Muhammad Arifin Ilham menulis: “Saya rasa, rumah-rumah setiap muslim perlu dihiasi dengan buku penting seperti ini, agar anak-anak mereka juga turut membacanya, untuk membentengi mereka dengan pemahaman yang lurus. Islam adalah agama yang lembut, santun, penuh kasih saying.”

Saya tidak tahu beliau berdua apakah membaca buku ini dan faham isinya? Wallahu a’lam.

Yang jelas, siapapun yang terlibat mempromosikan ajaran sesat (Syiah dan SEPILIS) telah menanam dosa yang menakutkan, bisa berakhir dengan suul khatimah, jika tidak segera bertaubat. Bisa saja ribuan kaum Muslimin mati dalam keadaan su’ul khatimah sebab terkecoh oleh rekomendasi mereka. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.


[1] Kota Najaf terletak di Irak, begitu pula Karbala. Sedangkan Kota Qum terletak di Iran. Kota Najaf, Karbala, dan Qum selama ini diklaim sebagai kota suci kaum Syiah. Sepanjang tahun kaum Syiah berziarah ke kota-kota itu karena di sana ada situs-situs yang disucikan kaum Syiah. Selama ini kaum Muslimin mengenal Masjidil Haram di Makkah dengan sebutan Al-Haram As-Syarif. Namun kaum Syiah menyebut Kota Najaf dengan ungkapan Al-Asyraf (artinya, lebih mulia atau paling mulia). Seolah, mereka ingin mengatakan, bahwa Najaf lebih mulia dari Kota Makkah. Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun.

[2] Lihat situs voa-islam.com, tentang tersebarnya fatwa palsu MUI tentang Syiah yang ditulis anggota MUI, Prof. Dr. Umar Shihab. Fatwa itu mengklaim bahwa paham Syiah tidak sesat menurut MUI. Lalu redaksi voa-islam.com mencantumkan fatwa MUI asli yang dikeluarkan tahun 1984, tentang aspek-aspek kesesatan Syiah.

[3] Lihat Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, karya Ustadz Hartono Ahmad Jaiz, hal. 144. Jakarta, Pustaka Al Kautsar, tahun 2006. [*]

=====================================================

[1] Baca tulisan syaikh yang berjudul ……………?!
الاعتداء على معتمرين شيعة في الحرم المكي أكذوبة
Di http://www.alsrdaab.com/vb/showthread.php?t=40755

Sumber: http://www.gensyiah.com/waspada-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi-mengusung-faham-rafidhah-syiah-iran.html

Posted on Agustus 11, 2011, in Bantahan and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink. 12 Komentar.

  1. Semoga allah membongkar makar penulis dan yang memberi rekomendasi…serta memberi taufik kepada kita semua untuk mengikuti kebenaran yang sebenarnya (islam dengan pemahaman salaful ummah)

  2. namanya aslinya adalah kebalikannya akh yaitu marhadi. dia ini orang jic jakarta islamic center. dan memang sangat benci dengan dakwah sunnah

  3. bejonugroho@gmail.com

    kata KH. Zainudin MZ

    pada merasa pinter…
    enggak pinter merasakan…

  4. oalah blog’e wong salafi wahabi pekok podo karo wong badui……..

  5. – Inilah Wahhaby Yang Sesungguhnya –

    Wajib diketahui oleh setiap kaum Musimin dimanapun mereka berada bahwasanya firqoh Wahabi adalah Firqoh yang sesat, yang ajarannya sangat berbahaya bahkan wajib untuk dihancurkan.Tentu hal ini membuat kita bertanya-tanya,mungkin bagi mereka yang PRO akan merasa marah dan sangat tidak setuju, dan yang KONTRA mungkin akan tertawa sepuas-puasnya..Maka siapakah sebenarnya Wahabi ini??

    Bagaimanakah sejarah penamaan mereka??

    Marilah kita simak dialog Ilmiah yang sangat menarik antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad Asy Syuwai’ir dengan para masyaikh/dosen-dosen disuatu Universitas Islam di Maroko.

    Salah seorang Dosen itu berkata: ”Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian pula dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat condong kepadanya,dimana setiap kaum muslimin sangat ingin pergi kesana, bahkan antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada diatas suatu Madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik, yaitu Madzhab Wahabi.

