Bantahan Buku: Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 – Mereka Memalsukan Kitab-Kitab Karya Ulama Klasik – Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc., M.ag.

“MEREKA MEMALSUKAN

KITAB-KITAB KARYA ULAMA KLASIK”

Episode Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi

Bagian (1)

Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag.

 1 197x300 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

Pendahuluan :

Bismillahirrahmanirrahim.
Buku ini adalah buku ke-2 dari Syaikh Idahram -yang bagi kami ia masih bersifat  majhul al-hal (tidak diketahui jatidirinya)- terkait dengan apa yang ia sebut sebagai trilogi data dan fakta penyimpangan salafi wahabi. Sebelumnya adalah buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” dan Buku ke-3 dengan judul yang lebih heboh lagi: “Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi”.

Buku pertama sudah kami soroti sedikit mengenai bahayanya yang sangat luas, dalam satu makalah yang kami beri judul “Waspada! Buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” Mengusung Faham Rafidhah (Syi’ah Iran)”. Silakan baca di http://www.gensyiah.com/waspada-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi-mengusung-faham-rafidhah-syiah-iran.html Walaupun sebenarnya banyak kesalahan yang ada di dalamnya, namun yang sedikit itu kiranya sudah cukup bagi orang ahlussunnah untuk mengetahui mutu buku itu dan untuk mewaspadai buku dan para pengusungnya.

Sebenarnya kami tidak suka mengomentari tulisan orang lain, namun karena bagian dari kewajiban kami dalam memberi nasehat kepada umat, maka kami pun harus menulis komentar terhadap buku kedua ini.

Dalam promosinya di toko buku online  mereka menulis:

“Buku menjadi sangat berharga dan penting. Ia menjadi sandaran utama umat dalam mencari kebenaran dan petunjuk Tuhan. Lalu, apa jadinya jika buku-buku para ulama yang mewarisi ilmu dan petunjuk itu dikotori, diselewengkan, bahkan dipalsukan? Ke mana lagi umat ini hendak mencari kebenaran?”

Kita perlu bertanya kritis, apa benar buku ini menjadi sandaran utama umat dalam mencari kebenaran dan petunjuk Tuhan?! Lalu apa jadinya jika buku koreksian terhadap faham salafi ini “diselewengkan” dan berisi banyak fitnah? Ke mana lagi umat ini hendak mencari kebenaran?

Itu baru pertanyaan. Mohon para pembaca sabar sebentar, insyaallah akan kita buktikan bersama.


Lalu lanjutan dari promosi itu berbunyi:

“Barangkali Anda terperanjat, kasus-kasus penyelewengan Salafi Wahabi dalam hal amanah ilmiah ini sangat banyak dan beragam, sebagaimana yang -insya’Allah- akan dikupas dalam buku ini, seperti: pemusnahan dan pembakaran buku; sengaja meringkas, mentahkik, dan mentakhrij kitab-kitab hadis yang jumlah halamannya besar untuk menyembunyikan hadis-hadis yang tidak mereka sukai; menghilangkan hadis-hadis tertentu yang tidak sesuai dengan faham mereka; memotong-motong dan mencuplik pendapat ulama untuk kemudian diselewengkan maksud dan tujuannya; mengarang-ngarang hadits dan pendapat ulama; memerintahkan ulama mereka untuk menulis suatu buku, lalu mengatasnamakan buku itu dengan nama orang lain; tindakan intimidasi dan provokasi; membeli manuskrip; menyogok penerbit; sampai kepada pencurian buku-buku induk dan manuskrip untuk dihilangkan sebagian isinya, atau dimusnahkan semuanya.”

Masyaallah, benarkah kita akan terperanjat setelah membaca buku ini?!

Saya semakin penasaran untuk segera menelaah buku ini, karena ingin tahu jawabannya.

Kemudian, kalau kita perhatikan di bagian atas sampul depan maka akan terpampang dua nama orang besar, yaitu bapak Prof. DR. KH. Said Agil Siraj, MA. (Ketua Umum Pengurus Besar NU) dan Prof. DR. Azyumardi Azra, MA. M.PHIL (Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Masyaallah, dua nama tokoh nasional yang cukup terkenal dan berkedudukan. Namun apakah sudah menjamin bahwa buku yang diberi pengantar oleh tokoh-tokoh besar ini isinya bagus, benar dan bermutu?!

Insyaallah sebentar lagi kita akan mengetahui jawabannya.

Lalu di sampul belakang terpampang 5 foto tokoh yang dimintai mendukung buku tersebut. Coba perhatikan:

2 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

Salah seorang mereka, nomor ke-3 (yaitu Dr. KH. Rohimuddin Nawawi al-Bantani M.A.)  menulis: “Saya merinding membaca buku ini, seakan tidak percaya, tapi itulah kenyataannya.”

Benarkah demikian? Apakah kita juga merinding setelah membacanya? Mari kita buktikan bersama sebentar lagi.

Sementara KH. Wahfiudin, M.B.A (no. 5)  menulis: “Buku ini sangat dahsyat dan mencengangkan, memuat informasi-informasi penting dengan kupasan yang akurat dan ilmiah.”

Benarkah buku ini dahsyat? Benarkah kita akan tercengang dibuatnya? Benarkah kupasannya akurat dan ilmiah?

Saya yakin pembaca semakin tidak sabar untuk membuktikannya.

Dalam membuktikan kali ini kita cukup melihat mutu terjemahan dan kesimpulannya. Sebab hal itu cukup untuk mengenali tingkat intelektualitas, keilmuan, ketakwaan dan kejujuran seseorang. Jika terjemahan salah dan kesimpulan menyesatkan karena berbalik menjadi menfitnah maka hal itu menjadi aurat mughallazhah alias kemaluan besar yang seharusnya ditutupi, bukan malah diumbar dan menelanjangi diri sendiri di hadapan publik.

Sekarang saatnya kita mulai, dengan memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saya katakan:

Bismillahirrahmanirrahim

Aurat pertama:

Di halaman 49-50 mereka menulis:

Perintah untuk membakar Buku-Buku dan memalsukannya

Berikut Scan buku tersebut:

 3 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

4 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

ولا نأمر باتلاف شيء من المؤلفات أصلاً، إلاّ ما اشتمل على ما يوقع الناس في الشرك، كروض الرياحين، أو يحصل بسببه خلل في العقائد، كعلم المنطق، فإنه قد حرمه جمع من العلماء، على أنا لا نفحص عن مثل ذلك، وكالدلائل، إلاّ إن تظاهر به صاحبه معانداً، أتلف عليه ؛ وما اتفق لبعض البدو، في اتلاف بعض كتب أهل الطائف، إنما صدر منه لجهله، وقد زجر هو، وغيره عن مثل ذلك

 

Perhatikan terjemahannya dalam buku ini:

14 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

15 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

Bandingkan dengan terjemahan kami:

“Dan kami tidak memerintahkan untuk menghilangkan (memusnahkan) sesuatu pun dari kitab-kitab itu sama sekali, kecuali yang berisi sesuatu yang menjerumuskan manusia ke dalam kesyirikan, seperti Raudh al-Rayyahiin, atau apa yang bisa menyebabkan kerusakan dalam akidah, seperti ilmu manthiq, karena ia telah diharamkan oleh sejumlah ulama, itupun kami tidak memeriksa (mencari-cari) tentang hal itu, dan seperti Dalail al-Khairat, kecuali jika pemiliknya menampakkannya sebagai orang yang menentang, maka dihilangkan atasnya. Dan apa yang terjadi secara kebetulan bagi sebagian orang baduwi dalam memusnahkan sebagian kitab penduduk Thaif, maka sesungguhnya hal itu dilakukan karena kebodohannya, padahal ia dan yang lainnya sudah dilarang dari hal tersebut (maksudnya dari mencari-cari dan memeriksa, atau juga membakar-bakar.” Wallahu a’lam.


Perhatikan aurat mereka:

  1. Dalam judul bahasan mereka tulis: “dan memalsukannya”.

 5 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

Begitu pula dalam keterangan di bawahnya. Maka, kita yang berakal ini perlu bertanya, mana ucapan Syaikh Muhammad yang menyuruh pengikutnya untuk memalsukan buku-buku para ulama?!!

Kalau demikian, siapa yang melakukan kebohongan publik?!

Saya sangat khawatir banyak pembaca berkhusnuzhan kepada para tokoh yang begitu meyakinkan mendukung buku ini sehingga menelan begitu saja apa yang ada di dalamnya meskipun itu dusta. Astaghfirullah. Semoga Allah mengampuni mereka dan melindungi umat Islam dari orang-orang alim yang membawa fitnah.

  1. Kalimat “ajaran yang membuat manusia menjadi musyrik” diberi catatan kaki sebagai berikut: musyrik versi salafi wahhabi adalah orang-orang yang melakukan istighatsah, tawassul, tabarruk, peringatan maulid nabi, dzikir bersama, ziarah ke makam orang shaleh, dan tidak sependapat dengan mereka. Karena menurut mereka, umat Islam yang tidak mengkafirkan orang-orang yang mereka (salafi wahabi) kafirkan maka dia juga adalah kafir, sebagaimana hal itu dinyatakan dalam buku mereka; Muhammd ibn Abdil Wahhab dkk: ad-Durar as-Saniyyah, op.cit, pada jilid 9 h. 289.

 16 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

  • Syekh Muhammad ibn Abdul Wahhab adalah ulama yang mengerti mana tauhid dan mana syirik sehingga Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki pun menggelarinya dengan sebutan “Imam at-tauhid wa Ra`su al-Muwahhidin” (pemimpin tauhid dan kepala orang ahli tauhid) dalam kitabnya Mafahim Yajib an-Tushahhah[1] halaman 202:

 6 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

17 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

“Inilah dia Imam Tauhid dan kepala ahli tauhid mengatakan ucapannya yang benar dengan hikmahnya yang lurus yang karenanya dakwahnya tersebar di tengah-tengah manusia dan thariqatnya kesohor di kalangan orang khusus maupun orang kebanyakan.”

Nah, siapakah yang yang benar di antara keduanya? Jika Sayyid Muhammad ibn Alwiy al-Maliki benar dalam pernyataannya bahwa Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab adalah imam tauhid dan kepala ahli tauhid berarti Syaikh Idahram dan pendukung bukunya adalah “jahil“. Ataukah sebaliknya…?!

Lalu bandingkan dengan gelar yang diberikan oleh Syaikh Idahram dalam buku pertamanya, halaman 31, ia menjuluki Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab sebagai “ustadz kampung”!! Maka siapakah yang alim dan siapakah yang jahil? Syaikh Idahram yang masih majhul itu, yang menerjemah salah-salah sampai terbelok 180 derajat? Ataukah Sayyid Muhammad al-Maliki?!! Saya serahkan kepada pembaca untuk menyimpulkan.

  • Maka dari itu, Syekh Muhammad ibn Abdul Wahhab tidak mengkafirkan tawassul.

Perhatikan ucapan Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab yang dikutip oleh Sayyid al-Maliki, yang di sana Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab mengikuti jumhur bahwa tawassul dengan orang shalih itu makruh dan ini termasuk masalah ijtihadiyyah: berikut scan buku Sayyid Muhammad Alwi, 149:

7 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

Begitu pula beliau tidak mengkafirkan dzikir bersama, peringatan maulid nabi, ziarah ke makam orang shaleh apalagi orang yang tidak sependapat dengan mereka. Lalu di manakah mereka dianggap kafir oleh beliau? Di manakah beliau mengkafirkan itu semua?!! Kapan dan dimana….?

Nah, siapakah yang memelintir ucapan, menfitnah, memalsukan maksud dan menyesatkan pembaca?!!

Dengan demikian, maka apakah buku ini bisa menjadi sandaran utama umat dalam mencari kebenaran dan petunjuk Tuhan??! Kata dalam bahasa Arab “Haihaata haihat!!! Yang ada malah sebaliknya, umat Islam harus diperingatkan dari buku yang berisi fitnah seperti ini.

Dahsyat bukan?! Apakah Anda percaya?!! Tetapi inilah kenyataan buku Syaikh Idahram-2 ini.

  • Kata Sayyid Muhammd Alwi al-Maliki: Syaikh Muhammd ibn Abdul Wahhab yang menjadi imamut tauhid wa ra’sul muwahhidin itu sangat mengingkari orang yang menuduh dan menfitnah beliau telah mengkafirkan orang yang bertawassul dengan orang shalih.  Sayyid Muhammad al-Maliki berkata: (scan hal 150)

81 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

“Syaikh Muhammd ibn Abdul Wahhab berlepas diri dari orang yang mengkafirkan orang yang bertawassul.”

Telah datang dari Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab dalam suratnya yang ditujukan kepada penduduk Qashim, protesnya/ keingkarannya yang keras terhadap orang yang menisbatkan kepada beliau pengkafiran terhadap orang yang bertawassul dengan orang shalih. Beliau berkata:

“Sesungguhnya Sulaiman ibn Suhaim telah berdusta atas nama saya hal-hal yang tidak pernah aku ucapkan, bahkan kebanyakan tidak pernah terlintas di benak saya, diantaranya: -ia mengatakan- saya mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dengan orang shalih, dan katanya saya mengkafirkan al-Bushiri karena ucapannya “Wahai manusia yang paling mulia’ dan katanya aku membakar buku Dalail Khairat.

Jawaban saya tentang masalah-masalah ini adalah saya katakan: “Maha Suci Allah, ini adalah kedustaan yang agung.”

Pembaca sekalian, kedustaan yang dilakukan oleh Sulaiman ibn Suhaim kini dilakukan oleh Syaikh Idahram dan semua orang yang mendukung bukunya!!!

Tidakkah Anda saksikan, siapakah yang berdusta di depan publik?!!

Apakah Syekh Muhammad ibn Abdil Wahhab yang berjuluk imam at-tauhid dan pemimpin ahli tauhid, ataukah penulis buku yang tidak dikenal jati dirinya ini?!

Saya serahkan kepada pembaca untuk menilai dengan adil dan jujur.

Waspadalah, jangan sampai Anda disimpangkan oleh hawa nafsu!!

Satu lagi surat Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab yang penting kata Sayyid adalah di hal 84, silakan Anda merujuk ke kitab aslinya.

Kemudian kalimat Syaikh Muhammad ibn Abdil Wahhab:

 

على أنا لا نفحص عن مثل ذلك، وكالدلائل، إلاّ إن تظاهر به صاحبه معانداً، أتلف عليه ؛ وما اتفق لبعض البدو، في اتلاف بعض كتب أهل الطائف، إنما صدر منه لجهله، وقد زجر هو، وغيره عن مثل ذلك

diartikan :

9 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

 –          Bandingkan dengan terjemahan kami:

“Itupun kami tidak memeriksa (mencari-cari) tentang hal itu, dan seperti Dalail al-Khairat, kecuali jika pemiliknya menampakkannya sebagai orang yang menentang, maka dihilangkan atasnya. Dan apa yang terjadi secara kebetulan bagi sebagian orang Baduwi dalam memusnahkan sebagian kitab penduduk Thaif, maka sesungguhnya hal itu dilakukan karena kebodohannya, padahal ia dan yang lainnya sudah dilarang dari hal tersebut (maksudnya dari mencari-cari, memeriksa dan membakar-bakar kitab).”Wallahu a’lam


Wahai pembaca yang dimuliakan Allah dengan diberi akal, ilmu dan iman!

Siapakah yang memalsukan berita? Syekh Muhammad ibn Abdul Wahhab adalah orang yang melarang membakar kitab tetapi diberitakan oleh orang yang menamakan dirinya sebagai Syaikh Idahram bahwa beliau memerintah dan bersepakat dengan orang Baduwi untuk membakar buku orang Thaif?!!

Sungguh kebohongan besar di depan publik di siang bolong. Padahal judul buku mereka tidak sungkan-sungkan berbunyi:

10 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

 Saya khawatir ini termasuk dalam ujaran: “maling berteriak maling”.

  • Setelah Anda tahu kesalahan penulis buku ini dalam menerjemah, maka kesimpulannya pun juga pasti salah. Perhatikan  kesimpulan penulis: (scan buku halaman 51)

11 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

Pembaca yang kami muliakan, dan yang dimuliakan oleh Allah dengan hati nurani, kecerdasan dan iman. Sebenarnya saya merinding membaca terjemahan dan kesimpulan Syaikh idahram. Bagaimana ia membalik fakta 180 derajat? Kalau begitu siapa yang tangannya sangat terampil, bisa memberi informasi bahkan tuduhan keji secara salah dan terbalik-balik?!

Melihat cara kutipan yang serampangan, kami jadi meragukan ketajaman dan kebenaran tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada salafi wahabi. Misalnya, dalam kitab ad-Durar as-Saniyyah sebelum paragraph yang dikutip oleh penulis, Syekh mengatakan bahwa beliau mengikuti akidah salaf shalih, bukan akidah khalaf, lalu dalam madzhab fikih ikut madzhab Imam Ahmad, lalu beliau menegaskan bahwa beliau menggunakan semua kitab para ulama.

Dan setelah kutipan itu, Syekh mengingkari tuduh-tuduhan keji tersebut. Beliau berkata:

وأما ما يكذب علينا : سترا للحق، وتلبيسا على الخلق، بأنا نفسر القرآن برأينا، ونأخذ من الحديث ما وافق فهمنا…. …………… وأنا لا نعتمد على أقوال العلماء، ونتلف مؤلفات أهل المذاهب، لكون فيها الحق والباطل، وأنا مجسمة، وأنا نكفر الناس على الإطلاق أهل زماننا، ومن بعد الستمائة، إلا من هو على ما نحن عليه .

 

جوابنا في كل مسألة من ذلك، سبحانك هذا بهتان عظيم ؛ فمن روى عنا شيئا من ذلك، أو نسبه إلينا، فقد كذب علينا وافترى .

“Adapun apa yang didustakan atas nama kami; demi untuk menutupi kebenaran, dan mengelabuhi manusia; katanya kami menafsiri al-Qur`an dengan pendapat kami, kami mengambil hadits yang sesuai dengan pemahaman kami…………… Dan kami tidak bersandar pada ucapan para ulama, kami melenyapkan kitab-kitab ahli madzhab karena berisi kebenaran dan kebatilan, kami mujassiim, kami  mengkafirkan manusia pada zaman kami secara mutlak, hingga setelah 600 tahun, kecuali orang-orang yang sesuai dengan apa yang ada pada kami.

Maka jawaban kami dari semua masalah itu adalah: “Maha Suci Allah, ini adalah kedustaan yang besar. Maka barangsiapa meriwayatkan sesuatu dari hal itu atau menisbatkannya kepada kami maka dia benar-benar telah berdusta dan mengada-ada.[2]“

Jadi sekali lagi, secara meyakinkan dan terang-terangan Syaikh Idahram penulis buku

10 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

telah melakukan dusta dan bohong di depan publik, dan menuduh Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab yang tidak bersalah itu dengan tuduhan-tuduhan keji sebagai orang sesat, mengkafirkan umat Islam, membakar kitab dan mengajarkan pengikutnya untuk memalsukan kitab para ulama dan lain sebagainya!!!