    Kemudian Asy Syaikh dengan tenangnya menjawab: ”Sungguh banyak pengetahuan yang keliru yang melekat dalam pikiran manusia, yang mana pengetahuan tersebut bukan diambil dari sumber-sumber yang terpercaya, dan mungkin kalian pun mendapat khabar-khabar yang tidak tepat dalam hal ini.

    Baiklah,agar pemahaman kita bersatu, maka saya minta kepada kalian dalam diskusi ini agar mengeluarkan argumen-argumen yang diambil dari sumber-sumber yang terpercaya,dan saya rasa di Universitas ini terdapat Perpustakaan yang menyediakan kitab-kitab sejarah islam terpercaya .Dan juga hendaknya kita semaksimal mungkin untuk menjauhi sifat Fanatisme dan Emosional.

    Dosen itu berkata : ”saya setuju denganmu, dan biarkanlah para Masyaikh yang ada dihadapan kita menjadi saksi dan hakim diantara kita.

    Asy Syaikh berkata : ”saya terima, Setelah bertawakal kepada Allah, saya persilahkan kepada anda untuk melontarkan masalah sebagai pembuka diskusi kita ini.

    Dosen itu pun berkata :”baiklah kita ambil satu contoh,ada sebuah fatwa yang menyatakan bahwa firqoh wahabi adalah Firqoh yang sesat. Disebutkan dalam kitab Al-Mi ’yar yang ditulis oleh Al Imam Al-Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Al-Lakhmi pernah ditanya tentang suatu negeri yang disitu orang-orang Wahabiyyun

    membangun sebuah masjid,”Bolehkan kita Sholat di Masiid yang dibangun olehorang-orang wahabi itu ??”maka Imam Al-Lakhmi pun menjawab:”Firqoh Wahabiyyah adalah firqoh yang sesat, yang masjidnya wajib untuk dihancurkan, karena mereka telah menyelisihi kepada jalannya kaum mu ’minin, dan telah membuat bid’ah yang sesat dan wajib bagi kaum muslimin untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin ”. (wajib kita ketahui bahwa Imam Al-Wansyarisi dan Imam Al-Lakhmi adalah ulama ahlusunnah)

    Dosen itu berkata lagi :”Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah salah selama ini,

    Kemudian Asy Syaikh menjawab : ”Tunggu dulu..!! kita belum sepakat, lagipula diskusi kita ini baru dimulai, dan perlu anda ketahui bahwasannya sangat banyak fatwa yang seperti ini yang dikeluarkan oleh para ulama sebelum dan sesudah Al-Lakhmi, untuk itu tolong anda

    sebutk n terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan kalian itu !

    Dosen itu berkata: ”anda ingin saya membacakannya dari fatwanya saja, atau saya mulai

    dari sampulnya ??”

    Asy Syaikh menjawab:”dari sampul luarnya saja.”

    Dosen itu kemudian mengambil kitabnya dan membacakannya: ”Namanya adalah Kitab Al-Mi’yar,yang dikarang oleh Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H di kota Fas, di Maroko.

    Kemudian Asy Syaikh berkata kepada salah seorang penulis di sebelahnya:”wahai syaikh, tolong catat baik- baik, bahwa Imam Al-Wansyarisi wafat pada tahun 914 H.

    Kemudian bisakah anda menghadirkan biografi Imam Al- Lakhmi??

    Dosen itu berkata:

    ”Ya,”kemudian dia berdiri menuju salah satu rak perpustakaan, lalu dia membawakan satu juz dari salah satu kitab-kitab yang mengumpulkan biografi ulama. Didalam kitab tersebut terdapat biografi Ali bin Muhammad Al-Lakhmi, seorang Mufti Andalusia dan Afrika Utara.

    Kemudian Asy Syaikh berkata : ”Kapan beliau wafat?”

    Yang membaca kitab menjawab: ”beliau wafat pada tahun 478 H”

    Asy Syaikh berkata kepada seorang penulis tadi: ”wahai syaikh tolong dicatat tahun wafatnya Syaikh Al-Lakhmi ” kemudian ditulis.

    Lalu dengan tegasnya Asy Syaikh berkata : ”Wahai para

    masyaikh….!!! Saya ingin bertanya kepada antum semua …!!! Apakah mungkin ada ulama yang memfatwakan tentang kesesatan suatu kelompok yang belum datang (lahir) ???? kecuali kalau dapat

    wahyu????

    Mereka semua menjawab :”Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda !”

    Asy syaikh berkata lagi : ”bukankah wahabi yang kalian anggap sesat itu adalah dakwahnya yang dibawa dan dibangun oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab????

    Mereka berkata : ”Siapa lagi???”

    Asy Syaikh berkata:”Coba tolong perhatikan..!!! Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H, …

    Nah,ketika Al-Imam Al-Lakhmi berfatwa seperi itu, jauh RATUSAN TAHUN lamanya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab belum lahir..bahkan sampai 22 generasi keatas dari beliau sama belum yang lahir..apalagi berdakwah..

    KAIF ??? GIMANA INI???

    (Merekapun terdiam beberapa saat..)

    Kemudian mereka berkata:”Lalu sebenarnya siapa yang dimaksud Wahabi oleh Imam Al-Lakhmi tersebut ??” mohon dielaskan dengan dalil yang memuaskan, kami ingin mengetahui yang

    sebenarnya !”

    Asy Syaikh pun menjawab dengan tenang : ”Apakah anda memiliki kitab Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis oleh Al-Faradbil, seorang kebangsaan Francis ?”

    Dosen itu berkata:”Ya ini ada,”

    Asy Syaikh pun berkata :”Coba tolong buka di huruf “ wau” ..maka dibukalah huruf tersebut dan munculah sebuah judul yang tertulis “ Wahabiyyah”

    Kemudian Asy Syaikh menyuruh kepada Dosen itu untuk membacakan tentang biografi firqoh wahabiyyah itu.

    Dosen itu pun membacakannya: ”Wahabi atau Wahabiyyah adalah sebuah sekte KHOWARIJ ABADHIYYAH yang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum Al-Khoriji Al- Abadhi, Orang ini telah banyak menghapus Syari’at Islam, dia menghapus kewajiban menunaikan ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara dia dengan beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H di kota Thorat di Afrika Utara. Penulis mengatakan bahwa firqoh ini dinamai dengan nama pendirinya, dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan keyakinan dalam madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlussunnah.

    Setelah Dosen itu membacakan kitabnya Asy Syaikh berkata : ”Inilah Wahabi yang dimaksud oleh imam Al-Lakhmi, inilah wahabi yang telah memecah belah kaum muslimin dan merekalah yang difatwakan oleh para ulama Andalusia dan Afrika Utara sebagaimana yang telah kalian dapati sendiri dari kitab-kitab yang kalian miliki. Adapun Dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung oleh Al-Imam Muhammad bin Su’ud-Rahimuhumallah-,maka dia bertentangan dengan amalan dakwah Khowarij, karena dakwah beliau ini tegak diatas kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, dan beliau menjauhkan semua yang bertentangan dengan keduanya, mereka mendakwahkah tauhid, melarang berbuat syirik, mengajak umat kepada Sunnah dan menjauhinya kepada bid ’ah, dan ini merupakan Manhaj Dakwahnya para Nabi dan Rasul.

    Syubhat yang tersebar dinegeri-negeri Islam ini dipropagandakan oleh musuh- musuh islam dan kaum muslimin dari kalangan penjajah dan selain mereka agar terjadi perpecahan dalam barisan kaum muslimin.

    Sesungguhnya telah diketahui bahwa dulu para penjajah menguasai kebanyakan negeri-negeri islam pada waktu itu,dan saat itu adalah puncak dari kekuatan mereka. Dan mereka tahu betul kenyataan pada perang salib bahwa musuh utama mereka adalah kaum muslimin yang bebas dari noda yang pada waktu itu menamakan dirinya dengan Salafiyyah. Belakangan mereka mendapatkan sebuah pakaian siap pakai, maka mereka langsung menggunakan pakaian dakwah ini untuk membuat manusia lari darinya dan memecah belah diantara kaum muslimin, karena yang menjadi moto mereka adalah “PECAH BELAHLAH MEREKA, NISCAYA KAMU AKAN MEMIMPIN MEREKA ”

    Sholahuddin Al-Ayubi tidaklah mengusir mereka keluar dari negeri Syam secara sempurna kecuali setelah berakhirnya daulah Fathimiyyah Al-Ubaidiyyin di Mesir, kemudian

    beliau (Sholahuddin mendatangkan para ulama ahlusunnah dari Syam lalu mengutus mereka ke negeri Mesir, sehingga berubahlah negeri mesir dari aqidah Syiah Bathiniyyah menuju kepada Aqidah Ahlusunnah yang terang dalam hal dalil, amalan dan keyakinan.