Maka terbuktilah ucapan bapak Dr. KH. Rohimuddin Nawawi al-Bantani M.A. dalam testimoninya yang mengatakan: “Saya merinding membaca buku ini, seakan tidak percaya, tapi itulah kenyataannya.”Karena saya benar-benar merinding jika mutu terjemahan buku ini seperti ini. Menyesatkan pembaca.

Dan terbukti pula testimoni  Bapak KH. Wahfiudin, M.B.A.  yang berbunyi: “Buku ini sangat dahsyat dan mencengangkan”. Tetapi dahsyatnya bukan karena memuat informasi-informasi penting dengan kupasan yang akurat dan ilmiah, melainkan karena “kesalahan terjemah yang fatal dan fitnah serta kedustaan.”

Yang tidak terbukti adalah ucapan Ustadz H. Muhammad Arifin Ilham saat mengatakan: “Untuk membentengi mereka dengan pemahaman yang lurus” sebagaimana pernyataannya berikut ini:

 12 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

Sebab pemahaman penulis buku, terjemahan dan kesimpulannya rusak sebagaimana yang Anda ikuti bersama dalam makalah ini –dan makalah-makalah berikutnya insyaallah-. Jika tidak, maka apakah menuduh orang, menfitnah, dan memusuhi ulama secara salah, apakah itu pemahaman yang lurus? Apakah itu cerminan islam yang lembut, santun dan penuh kasih sayang? Jelas tidak, tetapi sangat dikhawatirkan justru perbuatan seperti yang dilakukan oleh penulis buku ini mendapat ancaman keras dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا (57) وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا (58)

“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya[3]. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab, 57-58)

Oleh karena itu, adanya dua nama tokoh nasional di cover depan

13 Serial Aurat Buku Syaikh Idahram 2 (bag. 1)

dan 5 tokoh (termasuk Prof. DR. Azyumardi) di kover belakang bukan memperindah ataupun menguatkan buku ini, tetapi justru sebaliknya, buku ini mencoreng dan merendahkan martabat mereka. Andaisaja beliau-beliau itu tidak begitu saja memberikan dukungan, kata pengantar dan testimoni pada buku ini. Namun apa dikata, itu sudah menjadi kenyataan…!! Wallahu a’lam bishshawab.

Semoga tanggapan ini bisa membantu menyadarkan orang-orang yang lalai. Aamiin.

Nantikan bagain kedua dari serial Aurat Buku Syaikh Idahram-2. [*]


[1] Kitab Sayyid Muhammad ibn Alwiy al-Maliki ini sudah dikritisi kesalahan-kesalahannya oleh Syaikh Shalih ibn Abdul Aziz Al-Syaikh dalam buku yang berjudul Hadzihi Mafahimuna, yang dicetak dalam edisi Indonesia  dengan judul Meluruskan Pemahaman, terbitan Nashirul Haq.

[3] Menyakiti Allah dan rasul-rasulNya, Yaitu melakukan perbuatan- perbuatan yang tidak di ridhai Allah dan tidak dibenarkan Rasul- nya; seperti kufur, mendustakan kenabian dan sebagainya.

Sumber: http://www.gensyiah.com/serial-aurat-buku-syaikh-idahram-2-bag-1.html

Posted on Oktober 15, 2011, in Bantahan and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 81 Komentar.

  1. semoga yang mendukung dalam penuyusnan buku tersebut di beri hidayah oleh allah subhanahu wata’ala aamiin allahumma amiin

  2. Surat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab kepada salah seorang kepala suku di daerah Syam:: “Saya katakan kepada orang yang menentangku, sesungguhnya yang wajib atas manusia adalah mengikuti apa yang diwasiatkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Maka bacalah buku buku yang terdapat pada kalian, jangan kalian ambil dari ucapanku sedikitpun, tetapi apabila kalian telah mengetahui perkataan Rasulullah yang terdapat dalam kitab kalian tersebut maka ikutilah, sekalipun kebanyakan manusia menentangnya.” (Majmu’ Muallafaat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab jilid 3).

    Tuduhan tuduhan Syaikh Idahram dan pendukung pendukungnya adalah dusta dan fitnah. Allahu yahdihim.

    Setelah menyebutkan tuduhan tuduhan bohong yang diisebar oleh musuh musuh da’wah tauhid Muhammad bin Abdul Wahab dan para pengikutnya, Syaikh Muhammad Syukri Al Alusy berkata: “Seluruh tuduhan tersebut adalah kebohongan, fitnah dan dusta semata dari musuh musuh mereka, yaitu dari golongan pelaku bid’ah dan kesesatan, bahkan kenyataannya seluruh perkataan dan perbuatan serta buku buku mereka menyanggah tuduhan itu semua.” (Tarikh Najd, hal 40)

    Demikian ditulis pada makalah ilmiyah Ust. Dr Ali Musri Semjan Putra, Lc, MA.

  3. semoga mereka diberikan hidayah atau segera dihapuskan dari permukaan bumi ini, karena orang seperti mereka (Idarham Cs) hanyalah penebar fitnah & kerusakan di muka bumi, mereka perusak tapi ngaku memperbaiki? ketahulailah merekalah(Idarham Cs) perusak yang sebenarnya..!

  4. apakah ada link utk download ebook buku yang berjudul Hadzihi Mafahimuna, yang dicetak dalam edisi Indonesia dengan judul Meluruskan Pemahaman, karya Syaikh Shalih ibn Abdul Aziz Al-Syaikh, terbitan Nashirul Haq?

    mohon informasinya.

    Wassalam – Sudin

  5. mengenai tulisan ini telah saya baca serial pertamanya, dan memang g jauh beda alias sebelas dua belas, kemudian saya tanyakan pd salah seorang syabab Nahdliyin tentang siapakah penulis ini maka dia memberikan sebuah nama Marhadi Munayyar Lc, Ma, blognya :http://makalah-artikel.blogspot.com/2007/11/melihat-profil-saya.html,
    insya Allah sedikit Infonya :
    Nama : Marhadi Muhayar
    Tempat/tgl. lahir : Bekasi, 10 Oktober 1975

    Pendidikan :
    -American Open University Cairo, Fakultas Islamic Studies, Jurusan Ekonomi Islam.
    -S2 Fakultas Syari’ah, Jurusan Politik Islam, Universitas Studi Islam Karachi.
    Pekerjaan:
    – Muballigh/dai
    – Mengajar/dosen
    – Staf Jakarta islamic Center
    – Penerjemah freeland buku-buku bahasa Arab.

    Pengalaman & Berorganisasi
    -Ketua Bagian Bahasa Tarbiyat-ul Mu’allimîn al-Islâmiyyah (TMI) Darul ‘Ulum, Bogor, Jawa Barat.
    -Pembina Organisasi Intra Sekolah Tarbiyat-ul Mu’allimîn al- Islâmiyyah (TMI) Darul ‘Ulum, Bogor, Jawa Barat.
    -Mengajar di MTs. dan MA. Tarbiyat-ul Mu’allimîn al- Islâmiyyah (TMI) Darul ‘Ulum, Bogor, Jawa Barat.
    -Dewan Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) merangkap Sekretaris 1994-1995.
    -Ketua Kajian Turats Alumnus (KTA) Darul Ulum.
    -Sekretaris Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia (PPMI) Tanta Mesir, tahun 1996-1997.
    -Ketua Umum Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia (PPMI) Tanta Mesir, tahun 1997-1998.
    -Ketua II Ikatan Keluarga Pelajar & Mahasiswa At-Taqwa, Cairo, Mesir, tahun 1999-2000.
    -Ketua II PPMI Mesir 2000-2001.
    -Ketua Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Keluarga
    -Pelajar Jakarta & Sekitarnya (KPJ) 20001-2002.
    -Pemimpin Redaksi (Pemred) Buletin GEMA Tanta Mesir.
    -Sekjend ICMI Cairo 2002-2004.
    -Direktur Wisma Nusantara Kairo (dua periode).
    -Dewan Konsultatif Ikatan Keluarga Pelajar & Mahasiswa At-Taqwa (IKPMA) Mesir.
    – Penerjemah buku-buku Arab CV. Kuwais Kreasindo
    – Penerjemah buku-buku Arab Mumtaz Arabia.

    Pengalaman Kursus :
    Kursus jurnalistik ” Indonesian Student Movement” Bogor tahun 1993-1994 + kursus jurnaslistik ICMI Cairo 2003.
    Kursus Komputer di Indonesia dan Mesir.
    Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD) Lebak Bulus.
    Beberapa kali kursus kaderisasi dan kepemimpinan.
    Pelatihan bisnis dan management KBRI Mesir.
    Pelatihan management Zakat di Husein Syahatah Cente Cairo.
    Pelatihan management Wakaf di Shalah Kamil Center.
    Dan lain-lain.

    Kemampuan Personal :
    Mahir mengetik Latin.
    Mahir mengetik Arab
    Mengerti tentang kesekretariatan.

    Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya) di 18:57

    ini saya langsung copas dari blognya,
    jadi Syaikh IDAHRAM = Syaikh MARHADI,

  6. syaikh idahram = syaikh marhadi, Di malang kata2 ini banyak kita dengar, seperti rudit = tidur, kadit = tidak, ojob = bojo (suami/istri) dan sebagainya. mungkin juga marhadi juga pernah di kota Malang beberapa saat.

  7. rupanya syekh yg satu ini gaul & kreatif juga. sampai2 kreatif dalam memelintir dan memalsukan ucapan orang lain. semoga syekh idahram diberi taufik dan hidayah untuk mengkoreksi kesalahannya..

  8. ya…ya….idahram=marhadi

  9. syaikh idahram….kh said aqil siraj….ust arifin ilham…kami mendukung anda semua….semoga Allah selalu melindungi kalian…Amiin, kami mendukung anda waha para ulama NU,sudah sa’atnya ulama khususnya dari kalangan NU bangkit untuk meluruskan pemahaman-pemahaman yg selama ini menyalahkan, membid’ahkan amaliyah-amaliyah NU,dulu saya sempat ragu dengan ajaran NU, tapi setelah saya pelajari dengan benar-benar, alhamdulillah saya dapatkan hidayah dari Alloh sehingga saya tidak ikut-ikutan orang-orang yg mengaku salafi salafussholeh yg selalu sukanya menyalahkan amaliya-amaliyah orang islam khususnya amaliyah NU.

  10. Saiful, kalo baca baca antara yg pro n kontra, baca langsung pada rujukan mereka, bisa dilihat tuh referensinya, mana yg bener mana yg enggak, mana yg suka melintir2 n motong2 perkataan shg tidak sesuai dengan maksud penulis mana yg enggak, lagipula bukannya Syaikh Idahram juga membid’ah2an dan mensesat2kan, de-el-el. Kalo fanatik mbok ya jangan kebangeten, sampai harus menutup mata nggakl mau tabayyun, minimal merujuk pd referensinya langsung, wong terjemahan n perkataan orang itu kalo dipotong2 bisa juaaawuuh banget maknanya, sok atuh dicek lagi……soalnya mengenai bukunya Syaikh Idahram yg ttg sejarah Wahabi berdarah saya sudah cek langsung pd beberapa referensinya kok jauh banget ya , banyak yg dipelintir?bagaimana tuh?

  11. الكتاب : الأمر بالاتباع والنهي عن الابتداع
    المؤلف : السيوطي

    فصل
    في تمييز البدعة من السنة
    ما البدعة؟
    والبدعة عبارة عن فعلة تصادم الشريعة بالمخالفة، أو توجب التعاطي عليها بزيادة أو نقصان. وقد كان جمهور السلف يكرهون ذلك، وينفرون من كل مبتدع. وإن كان جائزاً حفاظاً للأصل، وهو الاتباع، وقد قال زيد بن ثابت لأبي بكر وعمر رضي الله عنهما حين قالا له ” اجمع القرآن ” : كيف تفعلان شيئاً لم يفعله رسول الله (؟ وعن عبد الله بن أبي سلمة: أن سعد بن مالك رحمه الله تعالى سمع رجلاً يقول: ” لبيك ذا المعارج ” فقال: ما كنا نقول هذا على عهد رسول الله (.
    وعن أبي البحتري قال: أخبر رجل ابن مسعود رضي الله عنه أن قوماً يجلسون في المسجد بعد المغرب، فيهم رجل يقول: كبروا الله كذا، وسبحوا الله كذا وكذا، واحمدوا كذا وكذا. وقال عبد الله فإذا رأيتهم فعلوا ذلك فأتني فاخبرني بمجلسهم. فلما جلسوا أتاه الرجل فاخبره، فجاء عبد الله بن مسعود، فقال: والذي لا إله غيره لقد جئتم ببدعة ظلماً أو لقد فضلتم أصحاب محمد علماً! فقال عمر بن عتبة: نستغفر الله، فقال: عليكم بالطريق فالزموه ولئن أخذتم يميناً وشمالاً لتضلن ضلالاً بعيداً.

    Nih buktinya apakah Imam Suyuthi itu termasuk wahabi sehingga membid’ahkan dzikir berjamaah dengan metode diatas, seperti yg banyak diamalkan banyak Jama’ah dzikir sekarang terutama dari NU?Hal serupa bahkan telah dilakukan oleh AL Imam Al Hafidz Abu Syamah AL Maqdisy Asy Syafi’i juga AL Imam Al Hafidz Asy Syathibi AL Maliki?apakah mereka wahabi?wong kakeknya wahabi aja belum lahir dimasa mereka wafat apalagi cucunya, yg sering antum tuduhkan, apakah Abu Musa Al Asy’ari (yakni orang yg mengabarkan kepada Ibnu Mas’ud tersebut dlm riwayat Ad Darimi dlm kitab Al Ba’it ‘ala Inkaril Bida’ wal Hawadits, (yang banyak dari kaum As’ariyyun menisbatkan silsilah AL Asy’ari kepadanya) dan juga Abdullah bin Mas’ud ternyata menentang keras amalan dzikir berjama’ah tersebut juga termasuk wahabi? Dan perlu diketahui bhw dalil2 dan qaul Ulama Syafi’iyyah yg dijadikan dalil tentang masyru’nya dzikir berjamaah tidaklah menganjurkan dzikir dengan metode seperti dzikir yg banyak terjadi sekarang (yakni satu komando satu lafadz), namun pengertian dzikir pd makna Umum, coba deh cek diantaranya : AL Adzkar-nya An Nawawi.
    Tambahan lagi respon terhadap banyak tuduhan syabab NU yg membangga2kan Kyai n Ulamanya yg katanya memiliki sanad ijazah dan harus berguru pd guru yg punya ijazah sanad, dan wahabi serta simpatisannya dr para masyayikhnya katanya tidak memiliki sanad, by the busway, ternyata tuduhan tersebut teramat sangat tidak benar, salah satu contoh Syaikh Ismail AL Anshari yg merupaka Ulama wahabi tulen gurunya para Ulama Wahabi diantaranya Syaikh Abdullah bin Abdurrahman AL Jibrin, saya ada kitabnya berisikan tentang sanad beliau yg berjudul Hadyus Sari ila Asanid Syaikh Ismail AL Anshari, nah tuh pdhal masih ada buanyak lagi sanad serupa contohnya syaikh Yahya An Najmi, Syaikh Rabi, dll nah mana tuh tuduhan itu?seperti pepes ikan cempeda aja tuh?
    Selain itu tuduhan Syaikh Idahram tentang pemalsuan kitab, emang Syaikh Idahram sudah pernah meneliti manuskrip sendiri?sehingga bisa nuduh?or CUKLID (Cuman Taklid) doank, pdhal Ulama Wahabi terkenal dengan tahqiqnya terhadap Manuskrip2 kitab2 klasik, juga mereka memiliki sanad terhadap kitab2 tersebut, contohnya SYaikh Basim Faishal AL Jawabirah murid Syaikh AL ALbani yg bersanad langsung kepada Kitab As Sunnah karya Ibnu Abi Ashim (w 587 H)yg beliau tahqiq sendiri, mana tuh sanadnya Syaikh Idahram n bukti hasil penelitian Syaikh Idahram or cuman qila wa qalla?

  12. Aww. kenapa ini hanya komentar, saya pikir kurang ilmiah, coba bikin buku tandingan yang keilmiahannya sebanding dg buku syekh.

    • baca bukunya Ustad Chalid Ruray niscaya anda akan melihat dimana pemelintiran, pemutarbalikan fakta dari ulasan yang dianggap Ilmiah, disitu diberikan secara lebih ilmiah dari pada ulasan Syaikh Idahram yg tidak secara jantan menampilkan nama aslinya, makanya saya bilang baca buku yg pro dan kontra dan merujuk pd masing2 referensi buku tersebut sehingga diketahui mana tuduhan yg benar manaa yg salah

  13. kelemahan kelompok yang mengaku aliran salafi atau mutamaslif ini mereka anti tashawuf dengan menganggap tasawuf itu bid’ah.. padahal tashawuf itu ilmu yang terlahir dari rukun ihsan..sebagaimana fikih dari rukun islam..dan tauhid dari rukun iman..maka kalau membuang khazanah yang satu ini …berarti Anda membuang satu pilar agama kita yang bernama ihsan.. padahal mutiara2 ilmu kenabian itu selalu runtut dari Rasul ke sahabat dari sahabat ke tabi’in dari tabi’in ke tabi’i at-taabi’iin hingga sampai ke ulama kita…alulamaa waratsatul anbiyaa..jadi jangan cari ilmu itu dengan memotong rantai sejarah..kita harus kembali ke zaman salafusshaleh..ke zaman sahabat..nah yang anda ikutin itu ngikutin..siapa..yang diikutin juga ngikutin siapa…kalau ada runtutannya terus sepanjang zaman baru.. itu namanya anda pengikut Nabi karena mengambil ilmu dari ulama-pewarisnya..tapi kalo tiba2..mengatakan ilmu yang benar ini adalah dari ulama yanglahir tahun 1800 sekian…lalu potong kompas ke ibnu qayyyim dan ibnu taimiyah..lalu langsung ke masa sahabat maka cara2 anda tidak ilmiah sama sekali… buktinya syaikhul islam ibnu taimiyah aja ikut mensyarahkan kitab tasawuf karya syeikh Abd Qadir aljailani Maka Anda-Anda yang mengaku salafi sayang sekali kalau membuang mutiara ilmu ini ..lihat Syeikh Abd Qadir Aljilani seorang waliyullah pengamal tasawuf terbesar di masanya dan namanya terus harum sampai sekarang…dan tidak ada satupun ulama yang mencibirnya..semuanya sepakat (bil ijmaa’) annahu min sulthanil al-auliyaa.. nah penyebutan nama baik adalah pertanda bahwa beliau orang baik (min ahli alkhair) tapi kalo yang Anda-Anda ikutin adalah tokoh2 yang sering bid’ah-bid’ah kan orang lain..maka tetap aja akan ada yang memuji dan mencaci alias kontroversial..nah kalo anda-anda ikutan begitu maka anda kalo wafat nanti juga akan dianggap ulama yang pro kontra..ada yang setuju dan ada yang menjelek2an sebagaimana nama2 tokoh yang anda usung di atas.. so Anta ma’a man ahbabta.. harumkan nama Anda seperti Rasul..yang mengayomi…dan tidak mengklaim orang lain sebagai ahli bid’ah.. seakan2 Anda menambahi ahkam syar’iyah yang ke-enam..setelah wajib, sunnah, mubah, makruh, haram..dan anda tambahin satu lagi bid’ah.. jadi saya pikir jargon bid’ah ini sengaja dibuat kaum orientalis untuk memecah belah kaum muslimin.. nanti bisa aja akan muncul jargon irhabiy (teroris)..atau Thughaat (sewenang-wenang)..jadi mohon..sudahi saja mengklaim paling benar..di masa keemasan syeikh Abd Qadir alJailani…saya tidak ramai istilah itu ..ko sekarang jadi seakan2 hukum syar’i yang baru..

    • kata siapa mas, ucapan para sahabat dan ulama tabi’in setelah bahkan generasi sebelum Syaikh Abdul Qadir Jaelani juga sudah ada membid’ahkan banyak perkara, cob anda baca baik2 kitab2 fikih secara baik……!!!!. Baca juga sejarah taasawuf dg riwayat yg shahih jangan bersandar hanya qilaa wa qalaaa or pd riwayat yg g jelas, lgpula siapa yg potong compass, bukanya mas sendiri, apakah ulama antum punya sanad kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah?……….
      Ulama wahabi contohnya :Syaikh Bin Bazz memiliki sanad kepada kitab2 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dr Syaikh Al-Allamah Al-Muhadits Abdul Haq Al-Hasyimi, beliau berkata:

      أخبرنا أحمد بن عبدالله بن سالم البغدادي , عن عبدالرحمن بن حسن بن محمد بن عبدالوهاب , عن جده شيخ الإسلام محمد بن عبدالوهاب , عن الشيخ عبدالله بن إبراهيم المدني , عن الشيخ الفقيه عبدالقادر التغلبي , عن الشيخ المحدث عبدالباقي , عن الشيخ المحدث أحمد بن مفلح الوفائي , عن الشيخ الفقيه موسى بن أحمد الحجاوي , عن الشيخ الفقيه أحمد بن محمد المقدسي المعروف بالشويكي , عن الشيخ أحمد بن عبدالله العسكري , عن الشيخ علاء الدين المرداوي , عن الشيخ إبراهيم بن قندس البعلي , عن الشيخ علاء الدين علي بن العباس المعروف بابن اللحام , عن الشيخ الحافظ عبدالرحمن بن رجب , عن الحافظ شمس الدين ابن القيم , عن شيخ الإسلام الحافظ تقي الدين ابن تيمية

      mana sanad Ulama Antum bukannya Syaikh Idahram diblognya termasuk yg mencela Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, emang levelnya sudah sama dengan beliau rahimahullah, dalam Tadzkiratul Huffadz aja AL Hafidz Jalaludin As Suyuthi memasukkannya dalam jajaran AL Hafidz (hafal sana plus matan diluar kepala, plus kaidah beristimbath plus kaidah jarh wa ta’dil lebih 100.000 hadits), dan menyebutnya sebagai Syaikhul Islam, bahkan lawan debatnya mengakui bahwa beliau memiliki perangkat ijtihad shg layak disebut mujtahid, nak Syaikh idahram sudah berani mencela beliau rahimahullah, apalagi menuduh Ulama Wahabi memalsu kitab2 klasik padahal g pernah meneliti sendiri, kita tantang satu saja kitab mana yg pernah diteliti sendiri oleh Syaikh Idahram yg berasal dari hasil karya beliau thd manuskrip2 kitab klasik (btw, katanya beliau lulusan timur tengah), juga ketua PBNU yg lulusan Universitas Ummul Qurra sampai S3 mana contoh penelitian beliau sendiri sehingga bisa ikut merekomendasikan kitab ini, silahkan syabab NU tunjukkan….!!!!Kalo setahu saya paling banter taklid sama As Saqaf, AL Kutsari, dkk, hehehehe emang mereka pantas utk ditaklidi? bagaimana kaidah taklid kalian? apakah mereka sudah pd taraf Mujtahid sehingga layak ditaklidi?(bukankah manhaj kalian spt itu kan?)Lagipula perihal mereka sudah dibantah para Ulama Wahabi sok atuh dicek supaya g subyektif cuy, …..
      ini contoh sanad Ulama Wahabi kepada Ibnu Katsir :
      عن حماد بن محمد الأنصاري، وأبي تراب الظاهري، كلاهما عن والد الثاني: الشيخ عبد الحق الهاشمي، عن أحمد بن عبد الله بن سالم البغدادي، عن عبد الرحمن بن حسن ابن شيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب، عن جده شيخ الإسلام، عن عبد الله بن إبراهيم بن سيف النجدي، عن أبي المواهب محمد بن عبد الباقي بن عبد الباقي الحنبلي، عن أبيه، عن المعمر عبد الرحمن البهوتي الحنبلي، عن الجمال يوسف بن زكريا، عن أبيه القاضي زكريا الأنصاري، عن الحافظ ابن حجر، عن ابن الجزري، عن ابن كثير-رحمه الله

      • tipikal banget ente boss, ngerasa referensi ente paling benar (padahal kayaknya cuman baca n copy paste) sementara pihak laen dicap taklid n ga sekelas

        • look at yourself, lha ente apa,dapet ilmu dari ngayal, emang kalo ngaji ente afal semua gak yg dingajikan mulai dari awal sampe terakhir?Lagi pula comment tanpa bukti, is nothing….!!!!alias useless-less-less….
          saya berikan cotoh lagi sanad Syaikh ISmail AL Anshari melalui Syaikh AT Tuwaijiri, sampai kepada Sufyan bin ‘Uyainah s/d Abdullah bin Amr bin AL Ash pd hadits ttg AR Rahimuun (Musalsal bil Awwaliyah), juga kepada sejumlah Huffazh spt As Sakhawi, As Suyuthi, Ibnu Hajar AL Asqalani dll, kpd sejumlah kitab2 hadits, fikih, lughah, ushul fikih, tafsir,dll beliau memberikan ijazah kepada sejumlah Ulama diantaranya Syaikh Rabi’ AL Madkhali, lihat kitab Hadyus Sari Ila Asanid Syaikh Ismail Al Anshari yg disusun oleh muridnya yg juga mendapat Ijazah dari beliau yakni Syaikh Abdul Aziz AR Rajihi, juga ente lehita Kitab As Sunnah tulisan Imam Ibnu Abi Ashim yg ditahqiq oleh Syaikh Basim Faishal AL Jawabirah (masyayikh Markaz AL Albani) beliau memiliki sanad kpd kitab tsb dan juga tentunya kpd sejumlah hadits2 didalamnya diantaranya hadits shahih tentang Jariyah Milik Muawiyah bin Hakam As Sualmy dimana hadits ini bersambung sanadnya kepada beliau Radhiallahu ‘anhum dr jalur Yahya bin Katsir dan bersambung kpd Syaikh AL Jawabirah dr Jalur Syaikhnya Hammad AL Anshari, dan jalur sanad kitab ini lebih dari satu jalur yg diriwayatkan Syaikh AL Jawabirah, dan masih banyak masyayikh lain yg memiliki sanad kitab hadits sehingga klaim potong kompas tidak terbukti………justru kami menanyakan hal yg sebaliknya kepada anda, mana buktinya..?????

          • “dapet ilmu dari ngayal, emang kalo ngaji ente afal semua gak yg dingajikan mulai dari awal sampe terakhir?Lagi pula comment tanpa bukti, is nothing….!!!!alias useless-less-less….”

            dari kalimat di atas aja udh keliatan kualitas ente, mirip org nunjuk, 1 jari ke depan, yg laen ngarah ke diri sendiri

          • saya rasa cukup sekian comment utk mereka. Bukti telah diberikan, telah nampak semua, sedangkan mereka hanya sekedar bicara tanpa bukti, ya sudahlah….percuma, diteruskan semua kembali kepada Allah, Rahmat serta hidayahNya…..

  14. Muhasabahlah wahai saudaraku…
    Jangan di pupuk kekerasan hati itu..

  15. Jazakallahu khoiron atas kajiannya, yaa Ustadz.
    Juga atas informasi2 tambahan.

    Saya kira keilmuan dan akhlak ulama yang telah dipelajari dengan detail dan diamalkan semampunya perlu diasah lagi.
    Momennya ? Pada saat berhadapan dgn pembela ahlul bida’ wal furqoh beserta muqollid mereka dari pengamal tasawuf yg menggembar gemborkan akhlak mulia, bahasa yang lemah lembut walaupun dari kaca mata mereka..
    Mengapa versi mereka ? sebab merekalah mad’u antum yg sekaligus sedang memposisikan diri mereka sendiri atau kelompok mereka sebagai “musuh” antum, wahai salafiyun.
    Adapun salafiyin yg saya tahu, selalu berusaha husnudhon dan memposisikan diri sebagai umat yang bersaudara dalam ukhuwah Islamiyyah di tengah masyarakat yg belum dekat dengan syariat yang murni.
    Barokallahu fiikum

    Wallahu a’lam

  16. suka menghujat, merasa paling benar, merasa difitnah tp sekaligus juga hakikatnya memfitnah, merasa hujjahnya benar sementara yang laen salah, mencela tp sekaligus melakukan hal sama dengan yg dicela, menuduh taklid tp dirinya juga taklid, menyerang duluan tp dikritik balik langsung defense, itulah kalian…

    • bukannya merasa benar sendiri, sesuai dengan firman Allah dlm al-qur’qn apabila kita berbeda pendapat maka kembalikan kepada Allah dan rosulNya (kpd Al-qur’an dan al hadist) sekarang hujah sudah dijelaskan, siapa mau mengikuti silahkan dan siapa yang meninggalkan juga silahkan toh akibatnya ditanggung sendiri2, monggo …………………….

    • mas dede…

      tipikal orang2 seperti anda dan rekan2 anda adalah menuduh tanpa bukti. tidakkah anda pernah membaca hadits Nabi : “Bukti wajib atas orang yang menuduh dan sumpah wajib bagi orang yang tertuduh” (Al Baihaqy)

      paparkan bukti-bukti anda. comment anda cuma 5-6 kalimat sama sekali tidak mencantumkan bukti-bukti. semua cuma omong kosong belaka

    • woy bsa bdain gk mna yg tergolong menfitnah mna yg gk, mna yg yg trgolong mncela mna yg gk

      ngomong ngalur ngidul, tu mas arl d jwab. qmu blng dia yg menfitnah. skrg coba buktikan. mas arl sdah buktikan tuh, skrg giliranmu, cma ngoceh doang, gk imbang

  17. jawaban for parikesit cs
    kata-kata anda kaum pro salafi yang berbunyi–>, coba anda baca baik2 kitab2 fikih secara baik……!!!!. (kenapa sih kitab fikih saja–>khan agama itu dibangun atas tauhid, fikih dan tashawuf..maka bacalah ketiganya agar pemahaman keagamaan kita akan komprehensif) lalu kata-kata anda Baca juga sejarah taasawuf dg riwayat yg shahih…” (kenapa sih harus selalu menggunakan istilah sahih-sahih.. apakah tasawuf yang dibawa syeikh abd qadir aljailani ini tidak cukup sahih,.atau kurang sahih..padahal syeikh Ibnu Taimiyah mengakuinya.. bahkan ketika saya sendiri membaca2 karya Syeikh abd qadir spt fathurrabbani..futuhul gaib..alghinnyah..di situ ada keluasan wawasan beliau dalam 3 pilar agama kita yakni iman, islam dan ihsan..apalagi jelas syeikh ibnu taimiyah sendiri merasa bangga saat beliau dapat mensyarahkan kitab tasawufnya syeikh abd qadir..yg berjudul futuhul ghaib) nah pengamal salafi2 masa kini kenapa sih tidak kaffah dalam mengikuti syeikh ibnu taimiyah…maksudnya kenapa dalam masalah tasawuf..mereka menolaknya..padahal inti gerbang terakhir menuju Allah adalah melalu ihsan yang kajiannya adalah ahlak..sebagaimana fikih yang kajiannya adalah syari’at dan tauhid yang kajiannya adalah akidah .dan tasawuf ini adalah disiplin ilmu ihsan..dan sejak akhir abad ke 2 H buku2 berkenaan dgn tema2 tasawuf telah tercipta..lalu secara terang2an diterapkan penggunaan istilah ini oleh syeikh abd Qadir..dan terus menerus tercipta karya tasawuf ini sampai sekarang..lalu apakah dibenarkan ketika kaum mutamaslif ini menolak buku2 tasawuf..yang jika ditumpuk sudah mencapai ratusan atau ribuan jika termasuk buku2 kecilnya.. nah di web salafi dibuat pernyataan 600 buku ulama menganggap tasawuf itu sesat..apakah ini menunjukkan adanya rasa tinggi hati kah..atau ada kesengajaan membatasi pilar agama kepada piar iman dan islam saja..tanpa ihsan atau istilah lainnya tanpa kajian ahlak..sehingga di majlis2nya selalu menjelekkan nama ulama2 misal sekaliber hujjatul Islam imam ghazali maka..setiap api yang sengaja dibakar maka biasanya akan merambat ke sekitarnya bahkan si penyulut pun tak lepas akan kebakaran pula jenggotnya termasuk tokoh2 yang anda usung itu.. sebab mereka berdakwa dengan pendekatan api dan merasa cukup dengan dirinya (egonya)..padahal untuk bisa sampai kepada Ridha Allah adalah..lepaskan hasrat2 dunia dari hati(spt cari popularitas dkk), lalu jauhilah setan(musuh abadi manusia..lalu jauhilah nafsu (spt kesal emosi pada orang lain atau ingin mengalahkan lawan bicara)..lalu.. jauhilah ego (keakuan) (spt> inilah aku..ahli hadits..inilah aku yang mendakwahi mad’u..dan tidak perlu dimad’u..aku lah yang beramal..akulah yang paling sahih..akulah paling benar masyarakat mukmin akan benar kalau mengikuti sang”aku”)(padahal harusnya Allah saja sumber kebenaran..berdakwalah dengan nama Allah bersama Allah dan untuk Allah..dan ayomilah ummat karena Allah bukan hanya mengayomi siapa saja yang hanya menuruti maumu..Nabi Saw mencintai semua..dan lemah lembut kepada semua) nah selama manusia mukmin belum mau lepas dari “aku”nya maka dikhawatirkan tidak sampai dia kepada Allah…karena seorang mukmin tidak masuk surga dengan amalnya (amal yang diklaimnya) semata-mata Allahlah yang menghendakinya..
    Selanjutnya: kami sudah membaca-baca ttg ide-ide salafi /Mutamaslif masa kini yg ternyata sebenarnya berbeda jauh dengan pandangan syeikh Ibnu Taimiyah..sendiri..maka kalau mau taqlid ke mujtahid kenapa tidak sekalian saja membaca karya ibnu taimiyah..agar anda lebih moderat dan lebih integral.. sebab semakin dalam keagamaan seseorang maka akan semakin toleran dan ngemong..bukan kah laut semakin dalam semakin tidak berombak..lain dengan pantai ..lihat kaidah:”ahlul fikih ahlul ikhtilaf wa ahlu tasawwuf ahlul i’tilaf.. jadi mohon janganlah kita melulu terus menerus harus berbeda dengan syawadul a’zham..begini teorinya..semakin dangkal kita memandang maka semakin nampak perbedaannya..
    lihat di indonesia> karena dangkal pemahaman masyarakat awamnya maka sering terjadi perkelahian..seperti antar pemuda gang di desa yang sama..padahal mereka sama-sama satu desa.., lalu ada perkelahian antar kampung padahal mereka sama-sama satu kecamatan
    lalu perkelahian antar suku..padahal mereka sama-sama warga indonesia..
    lalu perkelahian antara warga negara (misal: konflik indo vs malay masalah tapal batas) padahal mereka sama-sama muslim yang bersaudara..
    lalu perkelahian antar penduduk negara muslim dan penduduk negara non muslim ..padahal mereka sama-sama manusia yang harus saling menebar kedamaian pada sesama manusia dan umumnya mahluk hidup meski berbeda agama..(rahmatan lil alamin) maka sejatinya agama itu untuk berdamai dalam sama-sama mengabdikan diri kepada Allah..bukan malah membuat masalah-masalah baru dengan jargon bid’ah..
    toghut..zhalim..cukuplah standar hukum syar’i (dgn usul fikih dan qawaid fikihnya)yang menilai hal-hal baru yg terjadi di tengah umat islam..

    • mana dalilnya agama itu dibangun oleh tasawuf?siapa yang meprakarsai tasawuf pertama kali?Istilah itu diambil dari siapa?Saya tanya mana dalam hadits dan atsar yg dishahihkan para ahli hadits yang berisi istilah tasawuf or menggunakan kata tasawuf?kecuali hal itu merupakan kesimpulan ente sendiri?mana disebutkan oleh rasulullah dan para shahabat bhw salah bangunan agama adalah tasawuf?kaidah yang antum buat itu dari ulama siapa?gitu dulu deh baru cerita?kalo cuman cerita banyak orang bisa mas?Inilah golongan yang alergi terhadap riwayat shahih. lihatlah commentnya “kenapa sih harus selalu menggunakan istilah sahih-sahih”, karena memang mereka suka mengarang cerita untuk mengunggul2kan mazhabnya, lihat saja dalam kitab2 tasawuf full cerita2 fiksi, karena memang kebiasaannya begitu.

  18. Jauh-jauh dari saudi pesen buku IDAHRAM.. eh setelah datang kok kayak buku fiksi… malah gak ilmiyah dan ngawurnya itu lho… bikin perut mules dan selera bacanya hilang seketika. Kalian yg di Indonesia mungkin gk terlalu terasa tapi kami yg hidup bersama orang2 yg difitnah Idahram Cs jadi tertawa geli… kok bisa dibodohin si Idahram mentah2..

    Apalagi pas ngutip tentang cerita wahabi membunuhi jamaah haji (iran) wah.. nggak mutu babar blas !!! Semua orang juga tahu yang bikin kekacauan di mekah itu mereka (jamaah haji syi’ah) kok malah dibela Idahram. Ngawurnya itu kebangetan.. kok bisa pembaca dikibulin gitu ya?
    Juga saat ngupas fatwa2 yg menyimpang ulama wahabi (syekh bin baz, dsb), misalkan tentang haramnya nyupir bagi wanita…(ini malah bikin ketawa ngakak).. Anak SD pun tahu bahwa menyentuh setir dan menyetir itu gak haram, tapi kenapa syaikh bin baz mengharamkan? idahram itu nggk ngerti khan?..

    Sebelum buku datang, ane fikir para ustadz2 senior mau tergerak bikin bantahan yg ilmiah tetapi setelah tahu bukunya buku KACANGAN brgitu malah mbacanya saja aras-arasen (males). Kalau kita baca buku ada kesalahan dan ngwur2 dikit mungkin wajar, tapi terus terang ketika ngawurnya nggak ketulungan ya prihatin dan kasihan saja sama yg taklid2 dan gak tahu hakekat permasalahan sebenarnya.