    (silahkan lihat kitab Al Kamil

    Oleh Ibnu Atsir)

    Demikianlah saudara-saudaraku yang dirahmati oleh Allah, inilah fakta yang ada, dimana musuh-musuh islam selalu saja menghalang-halangi dakwah yang haq, karena manghancurkan islam adalah tujuan mereka, mereka tahu kalau umat islam ini bodoh dari ilmu Agama akan sangat mudah menghancurkannya dari dalam.

    Pelajaran penting juga yang dapat kita ambil, hendaknya bagi siapa saja yang ingin mendiskusikan ilmu haruslah dia mendatangkan bukti-bukti yang kuat sebagaimana dialog yang telah kita baca diatas,sehingga bukan nafsu yang keluar dari mulutnya, melainkan imu yang shohih..dialoglah dengan cara yang baik, BUKAN DENGAN DEBAT KUSIR YANG KOSONG DARI HIKMAH …

    Wallahu ‘alam…..

  6. akhi yang punya admin… syiah itu emang brengsek mereka… nanti juga bakal habis mereka dg Imam Mahdi, sebetulnya kita semua harus faham, apa & siapa wahabiyun itu. kebanyakan cuma asal nguap2

  7. Yang engga tahan dari kaum kawarij/salfi/wahabi itu adalah klaim “Paling benar sendiri”. Sedangkan golongan yang lain mendapat predikat yang menyakitkan. pelaku bid’ah, penyembah kubur, golongan musyrik dan kafir.

    Jadi siapapun yang mendapat predikat seperti itu, ya tentu akan marah. Apalagi datang dari kaum mujassim musyabbih, yang bertaqlid buta pada susuhunannya.

    Ibarat gajah diseberang lautan nampak jelas, tapi kutu dipelupuk mata tidak terlihat.
    Saya lebih menghargai sikap yang ditunjukkan oleh Mahrus Ali. Kalau mau jadi wahabi, ya harus seperti dia. Jangan munafik. Menolak yang tidak menguntungkan, dan menarik yang menguntungkan.

    Memang engga salah jargonnya aja:
    Menebar fitnah, mendangkalkan aqidah.

  8. kalau baca buku yg bener bos,jgn setengah2 baca nya,dasar ediot!!! indah nya indonesia sbl wahabi/assunnah masuk indonesia,negeri ini terasa tentram,damai..tp skr kedamain itu jauh stelah mrk org2 yg mengaku paling benar,berjenggot,celana cingkrang itu masuk ke indonesia.padahal klo mau da’wah spt dlm alquran hrus “bil hikmah wal maw-idhoh hasah” bagaimana mau di sebut hikmah klo yg di kedepankan adalah mengkafirkan org lain..please dong jgn lebay hahah…

  9. Memang sih wahabi/salafi itu terus berdalih ini dan itu,utk memuluskn usaha mrk lihat saja kitab ulama-ulama mrk yg jadi panutannya Sepertin kitab Nasruddin Albani Silsilah Hadist Shahih dan silsilsh hadist dhaif contoh ada Hadist’Siapa yang mengatakan rasul itu kencing berdiri maka jangan benarkan.Dlm silsilah hadist shahih dia katakn ini hadist shahih.dlm silsilah hadist dhaif ia katakn hadist dhaif lebih dari ribuan hadist yg diperlakukn spt itu itukah ulama yg mrk elukan-elukan sbg Ahli Hadist Abad Ini.Semoga Allah bongkar kepalsuan ini..Belum lgi Kitab Ibn wahab yang mencaci maki Ali

Tinggalkan Balasan ke ibnu abdullah Batalkan balasan