    Orang kebnaran itu jelas sekali, terang benderang kaya siang hari kok bisa-bisanya tertipu. Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun..

    Males rasanya ngikutin gaya beragamanaya para muqollid .. wis kata ustadz, kyai ikutin saja gk peduli bertabrakan dgn hadits2 Rasululloh, gk peduli gk ada dalilnya, yg penting fanatik.. tutup mata tutup telinga dari kebenaran… Repot !!.

  19. Anda ini bagaimana sih ko ilmu yang sangat mulia ini masih saja diragukan..cobalah baca selembar aja karya syeikh Abd Qadir yg temanya tashawuf “sayatabayyanu alhaqqu..”Akan nampak jelas kebenaran ilmu ini..saya tanya juga kalo gitu.. istilah ilmu fikih ilmu tauhid berarti mesti dipertanyakan juga dong mana mana dalilnya..padahal semuanya adalah ijtihad ulama hasil pendalaman mereka terhadap Al-Qur’an al-Hadits…ngga mungkin ilmu itu hasil buatan orang-orang sembarangan..nah ulama-ulama wahhabi tuh juga ijtihad siapa yg benar dapat dua yang salah dapat satu pahala.. gitu aja beres..ngga mesti ngebuang satu pilar ihsan “yg termuat dalam tashawuf dong” anda ini..kl harus ngerti ma huwa ad-diin ad-diin husnul khuluq..beragama berarti berperilaku yang baik..kl tiap2 pengajiannya selalu saja menebar keresahan sesama Islam berarti ulama2nya belum berakhlak baik..sudahi ya mas…musuh kita hanya setan..kafir harbi..udah itu saja..jangan memecah belah kaum muslimin..biarkan mereka yang zikir jama’ah tahlil baca ratib seperti yang dilakukan para habaib keturunan Rasulullah.mereka jelas2 pewaris ilmu rasul bahkan pewaris darahnya nasabnya sekalian maka sudahlah yakini bahwa yang dibawa para habaib itu lebih murni dari pada ulama2 yang membenci keeturunan Rasul..bayangkan mas ulama kerajaan saudi itu begitu menyudutkan syekh alwi almaliki yang jelas2 ulama terkemuka di seantero dunia Islam…ko sampai teganya mereka tega tidak menshalatkannya di masjid alharam atau masjid nabawi..akhlak mana yang membolehkan hal itu terjadi,..apakah karena bukan wahabi jadinya ada hiqdun bainahum..maka sadarlah anda2 yang baru pulang dari madinah atau yg belajar berwahabi di indonesia..kalian begitu mati2an menyalahkan orang2 di indonesia yg tak berjenggot dan bercelana tidak ngatung..sementara amir2 pangeran saudi sendiri yang janggutnya licin2 dan klimis2 ndak serta gamisnya yang terurai menyentuh lantai ulama2 anda ndak berani memprotesnya..
    ya udahlah lebih baik main politik aja..dari pada menebar fitnah di antara umat Islam..esensi ajaran kita ini tebarkan persaudaraan..jangan tebarkan tindakan “hijr”pengucilan kepada orang2 yang tak sepaham dengan anda …pr kita itu masih banyak,,masih banyak korupsi..narkoba..perzinahan..premanisme..perjudian..khurafat..takut setan.dll..itu saja dulu..bagaimana sikap anda itu yang kami tunggu…jangan malah memecah belah orang2 yang sudah mendekati soleh dibikin hiqdun ke sesama saudaranya..merasa mulia dari saudaranya..
    sudahlah apa yang ada di saudi biarin untuk org saudi aja..mas mas ngga usah makmuman kayak gitu seakan2 muqallid total tutup telanga dan tutup mata sam’an wa thaa’atan ke ulama wahabi yang jumlahnya cuma segelintir..tahu ngga mas di yaman..syria..jordania..mesir..oman marokko..semuanya menyanjung tinggi ulama sufi…mengadakan zikir jama’ah..sedangkan waktu saya ke saudi…di selain (masjidl haram dan masjid nabawi)ya gitu deh…di masjid2nya hanya ada anak2 kecil bapak2nya pada kemana?? berdiri shafnya juga renggang2..kumpulan2 majlis ga boleh..karena takut diberontak kali rezim kerajaannya..sementara amerika boleh nongkrong di dammam..sebagian orang2 kaya saudi banyak yg berlibur ke eropa musim panas..terus sebagian ke puncak bogor pada ngapain..kita semua umumnya dah tau dehh..sei kali lagi jangan berfikir parsial deh..dengan mengatakan karena saudi dipusat bumi pasti kebenaran adanya di saudi dan negara2 arab non saudi pasti salah pemahaman keagamaannya..jangan gitu yahh please ya mas..malah justru orang2 orientalis itu berupaya melemahkan umat islam dengan jalan dari tengah..buat ide2 “bid’ah” ragukan amaliyah ibadah selama ini..ragukan kepada hadits2..akhirnya malah engga pada belajar hadits karena takut baca hadts dhaif..

    Satu-satunya Hadis andalan di kalangan Salafi Wahabi adalah hadis “Kullu bid’atin dholalah” setiap bidah adalah sesat. Itulah pelajaran pertama jika seseorang masuk aliran sesat Wahabi.

    Tapi tahukah mas, ternyata ustad-ustad senior wahabi masih belepotan menerjemah hadis tersebut.

    Contohnya Hadis Irbad bin Sariyah berikut:
    “Maka berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang MENDAPAT petunjuk. Berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Waspadalah terhadap perkara-perkara baru, karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
    Situs rujukan wahabi almanhaj.or.id menerjemahkan (الخلفاء الراشدين المهديين)
    khulafaur rasyidin yang MEMBERI petunjuk. Padahal Terjemah hadis yang benar “khulafaur rasyidin yang MENDAPAT petunjuk,” karena Kalimat MAHDI adalah isim maf’ul dari HADAA artinya mendapat petunjuk. sedangkan HADI adalah isim fail artinya memberi petunjuk. (Di pesantren Ahlussunnah ini pelajaran dasar kelas ibtida’)

    Yang lebih fatal lagi, terjemahan salah ini dicopas pengikutnya ribuan kali. Silakan ketik di google kata kunci (“rasyidin yang memberi petunjuk”) dengan tanda petik. Maka akan ditemukan 15.300 hasil, korban kejahilan MANHAJ SALAH

    Mudah-mudahan admin almanhaj.or.id segera meralatnya dan beristighfar karena telah merubah-rubah sabda Rasulullah Shallalah alaihi wasallam dan menjadi penyebab kesesatan.

    • sy copas langsung dr linknya :http://almanhaj.or.id/content/2908/slash/0
      (Tulisan ini mengacu pada muhadharah Syaikh Masyhur Hasan Alu Salman di Surabaya. Disusun secara bebas dengan dirujukkan ke beberapa kitab,
      oleh Ahmas Faiz bin Asifuddin)hadits yg dimaksud :
      Hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah. Di dalamnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
      أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَ فًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
      “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan untuk mendengar serta taat (kepada pimpinan) meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya, barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian (para sahabat), niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidun –orang-orang yang mendapat petunjuk- sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian, jangan sekali-kali mengada-adakan perkara-perkara baru dalam agama, karena sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat”. [HR Abu Dawud dan Tirmidzi]
      dari link ini:http://almanhaj.or.id/content/3051/slash/0
      ((Diterjemahkan oleh Akhmad Hamidin dari kitab beliau “Ta’zhimus Sunnah Wa Mauqifus Salaf Miman ’Aradhaha au Istahza-a bi Syai-in Minha)Dari ‘Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata :
      وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهْ وَ سَلَّمَ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
      Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi nasehat kepada kami dengan suatu nasehat yang menggetarkan hati-hati dan mencucurkan air mata. Maka kami berkata : “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, oleh karena itu berilah wasiat kepada kami”. Beliau berkata: “Aku nasehatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla serta taat walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya barang siapa yang hidup di antara kalian, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur-Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku, gigitlah oleh kalian dengan gigi geraham. Dan berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru, karena sesungguhnya setiap kebid’ahan adalah sesat
      dari link:http://almanhaj.or.id/content/2141/slash/0
      (Majalah Al-Asholah edisi-38 halaman 76-80. Diterjemahkan Imam Wahyudi Lc)
      Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita melalui sabdanya.
      “Artinya : Sungguh, siapa saja diantara kalian yang hidup setelahku, pasti akan menjumpai perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Al-Khulafa ar-Rasyidin yang telah diberi petunjuk sepeninggalku” [HR Tirmidzi dan Abu Dawud, shahih]
      adapun yg dimaksud salah linknya:http://almanhaj.or.id/content/3145/slash/0
      merupakan tulisan Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Lc berjudul SEPUTAR BID’AH SHALAT TARAWIH
      hadits yg salah terjemah dimaksud :Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi bersabda dalam khutbahnya:
      أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
      “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, patuh dan taat, walaupun dipimpin budak Habasyi, karena siapa yang masih hidup dari kalian, maka akan melihat perselisihan yang banyak. Maka berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang memberi petunjuk, berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Waspadalah terhadap perkara-perkara baru (bid’ah), karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah adalah sesat”. [Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah].
      saya tidak mengerti wallahu a’lam mengenai maksud Ustad menerjemahkan spt ini dan ini diulangi langi pd artikel yg sama (apakah salah menterjemahkan or salah ketik), namun perlu diketahui bhw terjemahan yg mengartikan Khulafa Ar Rasyidin, or Khulafa Ar Rasyidin AL mahdiyyin dengan makna Khalifah yg memberi petunjuk itu yg lebih bnyak diterjemahkan oleh ustad2 Salafi dlm blog itu. Atau mungkin ada penjelasan lain dr hal itu. wallahu a’lam

  20. Sabda Nabi saw:

    “Ihsan adalah hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka apabila engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu” (H.R. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan Nasa’i)

    Tasawuf pada prinsipnya bukanlah tambahan terhadap Al-Qur’an dan hadits, justru Tasawuf adalah impklementasi dari sebuah kerangka agung Islam.

    Secara lebih rinci, Al-Qusyairy meyebutkan beberapa definisi dari para Sufi besar:

    Muhammad al-Jurairy:
    “Tasawuf berarti memasuki setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela.”

    Al-Junaid al-Baghdady:
    “Tasawuf artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu, dan menghidupkan dirimu bersama denganNya.”

    “Tasawuf adalah anggota dari satu keluarga yang tidak bisa dimasuki oleh orang-orang selain mereka.”

    “Tasawuf adalah dzikir bersama, ekstase yang diserta sama’, dan tindakan yang didasari Sunnah Nabi.”

    Al-Husain bin Manshur al-Hallaj:
    “Sufi adalah kesendirianku dengan Dzat, tak seorang pun menerimanya dan juga tidak menerima siapa pun.”

    Abu Hamzah Al-Baghdady:
    “Tanda Sufi yang benar adalah dia menjadi miskin setelah kaya, hina setelah mulia, bersembunyi setelah terkenal. Sedang tanda Sufi yang palsu adalah dia menjadi kaya setelah miskin, menjadi obyek penghormatan tertinggi setelah mengalami kehinaan, menjadi masyhur setelah tersem,bunyi.”

    Amr bin Utsman Al-Makky:
    “Tasawuf adalah si hamba berbuat sesuai dengan apa yang paling baik saat itu.”

    Mohammad bin Ali al-Qashshab:
    “Tasawuf adalah akhlak mulia, dari orang yang mulia di tengah-tengah kaum yang mulia.”

    Samnun:
    “Tasawuf berarti engkau tidak memiliki apa pun, tidak pula dimiliki apapun.”

    Ruwaim bin Ahmad:
    “Tasawuf artinya menyerahkan diri kepada Allah dalam setiap keadaan apa pun yang dikehendakiNya.”

    “Tasawuf didasarkan pada tiga sifat: memeluk kemiskinan dan kefakiran, mencapai sifat hakikat dengan memberi, dengan mendahulukan kepentingan orang lain atas kepentingan diri sendiri dan meninggalkan sikap kontra, dan memilih.”

    Ma’ruf Al-Karkhy:
    “Tasawuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada makhluk”.

    Hamdun al-Qashshsar:
    “Bersahabatlah dengan para Sufi, karena mereka melihat dengan alasan-alasan untuk mermaafkan perbuatan-perbuatan yang tak baik, dan bagi mereka perbuatan-perbuatan baik pun bukan suatu yang besar, bahklan mereka bukan menganggapmu besar karena mengerjakan kebaikan itu.”

    Al-Kharraz:
    “Mereka adalah kelompok manusia yang mengalami kelapangan jiwa yang mencampakkan segala milik mereka sampai mereka kehilangan segala-galanya. Mereka diseru oleh rahasia-rahasia yang lebih dekat dio hatinya, ingatlah, menangislah kalian karena kami.”

    Ahmad an-Nuury:
    “Tanda orang Sufi adalah ia rela manakala manakala tidak punya, dan peduli orang lauin ketika ada.”

    Muhammad bin Ali Kattany:
    “Tasawuf adalah akhlak yang baik, barangsiapa yang melebihimu dalam akhlak yang baik, berarti ia melebihimu dalam Tasawuf.”

    Ahmad bin Muhammad ar-Rudzbary:
    “Tasawuf adalah tinggal di pintu Sang Kekasih, sekali pun engklau diusir.”

    “Tasawuf adalah Sucinya Taqarrub, setelah kotornya berjauhan denganya.”

    Abu Bakr asy-Syibly:
    “Tasawuf adalah duduk bersama Allah swt. tanpa hasrat.”
    “Sufi terpisah dari manusia, dan bersambung dengan Allah swt. sebagaimana difirmankan Allah swt, kepada Musa, “Dan Aku telagh memilihmu untuk DiriKu” (Thoha: 41) dan memiusahkannya dari yang lain. Kemudian Allah swt. berfirman kepadanya, “Engkau tak akan bisa melihatKu.”

    “Tasawuf adalah kilat yang menyala, dan Tasawuf terlindung dari memandang makhluk.”

    “Sufi disebut Sufi karena adanya sesuatu yang membekas pada jiwa mereka. Jika bukan demikian halnya, niscaya tidak akan ada nama yang dilekatkan pada mereka.”

    Dr Abdul Hadi W.M

    Tasawuf ialah bentuk kebajikan spiritual dalam Islam yang dikemas dengan filsafat, pemikiran, ilmu pengetahuan dan disiplin kerohanian tertentu berdasarkan syariat Islam. Jalan-jalan kerohanian dalam ilmu tasawuf dikembangkan dengan tujuan membawa seorang sufi menuju pencerahan batin atau persatuan rahasia dengan Yang Satu. Di sini jelas bahwa landasan tasawuf ialah tauhid. Menurut keyakinan para sufi, apabila kalbu seseorang telah tercerahkan dan penglihatan

    batinnya terang terhadap yang hakiki, maka ia berpeluang mendapat persatuan rahasia (fana’) dengan Yang Hakiki. Apabila demikian maka dia akan dapat merasakan pengalaman paling indah, yaitu hidupnya kembali jiwa dalam suasana baqa` (kekal). Ia lantas tahu cara-cara membebaskan diri dari kesementaraan alam zawahir (fenomenal) yang melingkungi hidupnya, serta merasakan kedamaian yang langgeng sifatnya.
    Al-Jurairy:
    “Tasawuf berarti kesadaran atas keadaaan diri sendiri dan berpegang pada adab.”

    Al-Muzayyin:
    “Tasawuf adalah kepasrahan kepada Al-Haq.”

    Askar an-Nakhsyaby:
    “Orang Sufi tidaklah dikotori suatu apa pun, tetapi menyucikan segalanya.”

    Dzun Nuun Al-Mishry:
    “Kaum Sufi adalah mereka yang mengutamakan Allah swt. diatas segala-galanya dan yang diutamakan oleh Allah di atas segala makhluk yang ada.”

    Muhammad al-Wasithy:
    “Mula-mula para Sufi diberi isyarat, kemudian menjadi gerakan-gerakan, dan sekarang tak ada sesuatu pun yang tinggal selain kesedihan.”

    Abu Nashr as-Sarraj ath-Thusy:
    “Aku bertanya kepada Ali al-Hushry, siapakah, yang menurutmu Sufi itu? ” Lalu ia menjaqwab, “Yang tidak di bawa bumi dan tidak dinaungi langit.” Dengan ucapannya menurut saya, ia merujuk kepada keleburan.”

    Ahmad ibnul Jalla’:
    “Kita tidak mengenal mereka melalui prasyarat ilmiyah, namun kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin, sama sekali rtidak memiliki sarana-sarana duniawy. Mereka bersama Allah swt. tanpa terikat pada suatu tempat tetapi Allah swt, tidak menghalanginya dari mengenal semua tempat. Karenanya diosebut Sufi.”

    Abu Ya’qub al-Madzabily:
    “Tasawuf adalah keadaan dimana semua atribut kemanusiaan terhapus.”

    Abul Hasan as-Sirwany:
    “Sufi yang bersama ilham, bukan dengan wirid yang mehyertainya.”

    Ilmu Tasawwuf dan Sufi adakalanya orang mencap sebagai ilmu kolot, ketinggalan jaman, usang, out of date, bahkan disebut aneh. Akan tetapi di balik itu semua bahwa Ilmu Tasawwuf memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa untuk lebih mengenal Tuhan serta membangun mental dan akhlak yang mulia. Yang perlu diperhatikan kenapa orang dapat menjadi sesat dan madlarat dalam mempelajari dan mengamalkan Ilmu Tasawwuf. Sehingga ia menjadi orang yang apatis atau mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat dan keluarga, meninggalkan keduniaan yang padahal di dunia ini adalah sebagai ladang amal dalam berbuat kebajikan untuk bekal di hari kemudian. Hal demikian dapat terjadi kesesatan pada diri seseorang dengan mempelajari ilmu Tasawwuf tetapi tanpa didampingi dengan Ilmu Kalam (Ushuluddin) dan Ilmu Fiqh.

    Menurut Prof. DR. Hamka bahwa: “Tasawwuf Islam telah timbul sejak timbulnya Agama Islam itu sendiri. Bertumbuh di dalam jiwa pendiri Islam itu sendiri yaitu Nabi Muhammad Saw. Disauk airnya dari Qur’an sendiri”. (Perkembangan Tasawwuf dari Abad ke Abad). Adapun ciri dari Sufi menurut Imam Nawawi (620-676 H/1223-1278 M) dalam suratnya al-Maqasid at-Tawhid ada lima ciri jalan sufi atau bertasawwuf yaitu: (1) menjaga kehadiran Allah dalam hati pada waktu ramai dan sendiri, (2) mengikuti Sunah Rasullaah Saw. dengan perbuatan dan kata, (3) menghindari ketergantungan kepada orang lain, (4) bersyukur pada pemberian Allah meski sedikit, (5) selalu merujuk masalah kepada Allah swt…
    silahkan saja bila Anda mau membid’ahkan tokoh2 tashawuf di atas..

    • Masalah Ibnu Taimiyah saya nukilkan langsung dari kitabnya Majmu Fatawa 11/1:
      سُئِلَ شيخ الإسلام ـ قدسَ اللَّه روحَهُ ـ عن ‏(‏الصوفية‏)‏ وأنهم أقسام و‏(‏الفقراء‏)‏ أقسام، فما صفة كل قسم‏؟‏ وما يجب عليه ويستحب له أن يسلكه ‏؟‏
      فأجاب ‏:‏
      الحمد للّه‏.‏أما لفظ ‏(‏الصوفية‏)‏‏:‏ فإنه لم يكن مشهورًا في القرون الثلاثة، وإنما اشتهر التكلم به بعد ذلك، وقد نقل التكلم به عن غير واحد من الأئمة والشيوخ؛ كالإمام أحمد ابن حنبل، وأبي سليمان الداراني، وغيرهما‏.‏ وقد روى عن سفيان الثوري أنه تكلم به، وبعضهم يذكر ذلك عن الحسن البصري، وتنازعوا في المعنى الذي / أضيف إليه الصوفي، فإنه من أسماء النسب؛ كالقرشي، والمدني، وأمثال ذلك‏.‏
      فقيل‏:‏ إنه نسبة إلى ‏(‏أهل الصفة‏)‏ وهو غلط؛ لأنه لو كان كذلك لقيل‏:‏ صُفِّيّ‏.‏ وقيل‏:‏ نسبة إلى الصف المقدم بين يدي اللّه، وهو أيضًا غلط؛ فإنه لو كان كذلك لقيل‏:‏ صَفِّيّ‏.‏ وقيل‏:‏ نسبة إلى الصفوة من خلق اللّه وهو غلط؛ لأنه لو كان كذلك لقيل‏:‏ صفوي‏.‏ وقيل‏:‏ نسبة إلى صوفـة بن بشر بن أدِّ بن طابخـة، قبيلة من العرب كانوا يجاورون بمكة من الزمن القديم، ينسب إليهم النساك، وهذا وإن كان موافقًا للنسب من جهة اللفظ، فإنه ضعيف أيضًا؛ لأن هؤلاء غير مشهورين، ولا معروفين عند أكثر النساك، ولأنه لو نسب النساك إلى هؤلاء لكان هذا النسب في زمن الصحابة والتابعين وتابعيهم أولى، ولأن غالب من تكلم باسم ‏(‏الصوفى‏)‏ لا يعرف هذه القبيلة، ولا يرضى أن يكون مضافًا إلى قبيلة في الجاهلية لا وجود لها في الإسلام‏.‏
      وقيل ـ وهو المعروف ـ ‏:‏ إنه نسبة إلى لبس الصوف؛ فإنه أول ما ظهرت الصوفية من البصرة، وأول من بنى دويرة الصوفية بعض أصحاب عبد الواحد بن زيد‏[‏عبد الواحد بن زيد أبو عبيدة البصرى شيخ الصوفية وواعظهم، لحق الحسن البصرى وغيره‏.‏ قال البخارى‏:‏ تركوه‏.‏ وقال النسائى‏:‏ متروك الحديث‏.‏ وقال الجوزجانى‏:‏ سيئ المذهب، ليس من معادن الصدق‏.‏ توفى بعد الخمسين ومائة من الهجرة
      وعبد الواحد من أصحاب الحسن، وكان فى البصرة من المبالغة فى الزهد والعبادة والخوف ونحو ذلك، /مالم يكن في سائر أهل الأمصار؛ ولهذا كان يقال ‏:‏ فقه كوفي، وعبادة بصرية‏.‏ وقد روى أبو الشيخ الأصبهاني بإسناده عن محمد بن سيرين أنه بلغه أن قوما يفضلون لباس الصوف، فقال‏:‏ إن قوما يتخيرون الصوف، يقولون‏:‏ أنهم متشبهون بالمسيح ابن مريم، وهدي نبينا أحب إلينا، وكان النبي صلى الله عليه وسلم يلبس القطن وغيره، أو كلاما نحوا من هذا‏

  21. muklis ini kayaknya hebat ilmunya, sayangnya gk bisa membedakan mana itu manhaj dan mana itu pelakunya, ditambah lagi kenyataan dimasyarakat dijadikan dalil. seperti saran admin, lebih banyaklah membaca, jadilah penuntut ilmu yg sabar dan berakhlak, semoga Allah memudahkan antum. adapun terjadinya kesalahan terjemahan, mestinya dikoreksi, ini hal biasa. Mengenai Saudi arabia, maka selainnya, seperti maroko, suriah mesir, bahrain, yaman, irak, libya, lihatlah keadaannya perkembangan terakhir, mengerikan..justru keadaan di Arab Saudi yg sekarang justru masih memberi kenyamanan bagi yg menunaikan haji(termasuk org2 NU), atau antum menghendaki or2 syi’ah membantai org2 yg sedang berhaji(lihat sejarah-sebelum berdirinya kerajaan Arab saudi), ini tidak lain karena telah tersebarnya bid’ah,syirik, dimana2 kala itu, sebagaimana tersebarnya hal tersebut di Indonesia. Jika kebid’ahan dan syirik tersebar ditengah kaum muslimin, maka kaum kufar akan mudah dan leluasa merusak islam dan tentunya merusak dan melemahkan kaum muslimin, contoh DEMOKRASI.

  22. iya tahu donk manhaj itu maknanya pedoman pelaku itu ya oknumnya…bermanhaj yang benar adalah berdasarkan AlQur’an dan As-Sunnah..dan ijtihad.., nah kalau belum2 sudah mensyakralkan ijtihad khan bagaimana mas..apalagi dengan pendekatan metode affirmasi kata2nya diulang berkali-kali bahwa ini akidah shahih..manhaj yang sahih istinbath yang sahih..pengamalan yang shahih..ohh akhirnya mengenal betul itu ke orang2 yang masih blank pemahamannya seperti ke anak2 lulusan sma orang2 pabrikan..orang2 kampung…akhirnya tiba2 mereka menjadi kepedean..dapet doktrin merasa paling shahih..yang andalan kekuatannya juga mengutip ilmu jarh wa’ta’dil yang sebenarnya juga ilmu ijtihad ulama..maka..anda pun sebenarnya muqallid..cuman ulama yang anda taqlidin masanya tahun generasinya masih muda..yakni terhenti ke Ibnu Taimiyah..sedangkan kami sejak masa rasul sahabat tabi’in dan ulama2 yang muncul dari sejak abad ke 2 h seperti hasan albashri abad ke 3 ibrahim bin adham terus samapai sekarang tasalsul ilmunya..bener2 ilmunya itu nerus.. kalo hanya berakhir ke syeikh Muhammad ibn abd wahab..siapa gurunya.kalo ke syeikh ibnu taimiyah..saja harusnya diruntut siapa gurunya ibnu taimiyah..apakah seperti itu juga..metode dakwahnya .sudahlah ulama wahabi juga manusia..berdalih kembali kepada AlQur’an dan As-Sunnah juga dilaksanakan ulama jumhur di negara2 non saudi juga..jadi jangan memonopoli penafsiran kebenaran donk mas..ngannggep ulamanya paling bener paling shahih..mestinya kalo yang paling shahih itu jumhur ulama sudah ijmak dong tentang kebenarannya.tentang keulama’annya sampai dikarang banyak riwayat2 ttg kehidupannya..cntoh donk syeikh abd Qadir aljaelani itu karena ketaqarrubannya kepada Allah sampai2 tertanam cinta pada khalayak umat2 sesudahnya samapi2 ada 70 lebih buku yang menulis khusus manaqib riwayat hidup beliau…semua memujinya..sebagaimana yang paing luar biasa Baginda Rasululullah saw. pun begitu..tidak ada ulama atau umat satu pun yang mengkontroversialkan kepada Rasul..nah ini yang anda ikut2in..sampe sekarang masih saja metode berfikirinya diperdebatkan dikontroversialkan..anda2 masih enggih2 aja,.nanti anda setelah wafat dikhawatirkan akan berpotensi begitu juga lho..tapi semoga tidak kalian masih saudaraku yg harus selalu aku doakan semoga lembut lagi metode dakwahnya.. jangan mas ya ikut2an yg kontroversial…ini negara2 arab msh memperdebatkan manhaj yg dipake ulama2 saudi lihat saja yg disyria msh kontroversial dgn tokoh anda itu di mesir juga di yaman juga.. di maroko juga..malah yg disaudi itu parah..ahlu bait keturunan rasul dibungkam fatwa2nya …atau gini aja deh mas..ada engga satuu aja keturunan Rasulullah bermarga apa saja.apa assegaf alattas..yg mengikuti manhaj wahabi..padahal mereka tuh pewaris RAsulullah ilman wa nasaban lho mas..makanya mikir lagi ya mas..hati2 pilihannya mas..kita hidup cuma sekali..jangan hanya tertipu dengan metode kata2 sahih yg diulang2..saya dulu pernah lho kebawa kayak2 mas2 gini..tapi akhirnya saya tersadar..ternyata tidak membawa kekhusyukan hati dan kedamaaian dengan ummat..sebab . tanda2 kita dekat kepada Allah berarti kita juga dekat dan berdamai dengan manusia mukmin yang merupakan keluarga Allah..
    wassalam mas..semoga emas2 generasi wahabi yang akan datang lembut2 wajahnya..mengayomi bangsanya..husnuzhan ke sesamanya..kumpul2 sama seluruh mukmin sedunia..ingat mas ya nahnu kulluna nuhibbikum fillah wa ma’allah wa ilallah..namun kalau mas2 berpandangan surga milik yang meyakini dirinya paling sahih yah monggo..yang menilai itu Allah lho mas..kesahihah manhaj itu…kecuali kalo mas2 dah mengaku sebagai asisten pribadi Rasulullah mungkin bisa dilobi kesahihan itu milik mas..milik gus parikesit..mbah2 kyai sesepuh wahabi seluruhnya…..

    • wah, bener kan cuman bisa cerita, ya wes lah, kalo mau tanya habaib yang Wahabi, suangat banyak dan bertebaran mas, diantaranya :
      1. Habib Syaikh Abu Bakar bin Haddar al-Haddar (Ketua Yayasan Sosial Adhdhamir al-Khairiyah di Tariim)

      2. Habib Syaikh Aiman bin Salim al-‘Aththos (Guru Ilmu Syari’ah di SMP dan Khatib di Abu ‘Uraisy)

      3. Habib Syaikh Hasan bin Ali al-Bar (Dosen Kebudayaan Islam Fakultas Teknologi di Damam dan Imam serta khatib di Zhahran.

      4. Habib Syaikh Husain bin Alawi al-Habsyi (Bendahara Umum ‘Muntada al-Ghail ats-Tsaqafi al-Ijtima’I di Ghail Bawazir)

      5. Habib Syaikh Shalih bin Bukhait Maula ad-Duwailah (Pembimbing al-Maktab at-Ta’awuni Li ad-Da’wah wal Irsyad wa Taujih al-Jaliyat, dan Imam serta Khatib di Kharj).

      6. Habib Syaikh Abdullah bin Faishal al-Ahdal (Ketua Yayasan ar-Rahmah al-Khairiyah, dan Imam serta Khatib Jami’ ar-Rahmah di Syahr).

      7. Habib Syaikh DR. ‘Ishom bin Hasyim al-Jufri (Ustadz Musaa’id Fakultas Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam di Universitas Ummu al-Qurra’, Imam dan Khotib di Mekkah).

      8. Habib Syaikh ‘Alawi bin Abdul Qadir as-Segaf (Pembina Umum Mauqi’ ad-Durar )

      9. Habib Syaikh Muhammad bin Abdullah al-Maqdi (Pembina Umum Mauqi’ ash-Shufiyah, Imam dan Khotib di Damam).

      10. Habib Syaikh Muhammad bin Muhsi al-Baiti (Ketua Yayasan al-Fajri al-Khoiriyah, Imam dan Khotib Jami’ ar-Rahman di al-Mukala).

      11. Habib Syaikh Muhammad Sami bin Abdullah Syihab (Dosen di LIPIA Jakarta)

      12. Habib Syaikh DR. Hasyim bin ‘Ali al-Ahdal (Prof di Universitas Ummul Qurra’ di Mekkah al-Mukarramah Pondok Ta’limu al-Lughah al-‘Arabiyah Li Ghairi an-Nathiqin
      Biha)
      mau lihat perjuangan dakwah mereka dalam memberantas bid’ah terutama yg berbau sufi lihat link berikut (disarankan antum bisa bhs arab, kalo g percuma)
      1. http://www.dorar.net , sebuah website yang dimiliki dan dikelola oleh Habib ‘Alawi bin ‘Abdil Qoodir As-Saqqoof. Dalam web ini para pembaca bisa melihat sepak terjang beliau dalam berdakwah di atas manhaj salaf dan memberantas bid’ah.

      Bahkan dalam website beliau ada penjelasan tentang bahwa nasab As-Syaikh Abdul Qoodir Al-Jailaani dan juga As-Syaikh Ahmad Ar-Rifaa’i bukanlah termasuk Ahlul Bait. Karena dalam rangka melariskan pemahaman yang sesat maka kaum sufi menisbahkan kedua Syaikh ini kepada Ahlul Bait. (silahkan lihat : http://www.dorar.net/enc/firq/2400)

      2.www.alsoufia.com, website ini dimiliki dan dikelola Habib Muhammad bin Abdillah Al-Maqdiy. Dalam web ini sangat nampak bagaimana usaha Habib Muhammad Al-Maqdy untuk membantah bid’ah sufi.

      3. alalbayt.com, dalam web ini juga para pembaca yang budiman bisa melihat betapa banyak Ahlul Bait yang berjuang membela sunnah leluhur mereka dan memberantas ajaran baru (bid’ah) yang tidak pernah dilakukan oleh leluhur mereka. Bahkan para pembaca akan dapati bagaimana Ahlul Bait wahabi membantah Ahlul Bait Sufi dan Ahlul Bait Syi’ah

  23. di web site itu yang bukan keturunan Rasul hanya syeikh Rifa’i kalo syeikh Abd Qadir aljilani keturunan hasan dan husain.bin fatimah binti rasulullah….kitab yang menyatakannya ratusan..anda kl bisa bahasa arab harusnya mencek dulu..kl web site itu hanya menolak ke asyrafan syeikh rifa’i…kl syeikh abd Qadir..cobalah anda klik di google (pake bahasa arab mas ya..)maka tidak ada yang menafikan beliau..satu pun..ulama..dan tidak ada satupun yang berani kecuali anda….. maka beristigfarlah…mas hati2..

  24. mas harus nya ya mbok ya mbaca2 dulu..itu di dorar.net juga menerbitkan kitab tashawuf..yaitu karya syeikh abd Qadir aljeilani..yg berjudul
    الفتح الرباني والفيض الرحماني..
    wah saya jadi ragu neh jangan2 nama habaib yang anda pasang itu…bukan ulama wahabi..tapi pencinta sufi..itu kalo ga percaya cari di makatabah dhurar ..kata aljaelani..ternyata ada..

    • siapa ya yang g ngebaca disini?Apa Mas cuman ngebaca judulnya doank, Saya Copas nih isinya :
      .ومع القناعة التامة بأن النسب لا يقدم ولا يؤخر في صلاح المرء أو فساده فلا يجعل الرفيع وضيعا ولا الوضيع رفيعا، فإن مدار النجاة على الإيمان والعمل الصالح، غير أنني أجد ضرورة متابعة هذه النسبة للقناعة التامة أيضاً بأن الصوفية دأبوا على ربط من يعظمون من مشايخهم بآل البيت، وعلى وضع أنساب مكذوبة عليهم مثلما فعلوا في الشيخ عبد القادر الجيلاني رحمه الله تعالى حيث نسبوه إلى أهل البيت مع أنه من قبيلة «جنكي دوست» الفارسية
      وهذا الاسم كما ترى أعجمي. فالشيخ عبد القادر رحمه الله فارسي الأصل بشثبري النسب وقس على ذلك
      jadi memang utamanya mengulas Syaikh Ar Rifa’i tp jug sedikit menyinggung Syaikh Abdul Qadir AL Jaelani.
      Tak Nukilkan perihal Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani dari Web http://www.alsoufia.com yang dikelola Habib Muhammad bin Abdillah Al-Maqdiy :
      عبد القادر الجيلاني

      عبد القادر بن أبي صالح بن عبد الله الجيلي ـ نسبة إلى جيل في طبرستان ـ ثم البغدادي، ولد بكيــلان سنة (470 هـ) ووفد بغداد شاباً سنـة (488 هـ)، وتفقه على عدد من مشايخها منهم أبو سعيد المُخَرَّمي، وكان على مذهب الإمام أحمد في الفروع ، وفي الصفات ، وبغض الكلام وأهله، خلف شيخه أبا سعيد المُخَرَّمي على مدرسته فدرس فيها إلى أن مات.

      جلس الشيخ عبد القادر للوعظ سنة (520 هـ)، وحصل له القبول عند الناس، واعتقدوا ديانته وصلاحه، وانتفعوا بكلامه ووعظه.

      اشتهر عن الشيخ عبد القادر رحمه الله ما يدل على فقهه وثبات قدمه في العلم.

      وظهرت على يدي الشيخ عبد القادر بعض الكرامات، وتاب وأسلم على يديه العديد من الناس.

      توفي رحمه الله وله تسعون سنة ودفن بالمدرسة المذكورة سنة (561 هـ).

  25. 1.http://www.asyraaf.org/qabilah/al-huseini/
    dalam web di atas aljailani termasuk silsilah ahlul bait
    2.lihat juga di wikipedia http://ar.wikipedia.org/wiki/عبد_القادر_الجيلاني
    هو أبو صالح السيد محي الدين عبد القادر الجيلاني بن السيد أبي صالح موسى بن السيد عبد الله بن السيد يحيى الزاهد بن السيد محمد بن السيد داود بن السيد موسى الثاني بن السيد عبد الله أبي المكارم بن السيد موسى الجون بن السيد عبد الله المحض بن السيد الحسن المثنى بن السيد الإمام الحسن السبط بن أمير المؤمنين علي بن أبي طالب زوج السيدة البتول فاطمة الزهراء بنت رسول الله محمد صلى الله عليه وسلم. فبينه وبين فاطمة الزهراء أحد عشر أبا[1].
    -sumber dari kitab tarikh alkabiir karya imam hadits alhafiz adz-dzahabi
    التاريخ الكبير، تأليف: الحافظ الذهبي.

    قال شيخ الاسلام ابن تيمية “الشيخ عبد القادر ونحوه من أعظم مشائخ زمانهم أمراً بالتزام الشرع ، والأمر والنهي ، وتقديمه على الذوق والقدر ، ومن أعظم المشائخ أمراً بترك الهوى والإرادة النفسية.
    تحقيق فتوح الغيب لابن تيمية
    3.lihat dalam buku DR said qahtani (pemuka ulama wahabi) yg diindo diterjemahkan dgn buku putih syekh abd qadir ini redaksinya
    اسمه : هو عبد القادر بن أبي صالح موسى جنكي دوست بن أبي عبدالله بن يحي الزاهد بن محمد بن داوود بن موسى بن عبد الله بن موسى الجون بن عبد الله المحض، ويلقب أيضاً بالمجل بن الحسن المثنى بن الحسن بن علي بن أبي طالب – رضي الله عنه [2]) . وبعض الناس ينكر نسبته إلى علي بن أبي طالب ويبدو أن الصحيح صحة انتسابه إلى أمير المؤمنين علي بن أبي طالب – رضي الله عنه – لضعف أدلة الطاعنين وندرتهم وقوة أدلة المثبتين وكثرتهم (])
    4.kumpulan kitab-kitab biografi berikut.
    lihat langsung ke webnya:.
    http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=160016
    .

    جاء في كتاب قلائد الجواهر تأليف العلامة المرحوم الشيخ محمد بن يحيى التادفي الحنبلي من أعلام القرن التاسع . ص 1.

    السيد محي الدين عبد القادر الجيلاني الحسني الحسيني بن أبي صالح موسى جنكي دوست بن الإمام عبد الله بن الإمام يحيى الزاهد بن الإمام محمد بن الإمام داود بن الإمام موسى بن الإمام

    عبد الله بن الإمام موسى الجون بن الإمام عبد الله المحض بن الإمام الحسن المثنى بن الإمام أمير المؤمنين سيدنا الحسن بن الإمام الهمام علي بن أبي طالب .

    كما ذكر النسب في الصفحة الثالثة .

    جاء في كتاب شذرات الذهب في أخبار من ذهب . لابن العماد الإمام شهاب الدين أبى الفلاح عبد الحي بن احمد بن محمد العكري الحنبلي الدمشقي 1032_1089 هـ

    الجزء السادس ص 330.

    قال : الشيخ عبد القادر بن ابي صالح عبد الله بن جنكي دوست بن ابي عبد الله بن عبد الله بن يحيى بن محمد بن داود بن موسى بن عبد الله بن موسى بن عبد الله المحض بن الحسن المثنى بن الحسن بن علي بن ابي طالب . وقال هو سبط ابي عبد الله الصومعي . أمه أم الخير بنت ابي

    عبد الله وأخيه الشيخ أبو احمد عبد الله اصغر منه سناً نشأ فيا لعلم والخير ومات بجيلان شابا.

    وجاء في نفس المصدر الجلد العاشر . في ترجمة احد أحفاده وهو

    السيد محي الدين عبد القادر بن محمد بن محمد بن عبد القادر بن محمد بن يحيى بن نصر بن

    عبد الرزاق بن سيدي الشيخ عبد القادر الكيلاني السيد الشريف الحموي القادري الشافعي .

    وجاء في الصفحة 422 . السيد عفيف الدين حسين بن عبد القادر بن محمد بن عبد القادر بن يحيى بن احمد بن محمد بن نصر بن عبد الرزاق بن القطب الجليل سيدي عبد القادر الكيلاني .

    الحلبي ثم الحموي ولد بحلب سنة 926 ثم قطن حماة .

    جاء في كتاب شمس المفاخر للعلامة الشيخ محمد بن محمد بن محمد البخشي الحلبي الشافعي

    المتوفي سنة 1098. في الصفحة 5 .

    قال : وخصه بأشرف الأنساب واسماها وأزكى الفروع الهاشمية الحسنية وأنماها نسب الإمام الكامل والهمام الفاضل قدوة السالكين وسلطان الأولياء والعارفين وإمام المقربين قطب الأقطاب والمحققين ذي اللسانين والبيانين سيدي وأستاذي السيد الشيخ عبد القادر محي الدين الجيلاني الحسني الحسيني بن السيد الإمام أبى صالح موسى جنكي دوست بن السيد الإمام عبد الله بن السيد الإمام يحي الزاهد بن السد الإمام محمد بن السيد الإمام داود بن السيد الإمام موسى

    ابن السيد الإمام موسى بن السيد الإمام عبد الله بن السيد الإمام موسى الجون بن السيد الإمام عبد الله المحض بن السيد الإمام الحسن المثنى بن الإمام الهمام سيدنا الحسن سبط النبي (ص) بن الإمام الهمام أمير المؤمنين سيدنا علي بن ابي طالب .

    جاء في كتاب كشف النقاب عن انساب الأربعة الأقطاب . للعلامة المحقق الفهامة السيد

    عبد القادر بن محمد الطبري الحسيني المكي . ص 11.

    قال : هو على اصح ما قيل مولانا الشيخ عبد القادر بن ابي صالح جنكي دوست الجيلاني بن موسى بن عبد الله بن يحيى الزاهد بن محمد بن داود بن موسى بن عبد الله بن موسى الجون بن عبد الله المحض بن الحسن المثنى بن الحسن بن الإمام علي بن ابي طالب .

    وبعد أن توسع في القول . ورد في الصفحة الثالثة عشر ما نصه :

    إن نسب الشيخ عبد القادر رضي الله عنه في بني الحسن السبط عليه الرضوان والسلام نسب صحيح فاعمل بذلك والله يتولى هدانا وهداك وحكّم الورع في أعمالك وأقوالك ولا تخرج خوف الله من بالك فإن الطعن في الأنساب مزلقة مهلكة والعياذ بالله تعالى والاحوط التسليم والله سبحانه العليم .

    جاء في كتاب الروض البسام . اشهر البطون القرشية في الشام . لنقيب الأشراف أبو الهدى الصيادي الرفاعي الحسيني . 1266_1328 هـ .

    ص 89. آل عبد القادر الجيلاني :

    ومن الفاطميين آل الشيخ عبد القادر الجيلاني قدس الله سره وروحه وهم بحماه . بطن من آل عبد الرزاق بن الشيخ عبد القادر قدم جده الشيخ سيف الدين يحيى من بغداد وسكن حماه وبها

    مات وأعقب بها الذرية الموجودة ومنهم جماعة بعذراء من قرى الشام وال الجيلاني في الديار الشامية كثيرون.

    وقال وينتهي نسبهم بواسطة حضرة القطب الجيلاني قدس سره النوراني إلى الإمام الحسن السبط

    رضي الله عنه هكذا نسبه الشطنوفي صاحب بهجة الأسرار .

    جاء في كتاب الكوكب الزاهر في مناقب الغوث عبد القادر . للسيد محمد أبى الهدى الصيادي . ص 4 . قال :

    الشريف الخطير الباز الأشهب محي الدين السيد عبد القادر بن ابي صالح جنكي دوست موسى

    ابن عبد الله بن يحيى الزاهد بن محمد بن داود بن موسى بن عبد الله بن موسى الجون بن عبد الله المحض بن الحسن المثنى بن الحسن بن الإمام علي بن ابي طالب .

    وقال فيه : نسب عظيم ثابت الأركان صح الثناء عليه في الأكوان

    لابدع أن سامى السماء مراتبا بالشيخ عبد القادر الجيلاني

    وقال أيضا :

    نسب سما بالمصطفى العدناني قدراً ففاق عصائب الأكوان

    نسب تسلسل من ذوآبة هاشم متدلياً للسيد الجيلاني

    نسب تؤيده مكارم أهله بالوصلة العظمى وسامي الشأن

    نسب كأن عليه شاهدا شمه قدسية تبدو بكل زمان

    نسب علا أصلا بطه المصطفى سر الوجود ورحمة الرحمن

    نسب تواتر في البلاد قبوله عند الاماجد رغم انف الثاني

    جاء في مخطوط النسب ص 40 :

    أبو محمد محي الدين عبد القادر الجيلي بن موسى جنكي دوست بن عبد الله بن يحيى بن محمد بن داود الأمير .

    جاء في كتاب مناهل الضرب في انساب العرب . للعلامة النسابة السيد جعفر الاعرجي النجفي الحسيني 1274 -1332 . ص 251. قال : وقلت أنا في ذرية الشيخ عبد القادر

    حين كنت اسأل عنه . أعزو ذرية عبد القادر إلى عبد القادر فإنهم يغنيهم ويغنيكم , ولآل عبد القادر شيخ المشايخ بانتسابهم إليه الشرف الشامخ والفضل الباذخ

    وقول الجمّال :

    أن الشيخ عبد القادر لم يدع هذا النسب ولا ولده ليس . في عدم الدعوة دلالة على انه ليس من أهل هذا البيت ثم انه رجل كيلاني لم يضره إذ لم يعرف نسبه احد من أهل بغداد وهو غريب فيهم وإنما يعرفه أهل كيلان وقد أثبته العرفاء في جرائدهم واثبتوا نسبه وهم محافظون على انساب مشايخهم وهم اعرف بها من غيرهم . وقد توسع في ذريته .

    وجاء في الصفحة 247 :

    وأما داود بن موسى الثاني , فكان أميرا جليلا وأمه محبوبة بنت مزاحم الكلابية وبنوه بطن من

    بني الحسن الزكي وهم من وجوه الموسوية وعيونهم , ومازالوا يفتخرون على الموسوية وغيرهم من بني الحسن بأن الشيخ الجليل عبد القادر الجيلاني منهم .

    جاء في كتاب جامع كرامات الأولياء . ليوسف بن اسما عيل النبهاني 1265 – 1350 .

    في ا لصفحة 204 عند ذكره احد أحفاد الشيخ عبد القادر الجيلاني . قال :

    بسم الله الرحمن الرحيم . الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى اله وأصحابه أجمعين . أما بعد :

    فيقول الفقير إلى رحمة الله ورضوانه : عبد الفتاح بن محمد بن محمد بن عبد الفتاح بن محمد بن علي بن بكار بن محمد بن أبى بكر بن علي بن محمد بن يعقوب بن يعقوب بن أبى بكر بن علي بن محمد بن احمد بن محمد بن موسى بن محمد بن علي بن حسين بن محمد بن محمد بن محمد بن عبد العزيز بن عبد القادر الجيلي بن موسى بن عبد الله بن يحيى بن محمد بن داود بن موسى بن

    عبد الله بن الحسن بن الإمام الحسن بن الإمام علي . وتوسع بذكرهم .

    وبعد أن أوردنا المراجع التي تثبت صحة نسب السيد الشيخ عبد القادر الجيلاني .

    وما ملخصه , الناس في أنسابهم كالناس في أملاكهم . والناس مأمونون على أنسابهم .

    وبعد : إن صحة نسب السيد الشيخ عبد القادر الجيلاني ثابتة من خلال ما ورد في المراجع آنفة الذكر ونقول أن القاضي نصر بن عبد الرزاق بن السيد عبد القادر الجيلاني عندما اظهر نسبه

    وأرسل تفاصيل ذلك كان متأكدا تماما من صحة انتمائه إلى الدوحة الهاشمية . لأنه بذلك يكون السيد يحيى الزاهد بن محمد بن داود الجد الثالث للسيد عبد القادر الجيلاني . إلا أن بعض النسابين تجرأ على الطعن لثلاثة أسباب :

    أولا _ بحجة أن السيد عبد القادر لم يدعي هذا النسب . فنقول : انه ليس في عدم الدعوة دلالة

    على انه ليس من أهل هذا البيت , ويحمل ذلك على اشتغاله بخدمة ربه ورياضة قلبه وهي أهم لدى الصوفي العارف من الاشتغال بذكرالنسب وعليه كان السلف على الغالب .

    ثانيا _ بحجة انه رجل جيلاني , وهذا لا يضره إذ لم يعرف احد من أهل بغداد نسبه وهو غريب فيهم وإنما يعرفه أهل جيلان وقد أثبته العرفاء جميعهم في جرائدهم واثبتوا نسبه وهم اخبر بأنساب مشايخهم , ويكفي حجة على صحة نسب السيد عبد القادر الجيلاني بأن بني داود بن موسى الثاني مازالوا يفتخرون على الموسوية وغيرهم من بني الحسن بأن السيد عبد القادر الجيلاني منهم وهذا القول ذكره العلامة السيد جعفر الاعرجي .

    ثالثا _ بحجة أن نصر بن عبد الرزاق بن السيد عبد القادر الجيلاني هو من ادعى النسبة .

    فالقول : انه علم علما شرعيا صحيحا مرعيا صحة نسبه . ورأى أن أباه وجده وأعمامه اشتغلوا بالحقيقة وخدموا الطريقة وتقادم كتمانهم النسبة فخشي ضياعها . فادعاها وأظهرها .

    كما انه كان مبتلى بالقضاء ومن دواهي القضاء الفخر والتقدم . وهو من أهل بيت حسيب واصل نسيب . فأراد إظهاره ليبلغ فخاره بين أقرانه وذوي شأنه .( قاله صاحب صحاح الأخبار)

    وقال السيد عبد القادر بن محمد الطبري الحسيني المكي أن نسب السيد الشيخ عبد القادر الجيلاني في بني الحسن السبط عليه الرضوان والسلام نسب صحيح فاعمل بذلك والله يتولى هدانا وهداك وحكم الورع في أعمالك وأقوالك ولا تخرج خوف الله من بالك .

    وقد جاء في كتاب جوهر البيان في نسب الشريف السيد الحسين قضيب البان ص36.

    ما نصه : وأما حضرة الشيخ عبد القادر الجيلي فهو أبو محمد عبد القادر بن موسى جنكي دوست بن عبد الله بن يحيى بن محمد الرومية بن داود بن موسى الثاني بن عبد الله الشيخ الصالح

    بن موسى الجون بن عبد الله المحض بن الحسن المثنى بن الحسن السبط بن الإمام عي بن أبي طالب

    وقال , نقل شيخ الشرف في ديوان النسب حين أنكر جماعة على قاضي القضاة أبو صالح نصر بن مفتي العراق تاج الدين عبد الرزاق بن شيخ الإسلام عبد القادر الجيلي , حين وضع علامات الشرف على رأسه وأهله وأولادهم خوفاً على ضياع النسب وكان ذلك بعد وقعة التتار فلما أنكر عليه جماعة من أهالي بغداد فهو أول من اثبت نسبه وابنه بحيث أن اخرج بخط شيخ الشرف أبى الحسن محمد بن أبي جعفر محمد بن أبي الحسن علي الخزان بن الحسن بن علي قتيل سامراء بن إبراهيم بن علي الصالح بن عبيد الله الأعرج بن الحسين الأصغر بن الإمام زين العابدين بن الإمام الحسين . وشهد بذلك عبد الحميد بن التقي وشهاب الدين احمد الطاهر أبو الغنايم المعمر والنقيب ركن الدين الحسن بن محي الدين محمد بن كمال الدين حيدر ونقباء الموصل ثم بغداد والمرتضى بن عبد المطلب بن أبي منصور عبد الله وكذلك شهد الشيخ الشريف أبو جعفر محمد ابن أبي القاسم لبيب بن أبي الكرم يحيى العلوي الحسيني ببغداد وشهد الشريف أبو القاسم هبة الله بن عبد الله المعروف بن المنصوري وأبو عبد الله محمد بن أبي العباس بن الخضر بن عبد الله بن يحيى الحسني الموصلي وهم بني أعمام أبي عبد الله قضيب البان الحسين الموصلي وشهد ثبوته نحو سبعين رجلاً وأكثرهم سادة وأشراف وعلماء وقضاة وعدول المحاكم والأكثر يقول أن الشيخ

    عبد القادر قال لي جدي الحسن بن علي بن أبي طالب ومنهم من شهد انه قال جدي عبد الله بن يحيى الزاهد .

    إن ما نراه من أسباب الطعن في نسب السيد الشيخ عبد القادر فهي أسباب حاملة عليه اقتضتها الجبّلة الإنسانية كحسد أو منافسة أو غير ذلك وقل أن يخلوا احد في عصر من العصور عل الغالب من ذلك , سوى عصر النبيين والمرسلين والأئمة المطهرين عليهم السلام فهم مبرأين من ذلك .

    ولهذا وذاك ولما تبين لنا من المراجع والنسابين الثقات وللشهرة والاستفاضة الحاصلة في نسبهم

    ( القادرية الجيلانية ) . فإن المجمع العالمي لأنساب آل البيت يسلّم بصحة نسب هذا العصابة العلوية الهاشمية والتي أرومتها السيد الشيخ عبد القادر الجيلاني بن السيد موسى أبي صالح جنكي دوست بن السيد عبد الله بن السيد يحيى الزاهد بن السيد محمد بن السيد داود بن

    السيد موسى الثاني بن السيد عبد الله بن السيد موسى الجون بن السيد عبد الله المحض بن السيد الحسن المثنى بن الإمام الحسن السبط بن الإمام علي بن أبي طالب . عليهم السلام .

    والله من وراء القصد

    • saya tidak ingin memperpanjang masalah nasab ini karena ini bukanlah sesuatu yang urgen, karena masing pihak baik Wahabi mapun Non Wahabi sama2 menghormati, dan mengakui keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, intinya adalah bhw memang ada pendapat yang mengingkari penisbatan Nasab Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yg mas nukil sendiri. Yang menjadi permasalahan adalah pertama :
      1. Mas menyatakan bhw Tasawuf itu bagian dari pilar Islam, dimana antum menyatakan bhw Tasawuf itu lahir dari ihsan, sekarang sy tanya mana dalilnya?padahal antum sendiri berhujjah dengan Syaikhul islam, dimana beliu sendiri menyatakan :
      أما لفظ ‏(‏الصوفية‏)‏‏:‏ فإنه لم يكن مشهورًا في القرون الثلاثة، وإنما اشتهر التكلم به بعد ذلك
      bagaimana sesuatu yang tidak dikenal mereka istilahnya dan mereka (generasi awal tsb) tidak pernah menjadikannya bagian dan pilar agama, dan ternyata antum sendiri menyatakan bhw tasawuf itu merupakan pilar agama?ada dalilnya gak?pernahkan mereka menisbatkan diri mereka kepada Aliran Tasawuf ketika menjalani ritual2 ibadah jasmaniah maupun rohaniah ?
      Adapun pengingkaran Ulama terhadap tasawuf maka saya nukil dari web Saya Nukil dr Web :http://www.alsoufia.com sbb :
      1. قال الإمام أبو محمد ابن حزم الأندلسي – رحمه الله – في كتابه “الفصل في الملل والأهواء والنحل” عن التصوف والصوفية ، صفحة (30ـ31):
      ادعت طائفة من الصوفية أن في أولياء الله تعالى من هو أفضل من جميع الأنبياء والرسل ، وقالوا: من بلغ الغاية القصوى من الولاية سقطت عنه الشرائع كلها ، من الصلاة والصيام والزكاة وغير ذلك ، وحلت له المحرمات كلها من الزنا والخمر وغير ذلك.
      واستباحوا بهذا نساء غيرهم ، وقالوا: إننا نرى الله ونكلمه ، وكل ما قذف في نفوسنا فهو حق. ورأيت لرجل منهم يعرف بابن شمعون كلماً نصه: إن الله تعالى ماية اسم وأن الموفي ماية هو ستة وثلاثون حرفاً ليس منها في حروف الهجاء شيء إلا واحد فقط وبذلك الواحد يصل أهل المقامات إلى الحق ، وقال أيضاً: أخبرني بعض من رُسم لمجالسة الحق أنه مد رجله يوماً فنودي: ما هكذا مجالس الملوك.!! فلم يمد رجله بعدها ، يعني أنه كان مديماً لمجالسة الله تعالى.
      وقال أبو حاضر النصيبي ـ من أهل نصيبين ـ وأبو الصياح السمرقندي وأصحابهما: إن الخلق لم يزالوا مع الله تعالى. وقال أبو الصياح: لا تحل ذبائح أهل الكتاب ، وخطأ فعل أبي بكر الصديق رضي الله عنه في قتال أهل الردة ، وصوب قول الصحابة الذين رجعوا عنه في حربهم.
      وقال أبو شعيب القلال: إن ربه جسم في صورة إنسان ، لحم ودم ، ويفرح ويحزن ، ويمرض ويفيق.
      وقال بعض الصوفية: إن ربه يمشي في الأزقة ، حتى أنه يمشي في صورة مجنون يتبعه الصبيان بالحجارة حتى تدموا عقبيه.
      فاعلموا رحمكم الله: إن هذه كلها كفرات صلع وأقوال قوم يكيدون الإسلام .
      وقال أيضاً: واعلموا أن كل من كفر هذه الكفرات الفاحشة ممن ينتمي إلى الإسلام فإنما عنصرهم الشيعة والصوفية ، فإن من الصوفية من يقول: إن من عرف الله تعالى سقطت عنه الشرايع ، وزاد بعضهم واتصل بالله تعالى.
      وبلغنا أن بنيسابور اليوم في عصرنا هذا رجلاً يكنى أبا سعيد أبا الخير هكذا معاً من الصوفية مرة يلبس الصوف ومرة يلبس الحرير المحرم على الرجال ومرة يصلي في اليوم ألف ركعة ومرة لا يصلي لا فرضية ولا نافلة وهذا كفر محض ونعوذ بالله من الضلال‏.‏

      2.وأما الإمام أحمد بن حنبل فقد كان لهم بالمرصاد فقد قال عندما بدأ الحارث المحاسبي يتكلم في هذه الخطرات: ((ما تكلم فيها الصحابة ولا التابعون”. وحذر من مجالسة الحارث المحاسبي وقال لصاحب له: “لا أرى لك أن تجالسهم)).
      وذكر أبو بكر الخلال في كتاب السنة عن أحمد بن حنبل أنه قال: ((حذروا من الحارث أشد التحذير!! الحارث أصل البلبلة ـ يعني في حوادث كلام جهم ـ ذاك جالسه فلان وفلان وأخرجهم إلى رأي جهم ما زال مأوى أصحاب الكلام. حارث بمنـزلة الأسد المرابط انظر أي يوم يثب على الناس!!” (تلبيس إبليس 166-167
      وهذا الكلام من الإمام أحمد يكشف فيه القناع أيضاً عن أن الحارث المحاسبي الذي تسربل ظاهراً بالزهد والورع والكلام في محاسبة النفس على الخطرات والوساوس كان هو المأوى والملاذ لأتباع جهم بن صفوان المنحرفين في مسائل الأسماء والصفات والنافين لها، وهكذا كان التصوف دائماً هو الظاهر الخادع للحركات والأفكار الباطنية.
      ولذلك وقف الإمام أحمد لهؤلاء الأشرار الظاهرين منهم والمتخفين بالزهد والورع وأمر بهجر الحارث المحاسبي وشدد النكير عليه فاختفى الحارث إلى أن مات. (تلبيس إبليس 167).
      وقال الإمام أحمد رحمه الله تعالى: ((قبور أهل السنة من أهل الكبائر روضة ، وقبور أهل البدعة من الزهاد حفرة ، فسّـاق أهل السنــة أوليـاء الله ، وزهــاد أهل البدع أعداء الله)).اهـ طبقات الحنابلة (1/184) الفروع (2/149
      3.وأما الإمام الشافعي فقد أدرك بدايات التصوف وكان من أكثر العلماء والأئمة إنكاراً على الصوفية ، ورويت عنه أقوال كثيرة منها:
      روى البيهقي في مناقب الشافعي (2 ـ208) أخبرنا أبو عبد الله الحافظ قال: سمعت أبا محمد جعفر بن محمد بن الحارث يقول: سمعت أبا عبد الله: الحسين بن محمد بن بحر يقول: سمعت يونس بن عبد الله الأعلى يقول: سمعت الشافعي يقول: لو أن رجلاً تصوَّف من أول النهار لم يأت عليه الظهر إلا وجدته أحمق .
      أخبرنا محمد بن عبد الله قال: سمعت أبا زرعة الرازي يقول: سمعت أحمد بن محمد بن السندي يقول: سمعت الرَّبيع بن سليمان يقول: سمعت الشافعي يقول: ما رأيت صوفياً عاقلاً قط إلا مسلم الخوَّاص.
      أخبرنا أبو عبد الرحمن السلمي قال: سمعت أبا عبد الله الرازي يقول: سمعت إبراهيم بن المولد يحكي عن الشافعي أنه قال: لا يكون الصوفي صوفياً حتى يكون فيه أربع خصال كسول أكول نئوم كثير الفضول.
      وروى ابن الجوزي (تلبيس إبليس صفحة: 371) عن الشافعي قوله: “ما لزم أحد الصوفيين أربعين يوماً فعاد عقله أبداً.
      وقال رحمه الله: ((تركت بالعراق شيئاً يقال له (التغبير) ، أحدثه الزنادقة، ويصدُّون الناس عن القرآن” روى ذلك الخلال في الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ((36))، وأبو نعيم في الحلية ((9ـ146)) وابن الجوزي ((244-249))
      kiranya cukup demikian sy msekipun sebenarnya masih banyak lagi perkataan Ulama mengenai hal ini….ini sebagai bukti buat antum dasar bagaimana Ulama Wahabi ternyata mengikuti Ulama Mazhab Mujtahidin Mutlaq dalam menyikapi tasawuff

  26. http://www.youtube.com/all_comments?v=G3PYycnMu6A
    bayaan an syubuhaatil wahhabiyah as-salafiyah

  27. yg begini lari dari permasalahan yg dibahas, yg dibahas diatas masalah syaikh idahram yg majhul dan isi bukunya yg dibantah diatas…bukan urusan terjemahan almanhaj.or.id dan urusan dorar.net tolong difahami mas kyai abdullah mukhlis

  28. Kerajaan Saudi dan ulama-ulama salafinya sungguh teramat aneh…makam-makam dihancurkan bahkan diratakan dengan tanah, sebab khawatir itu disembah2..entah ini su’uzhan mereka ke umat belakangan ataukah memang awan gelap yang tiba2 mennyelimuti jiwa-jiwa orang saud yang saat itu hidup di tahun 1800 an.. padahal ratusan tahun sebelumnya tak ada umat islam yang berfikir senaif dan sedangkal itu.. dalam menyikapi kuburan..sedangakan wahabi yang mengaku salafi alias “seakan-akan tahu kehidupan zaman nabi” mereka tega meratakan makam siti aminah ibunda Rasulullah saw…makam abdul muthalib kakek rasululullah saw…hamzah paman rasulullah saw. dan makam putra Rasulullah saw yang bernama ibrahim dan juga makam2 sahabat dan pejuang syuhada… model dakwah wahabi selalu menghakimi perbuatan orang lain dengan prasangka buruk..orang ziarah untuk mengingat kematian agar mengkilap hatinya dianggapnya nyembah kuburan…orang zikir jama’ah agar jernih hati dianggap menyalahi Rasulnya..dan mereka melupakan diri mereka sendiri…jangan-jangan melihat orang sedang pipis ditembok dianggapnya sedang mengasah senjata untuk menyerang dirinya.. apa mau yahh kalau di indonesia ini kita sepakati saja makam-makam orang yang mengaku wahabi dan keluarganya kakek nenek dan baby-baby nya ini nanti kita ratakan saja dengan tanah ngga perlu diberi batu nisan….karena kita boleh juga donk khawatir nanti orang-orang wahabi yang paling sahih cara hidupnya ini akan disembah-sembah sama rakyat-rakyat yang ahli bid’ah ini..ok setuju..

    ini dasarnya wahabi penghancur makam keluarga Rasulullah..saw.
    Sejarah Penghancuran Makam

    Sejak 1205 H hingga 1217 H kaum Wahabi mencoba menguasai Jazirah Arabia namun gagal. Akhirnya 1217 H mereka berhasil menguasai Thaif dengan menumpahkan darah Muslim yang tak bersalah. Mereka memasuki Mekah tahun 1218 H dan menghancurkan semua bangunan dan kubah suci, termasuk kubah yang menaungi sumur Zamzam. Tahun 1221, kaum Wahabi masuk kota Madinah dan menajiskan Al-Baqi dan semua masjid yang mereka lewati. Usaha menghancurkan makam Rasulullah berhenti karena protes masyarakat Muslim dunia.

    Pada hari Rabu 8 Syawal 1345 H bertepatan dengan 21 April 1925, pemakaman Jannatul Baqi’ dihancurkan oleh Raja Abdul Aziz bin Saudi dari Arab Saudi. Pada tahun yang sama, ia juga menghancurkan makam manusia suci di Jannatul Mualla (Makkah) di mana ibunda Nabi Muhammad (Sayyidah Aminah as), istri Nabi, kakek dan leluhur Nabi dikuburkan. Kejadian ini menimbulkan protes dari masyarakat Muslim dunia.

    Penghancuran situs suci di Hijaz oleh Saudi, yang diawali oleh Muhammad bin Abdul Wahhab berlanjut hingga sekarang. Keluarga Kerajaan Arab Saudi mempraktikkan bentuk Islam kaku yang disebut Wahhabisme, dan telah melakukan pemusnahan terhadap makam tersebut. Hasilnya, kitab dan peta yang ada di makam disita oleh penguasa. Meski demikian, makam orang-orang suci ini tetap dikunjungi oleh peziarah dan pemakaman juga berlanjut di pemakaman ini.

    Banyak kaum Syiah yang melanjutkan untuk mengenang hari itu ketika Dinasti Saud menghancurkan pemakaman Al-Baqi’, semata-mata karena di sanalah dimakamkan keluarga Nabi Muhammad saw. Mereka menyebut hari itu (8 Syawal) sebagai Yaum Al-Gham (Hari Kesedihan). Kaum Syiah terus melakukan protes kepada pemerintah Saudi atas penghancuran ini.

  29. Rujukan anda banyak mengandung madsus /dassas atau tahrif dari orang orientalis apalagi yg di web shoufia..itu banyak banget salahnya dan kesengajaannnya dan mengabaikan kaum sufi yang murni..terutama ttg profil syeikh abd qadir aljilani..dan profil tasawuf as-sunni bukan yang alfalsafi atau syi’i ya masalhnya yang membuat anda alergi tasawuf karena anda salah referensi salah bacaan salah buka web…kenapa masih saja anda mengikuti http://www.shoufia ya..harusnya kalo “thaifah min shufiyah (sebagian kelompok dari kelompuk sufi) yah salahkan kelompok itu saja ..jangan salahkan sebuah disiplin ilmu..itu namanya metode generalisasi yang membabi buta ..sebagaimana dalam hal akidah. ada juga ko yang nyeleneh seperti akidah mu’tazilah..jabariyah.. qadariyah..syi’ah imamiyah ( jadi jangan salahkan ilmu akidahnya, tapi salahkan oknumnya)..begitu pula dalam berfikih ada yang menganggap air kencing sapi dan kuda itu tidak najis..karena halal dimakan dagingnya..ada mazhab zhahiriyah..dan yg laen2 ..nah yang begini ini.. salahkan oknumnya jangan salahkan ilmu fikihnya)…kalo anda mendelete atau ctrl+alt+del ilmu tasawuf dalam kehidupan anda-anda yahh sayang sekali anda menjauh dari mutiara indahnya hidup dalam naungan ihsan dan berkumpul dengan para “Ash-shiddiqiin almukhlisiin” ini saya tampilkan 15 pendapat ulama masyhur ttg kesahihan tasawuf..sebab tampaknya anda sukanya kepada yang sahih2..kalo perkataan 4 imam mazhab..saya nukilkan yang asli perkataan mereka bukan manaqib2..buatan orang lain yang mengklaim sebagai kata2 imam syafi’i..ini di awali dari imam maliki
    1 – الإِمام مالك رحمه الله تعالى:

    يقول الإِمام مالك رحمه الله تعالى: (مَنْ تفقَّهَ ولم يتصوف فقد تفسق، ومَنْ تصوَّف ولم يتفقه فقد تزندق، ومن جمعَ بينهما فقد تحقَّق) [حاشية العلامة علي العدوي على شرح الإِمام الزرقاني على متن العزية في الفقه المالكي ج3. ص195. وشرح عين العلم وزين الحلم للإِمام ملا علي القاري المتوفى 1014هـ. ج1. ص33. والإِمام مالك رحمه الله تعالى أحد الأئمة الأربعة المشهورين توفي سنة 179هـ في المدينة المنورة].

    2- الإِمام الشافعي رحمه الله تعالى:

    قال الإِمام الشافعي رحمه الله تعالى [الإِمام الشافعي رحمه الله تعالى أحد الأئمة الأربعة المشهورين توفي في مصر سنة 204هـ]: (صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين، وفي رواية سوى ثلاث كلمات:

    قولهم: الوقت سيف إِن لم تقطعه قطعك.

    وقولهم: نفسَك إِن لم تشغلها بالحق شغلتك بالباطل.

    وقولهم: العدم عصمة) [تأييد الحقيقة العلية للإِمام جلال الدين السيوطي ص15].

    وقال أيضاً: (حُبِّبَ إِليَّ من دنياكم ثلاث: تركُ التكلف، وعِشرةُ الخلق بالتلطُّف، والاقتداء بطريق أهل التصوف) [“كشف الخفاء ومزيل الإِلباس عما اشتهر من الأحاديث على ألسنة الناس” للإِمام العجلوني المتوفى سنة 1162هـ. ج1. ص
    341].

    3. – الإِمام أبو حنيفة رحمه الله تعالى:

    وقد مر بك في بحث بين الشريعة والحقيقة الكلام المفصل عن الإِمام الأكبر أبي حنيفة النعمان رحمه الله تعالى، وكيف أنه كان يعطي الشريعة والطريقة، وأنه كان فارس هذا الميدان، كما ذكر العلامة ابن عابدين في حاشيته المشهورة [أبو حنيفة أحد الأئمة الأربعة، أشهر من أن يعرف، توفي في بغداد سنة 150هـ. انظر (395 – 396) من هذا الكتاب].

    4 – الإِمام أحمد رحمه الله تعالى:

    كان الإِمام أحمد رحمه الله تعالى [الإِمام أحمد رحمه الله تعالى أحد الأئمة الأربعة المشهورين توفي سنة 241هـ] قبل مصاحبته للصوفية يقول لولده عبد الله رحمه الله تعالى: (يا ولدي عليك بالحديث، وإِياك ومجالسة هؤلاء الذين سموا أنفسهم صوفية، فإِنهم ربما كان أحدهم جاهلاً بأحكام دينه. فلمَّا صحب أبا حمزة البغدادي الصوفي، وعرف أحوال القوم، أصبح يقول لولده: يا ولدي عليك بمجالسة هؤلاء القوم، فِإِنهم زادوا علينا بكثرة العلم والمراقبة والخشية والزهد وعلو الهمة) [“تنوير القلوب” ص405 للعلامة الشيخ أمين الكردي المتوفى سنة 1332هـ].

    ونقل العلامة محمد السفاريني الحنبلي رحمه الله تعالى عن إِبراهيم بن عبد الله القلانسي رحمه الله تعالى أن الإِمام أحمد رحمه الله تعالى قال عن الصوفية: (لا أعلم أقواماً أفضل منهم. قيل: إِنهم يستمعون ويتواجدون، قال: دعوهم يفرحوا مع الله ساعة..) [“غذاء الألباب شرح منظومة الآداب” ج1. ص120].

    5. – الإمام القشيري رحمه الله تعالى:

    وقال الإِمام أبو القاسم القشيري رحمه الله تعالى في مقدمة رسالته المشهورة متحدثاً عن الصوفية: (جعل الله هذه الطائفة صفوة أوليائه، وفَضَّلهم على الكافة من عباده بعد رسله وأنبيائه صلوات الله وسلامه عليهم، وجعل قلوبهم معادن أسراره، واختصَّهم من بين الأمة بطوالع أنواره، فهم الغياث للخلق، والدائرون في عموم أحوالهم مع الحق بالحق. صفَّاهم من كدورات البشرية، ورقَّاهم إِلى محل المشاهدات بما تجلى لهم من حقائق الأحدية، ووفقهم للقيام بآداب العبودية، وأشهدهم مجاري أحكام الربوبية، فقاموا بأداء ما عليهم من واجبات التكليف، وتحققوا بما مَنَّه سبحانه لهم من التقليب والتصريف، ثم رجعوا إِلى الله سبحانه وتعالى بصدق الافتقار ونعت الانكسار، ولم يتَّكِلوا على ما حصل منهم من الأعمال أو صفا لهم من الأحوال، علماً منهم بأنه جلَّ وعلا يفعل ما يريد، ويختار من يشاء من العبيد، لا يحكم عليه خلق، ولا يتوجه عليه لمخلوق حق، ثوابه ابتداء فضل، وعذابه حكم بعدل، وأمره قضاء فصل) [الرسالة القشيرية للإِمام أبي القاسم القشيري المتوفى سنة 465هـ. ص2].

    6. الإمام الغزالي رحمه الله تعالى:

    وها هو ذا حجة الإِسلام الإِمام أبو حامد الغزالي رحمه الله تعالى يتحدث في كتابه المنقذ من الضلال عن الصوفية وعن سلوكهم وطريقتهم الحقة الموصلة إِلى الله تعالى فيقول:

    (ولقد علمت يقيناً أن الصوفية هم السالكون لطريق الله تعالى خاصة وأن سيرتهم أحسن السيرة، وطريقتهم أصوب الطرق، وأخلاقهم أزكى الأخلاق.. ثم يقول رداً على من أنكر على الصوفية وتهجَّم عليهم: وبالجملة فماذا يقول القائلون في طريقةٍ طهارتُها – وهي أول شروطها – تطهيرُ القلب بالكلية عما سوى الله تعالى، ومفتاحها الجاري منها مجرى التحريم من الصلاة استغراقُ القلب بالكلية بذكر الله، وآخرها الفناء بالكلية في الله) [المنقذ من الضلال لحجة الإِسلام الغزالي المتوفى سنة 505هـ. ص131].

    7.الإِمام فخر الدين الرازي رحمه الله تعالى:

    قال العلامة الكبير والمفسر الشهير الإِمام فخر الدين الرازي رحمه الله تعالى في كتابه اعتقادات فرق المسلمين والمشركين: (الباب الثامن في أحوال الصوفية: اعلم أن أكثر مَنْ حَصَرَ فرق الأمة، لم يذكر الصوفية وذلك خطأ، لأن حاصل قول الصوفية أن الطريق إِلى معرفة الله تعالى هو التصفية والتجرد من العلائق البدنية، وهذا طريق حسن.. وقال أيضاً: والمتصوفة قوم يشتغلون بالفكر وتجرد النفس عن العلائق الجسمانية، ويجتهدون ألاَّ يخلو سرَّهم وبالَهم عن ذكر الله تعالى في سائر تصرفاتهم وأعمالهم، منطبعون على كمال الأدب مع الله عز وجل، وهؤلاء هم خير فرق الآدميين) [اعتقادات فرق المسلمين والمشركين للإِمام فخر الدين الرازي ص72 -73 توفي سنة 606هـ بمدينة هراة.

    8. العز بن عبد السلام رحمه الله تعالى:

    قال سلطان العلماء عز الدين بن عبد السلام رحمه الله تعالى [عز الدين بن عبد السلام يلقب بشيخ العلماء وبسلطان العلماء ولد سنة 577هـ، وتوفي سنة 660هـ. انتهت إِليه الإِمامة، وبلغ منزلة الاجتهاد مع الزهد والورع. ولد بالشام، ووفد مصر فأقام بها أكثر من عشرين عاماً، ناشراً للعلم آمراً بالمعروف ناهياً عن المنكر. وألَّفَ كتباً كثيرة، وأخذ التصوف عن شهاب الدين السهروردي، وسلك على يد الشيخ أبي الحسن الشاذلي رحمه الله تعالى، وكان يقول إِذا حضر مجلسه وسمع كلامه: هذا كلام قريب العهد بالله]:

    (قعد القوم من الصوفية على قواعد الشريعة التي لا تنهدم دنيا وأخرى ، وقعد غيرهم على الرسوم، ومما يدلك على ذلك، ما يقع على يد القوم من الكرامات وخوارق العادات، فإِنه فرع عن قربات الحق لهم، ورضاه عنهم، ولو كان العلم من غير عمل، يرضي الحق تعالى كل الرضى، لأجرى الكرامات على أيدي أصحابهم، ولو لم يعملوا بعلمهم، هيهات هيهات) [نور التحقيق للشيخ حامد صقر ص96].

    9.- الإمام النووي رحمه الله تعالى:

    قال الإِمام النووي رحمه الله تعالى في رسالته المقاصد: أصول طريق التصوف خمسة:

    1 – تقوى الله في السر والعلانية.

    2 – اتباع السنة في الأقوال والأفعال.

    3 – الإِعراض عن الخلق في الإِقبال والإِدبار.

    4 – الرضى عن الله في القليل والكثير.

    5 – الرجوع إِلى الله في السراء والضراء) [مقاصد الإِمام النووي في التوحيد والعبادة وأصول التصوف ص20 توفي الإِمام النووي سنة 676هـ في قرية من قرى الشام تسمى: نوى].

    10. ابن تيمية رحمه الله تعالى:

    تحدث أحمد بن تيمية رحمه الله تعالى عن تمسك الصوفية بالكتاب والسنة في الجزء العاشر من مجموع فتاويه فقال: (فأما المستقيمون من السالكين كجمهور مشايخ السلف مثل الفضيل بن عياض، وإبراهيم بن أدهم، وأبي سليمان الداراني، ومعروف الكرخي، والسري السقطي، والجنيد بن محمد، وغيرهم من المتقدمين، ومثل الشيخ عبد القادر [الجيلاني] والشيخ حماد، والشيخ أبي البيان، وغيرهم من المتأخرين، فهم لا يسوغون للسالك ولو طار في الهواء، أو مشى على الماء، أن يخرج عن الأمر والنهي الشرعيين، بل عليه أن يعمل المأمور ويدع المحظور إِلى أن يموت. وهذا هو الحق الذي دل عليه الكتاب والسنة وإِجماع السلف، وهذا كثير في كلامهم) [مجموع فتاوى أحمد بن تيمية ج10. ص516 -517].

    11. – الإِمام الشاطبي رحمه الله تعالى:

    ذَكَرتْ “المسلم مجلة العشيرة المحمدية” تحت عنوان: الإِمام الشاطبي [الشاطبي هو إِبراهيم بن موسى اللخمي الغرناطي المالكي المتوفى سنة 790هـ]. صوفي سلفي للسيد أبي النقى أحمد خليل: (كتاب الاعتصام من الكتب التي يعتبرها المُتسلِّفة مرجعاً أساسياً لبعض آرائهم، ويرون في الشيخ أبي إِسحاق الشاطبي إِماماً لهم، وقد عقد الإِمام الشاطبي في كتابه هذا فصولاً كريمة عن التصوف الإِسلامي، وأثبت أنه من صميم الدين، وليس هو مبتدَعاً، ووفَّى المقام هناك بما تخرس له الألسن، وتسلم له العقول والقلوب، فاستمعْ إِلى الإِمام الشاطبي يقول:

    إِن كثيراً من الجهال، يعتقدون في الصوفية أنهم متساهلون في الاتباع والتزام ما لم يأت في الشرع التزامه، مما يقولون به ويعملون عليه، وحاشاهم من ذلك أن يعتقدوه أو يقولوا به. فأول شيء بَنَوْا عليه طريقهم اتباع السنة واجتناب ما خالفها، حتى زعم مُذكِّرُهُم وحافظ مأخذهم، وعمود نحلتهم أبو القاسم القشيري: إِنهم إِنما اختصوا باسم التصوف انفراداً به عن أهل البدع. فذكر أن المسلمين بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم لم يتسَمَّ أفاضلهم في عصرهم باسم عَلَمٍ سوى الصحبة، إِذ لا فضيلةَ فوقها، ثم سمي من يليهم التابعون، ثم اختلف الناس، وتباينت المراتب، فقيل لخواص الناس ممن لهم شدة عناية في الدين: الزهاد والعبَّاد. قال: ثم ظهرت البدع وادَّعى كل فريق أن فيهم زهاداً وعُبَّاداً، فانفرد خواص أهل السنة، المراعون أنفسهم مع الله، والحافظون قلوبهم عن الغفلة باسم التصوف، فتأمل تغنم، والله أعلم) [المسلم مجلة العشيرة المحمدية، عدد ذي القعدة سنة 1373هـ].

    12.- ابن خلدون رحمه الله تعالى:

    وقال ابن خلدون رحمه الله تعالى في كلامه عن علم التصوف: (هذا العلم من العلوم الشرعية الحادثة في الملة، وأصله أن طريقة هؤلاء القوم لم تزل عند سلف الأمة وكبارها من الصحابة والتابعين ومَن بعدَهم طريقةَ الحق والهداية، وأصلُها العكوفُ على العبادة والانقطاع إِلى الله تعالى، والإِعراضُ عن زخرف الدنيا وزينتها، والزهدُ فيما يُقبِل عليه الجمهور من لذة ومال وجاه، والانفرادُ عن الخلق في الخلوة للعبادة. وكان ذلك عامّاً في الصحابة والسلف، فلمَّا فشا الإِقبال على الدنيا في القرن الثاني وما بعده، وجنح الناس إِلى مخالطة الدنيا، اختص المقبلون على العبادة باسم الصوفية) [مقدمة ابن خلدون ص328. وهو عبد الرحمن بن الشيخ أبي بكر محمد بن خلدون الحضرمي ولد عام 732هـ وتوفي سنة 808هـ].

    13. جلال الدين السيوطي رحمه الله تعالى:

    وقال العلامة المشهور جلال الدين السيوطي رحمه الله تعالى في كتابه تأييد الحقيقة العليَّة: (إِن التصوف في نفسه علم شريف، وإِن مداره على اتباع السنة وترك البدع ، والتبرِّي من النفس وعوائدها وحظوظها وأغراضها ومراداتها واختياراتها، والتسليمِ لله، والرضى به وبقضائه، وطلبِ محبته، واحتقارِ ما سواه.. وعلمتُ أيضاً أنه قد كثر فيه الدخيل من قوم تشبهوا بأهله وليسوا منهم، فأدخلوا فيه ما ليس منه، فأدى ذلك إِلى إِساءة الظن بالجميع، فوجَّه أهلُ العلم للتمييز بين الصنفين ليُعلمَ أهل الحق من أهل الباطل، وقد تأملتُ الأمور التي أنكرها أئمة الشرع على الصوفية فلم أرَ صوفياً محقِّقَاً يقول بشيء منها، وإِنما يقول بها أهل البدع والغلاةُ الذين ادَّعَوْا أنهم صوفية وليسوا منهم) [تأييد الحقيقة العلية ص57. للعلامة جلال الدين السيوطي المتوفى سنة 911هـ].

    14. الشيخ رشيد رضا رحمه الله تعالى:

    قال الشيخ رشيد رضا رحمه الله تعالى: (لقد انفرد الصوفية بركن عظيم من أركان الدين، لا يطاولهم فيه مطاول، وهو التهذيب علماً وتخلقاً وتحققاً، ثم لما دونت العلوم في الملة، كتب شيوخ هذه الطائفة في الأخلاق ومحاسبة النفس..) [مجلة المنار السنة الأولى ص726].

    15.أبو الأعلى المودودي:

    قال العلامة الكبير الأستاذ أبو الأعلى المَوْدودي في كتابه مبادىء الإِسلام تحت عنوان التصوف: (إِن علاقة الفقه إِنما هي بظاهر عمل الإِنسان فقط، ولا ينظر إِلا هل قمتَ بما أُمرِتَ به على الوجه المطلوب، أم لا؟ فإِن قمتَ فلا تهمه حالُ قلبك وكيفيته. أما الشيء الذي يتعلق بالقلب ويبحث عن كيفيته فهو التصوف، إِن الفقه لا ينظر في صلاتك مثلاً إِلا هل قد أتممْتَ وضوءك على الوجه الصحيح أم لا؟ وهل صلَّيْتَ مولياً وجهك شطر المسجد الحرام أم لا؟ وهل أدَّيْتَ أركان الصلاة كلها، أم لا؟ وهل قرأتَ في صلاتك بكل ما يجب أن تقرأ فيها أمْ لا؟ فإِن قمتَ بكل ذلك فقد صحت صلاتك بحكم الفقه.

    إِلاَّ أن الذي يهم التصوف هو ما يكون عليه قلبك حين أدائك هذه الصلاة من الحالة. هل أَنبْتَ فيها إِلى ربك أم لا؟ وهل تجرَّد قَلبُك فيها عن هموم الدنيا وشؤونها أم لا؟ وهل أنشأتْ فيك هذه الصلاة خشيةَ الله واليقين بكونه خبيراً بصيراً، وعاطفة، ابتغاء وجهه الأعلى وحده أمْ لا؟ وإِلى أيِّ حدٌّ نزهت هذه الصلاة روحه؟ وإِلى أي حد أصلحتْ أخلاقه؟ وإِلى أي حد جعلته مؤمناً صادقاً عاملاً بمقتضيات إِيمانه؟. فعلى قدر ما تحصل له هذه الأمور، وهي من غايات الصلاة وأغراضها الحقيقية، في صلاته تكون صلاته كاملة في نظر التصوف، وعلى قدر ما ينقصها الكمال من هذه الوجهة، تكون ناقصة في نظر التصوف.

    فهكذا لا يهم الفقه في سائر الأحكام الشرعية إِلا هل أدى المرء الأعمال على الوجه الذي أمره به لأدائها أم لا؟ أما التصوف فيبحث عما كان في قلبه من الإِخلاص وصفاء النية وصدق الطاعة عند قيامه بهذه الأعمال.

    ويمكنك أن تُدرك هذا الفرق بين الفقه والتصوف بمثلٍ أضْربه لك: إِنك إِذا أتاك رجل، نظرت فيه من وجهتين: إِحداهما: هل هو صحيح البدن كامل الأعضاء؟ أم في بدنه شيء من العرج أو العمى؟ وهل هو جميل الوجه أو دميمه؟ وهل هو لابس زياً فاخراً أو ثياباً بالية؟

    والوجهة الأخرى: إِنك تريد أن تعرف أخلاقه وعاداته وخصاله ومبلغه من العلم والعقل والصلاح. فالوجهة الأولى وجهة الفقه، والوجهة الثانية وجهة التصوف.

    وكذلك إِذا أردْتَ أن تتخذ أحداً صديقاً لك، فإِنك تتأمل في شخصه من كلا الوجهتين، وتحب أن يكون جميل المنظر وجميل الباطن معاً.

    كذلك لا تَجْمُلُ في عين الإِسلام إِلا الحياة التي فيها اتباعٌ كامل صحيح لأحكام الشريعة من الوجهتين الظاهرة والباطنة.

    ومثل الذي طاعته صحيحة في الظاهر، ولكن يعوزه روح الطاعة الحقيقية في الباطن، كمثل جسد جميل قد فارقه روحُه.

    ومثل الذي في عمله الكمالات الباطنة كلها، وليست طاعته صحيحة على حسب الوجه المراد في الظاهر، كمثل رجل صالح دميم الوجه مطموس العينين أعرج القدمين. وسهل عليك بهذا المثال أن تعرف العلاقة بين الفقه والتصوف.

    ثم تحدث الأستاذ المودودي عن الدخلاء الذين تشبهوا بالصوفية بلباسهم وكلامهم، وباينوهم بأفعالهم وأخلاقهم وقلوبهم، والتصوف منهم براء. وهكذا شأن كل منصفٍ غيور على دينه. ثم حذر الأستاذ المودودي من هؤلاء المدَّعين فقال: (ولا يستحق من لا يتبع الرسول صلى الله عليه وسلم اتباعاً صحيحاً، ولا يتقيد بما أرشد إِليه من صراط الحق، أن يُسميَ نفسه صوفياً إِسلامياً، فإِن مثل هذا التصوف ليس من الإِسلام في شيء أبداً.. ثم بين حقيقة الصوفي الصادق وحالته المثالية التي تطابق تعاليم التصوف السامية فقال: إِنما التصوف عبارة – في حقيقة الأمر – عن حب الله ورسوله الصادق بل الولوع بهما والتفاني في سبيلهما، والذي يقتضيه هذا الولوع والتفاني ألاّ ينحرف المسلم قيد شعرة عن اتباع أحكام الله ورسوله صلى الله عليه وسلم. فليس التصوف الإِسلامي الخالص بشيء مستقل عن الشريعة، وإِنما هو القيام بأحكامها بغاية من الإِخلاص، وصفاء النية وطهارة القلب) [مبادىء الإِسلام لأبي الأعلى المودودي، موضوع التصوف. ص114 -117].

    • cukup bagi saya, tidak akan saya teruskan diskusi ini karena sudah nampak manhaj antum dari pernyataan2 berikut :
      1.Rujukan anda banyak mengandung madsus /dassas atau tahrif dari orang orientalis apalagi yg di web shoufia
      buktinya mana?
      2.jangan salahkan sebuah disiplin ilmu..itu namanya metode generalisasi yang membabi buta ..sebagaimana dalam hal akidah. ada juga ko yang nyeleneh seperti akidah mu’tazilah..jabariyah.. qadariyah..syi’ah imamiyah ( jadi jangan salahkan ilmu akidahnya, tapi salahkan oknumnya)
      lihatkan, manhajnya dia memasukkan syiah imamiyah , qadariyah, jabariyah, mu’tazilah, sebagai disiplin ilmu yang tidak pantas disalahkan, sedangkan yang pantas disalahkan oknumnya?mas baca Kitab Khalq Af’alul ‘Ibadnya Imam Bukhari, As Sunnahnya Imam Al Khallal, Ar Radd ‘alal Bisyr AL Muraisi oleh Ad Darimi, dll?apakah yang disalahkan Ulama hanya sekedar disiplin Ilmunya?
      3. Saya Nukil satu cuplikan antum :
      2- الإِمام الشافعي رحمه الله تعالى:

      قال الإِمام الشافعي رحمه الله تعالى [الإِمام الشافعي رحمه الله تعالى أحد الأئمة الأربعة المشهورين توفي في مصر سنة 204هـ]: (صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين، وفي رواية سوى ثلاث كلمات:

      قولهم: الوقت سيف إِن لم تقطعه قطعك.

      وقولهم: نفسَك إِن لم تشغلها بالحق شغلتك بالباطل.

      وقولهم: العدم عصمة) [تأييد الحقيقة العلية للإِمام جلال الدين السيوطي ص15].

      وقال أيضاً: (حُبِّبَ إِليَّ من دنياكم ثلاث: تركُ التكلف، وعِشرةُ الخلق بالتلطُّف، والاقتداء بطريق أهل التصوف) [“كشف الخفاء ومزيل الإِلباس عما اشتهر من الأحاديث على ألسنة الناس” للإِمام العجلوني المتوفى سنة 1162هـ. ج1. ص
      341].
      mana sanadnya?
      Saya sampaikan kepada antum lengkap dengan sanadnya contoh :
      روى البيهقي في مناقب الشافعي (2 ـ208) أخبرنا أبو عبد الله الحافظ قال: سمعت أبا محمد جعفر بن محمد بن الحارث يقول: سمعت أبا عبد الله: الحسين بن محمد بن بحر يقول: سمعت يونس بن عبد الله الأعلى يقول: سمعت الشافعي يقول: لو أن رجلاً تصوَّف من أول النهار لم يأت عليه الظهر إلا وجدته أحمق .
      أخبرنا محمد بن عبد الله قال: سمعت أبا زرعة الرازي يقول: سمعت أحمد بن محمد بن السندي يقول: سمعت الرَّبيع بن سليمان يقول: سمعت الشافعي يقول: ما رأيت صوفياً عاقلاً قط إلا مسلم الخوَّاص.
      أخبرنا أبو عبد الرحمن السلمي قال: سمعت أبا عبد الله الرازي يقول: سمعت إبراهيم بن المولد يحكي عن الشافعي أنه قال: لا يكون الصوفي صوفياً حتى يكون فيه أربع خصال كسول أكول نئوم كثير الفضول.
      وروى ابن الجوزي (تلبيس إبليس صفحة: 371) عن الشافعي قوله: “ما لزم أحد الصوفيين أربعين يوماً فعاد عقله أبداً.
      وقال رحمه الله: ((تركت بالعراق شيئاً يقال له (التغبير) ، أحدثه الزنادقة، ويصدُّون الناس عن القرآن” روى ذلك الخلال في الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ((36))، وأبو نعيم في الحلية ((9ـ146)) وابن الجوزي ((244-249))
      lengkap dengan sanadnya dari kitab2 yang mahsyur dari Ulama2 yang Mhsyur spt :
      1. AL Baihaqi dalam Kitabnya :مناقب الشافعي inikah yang antum tuduh terpengaruh orientalis?
      2.Ibnul Jauzi dalam (تلبيس إبليس صفحة: 371
      apakah kitab ini juga terpengaruh dengan orientalis?
      3. Al Khallal dalam الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ((36)
      4. Abu Nua’im dalam الحلية ((9ـ146
      inilah mengapa saya bilang bahwa antum dan tasawuf antum suka dengan cerita2 fiksi d, antum sendiri dengan pernyataan antum dan hujjah antum sendiri diatas membuktikan pernyataan kita……..jadi g perlu lagi kami nukilkan ucapan Ulama sebagai bukti

  30. Mas udah jelas yang bicara tentang tashawuf 15 ulama terkenal Anda mas hanya ngasih 3 saja..ngga imbang tuh mas..secara dalil..dalil mas itu marjuhh..udah jelas..kalo yang saya sebut di atas itu nama kitab dan penulisnya langsung yg ngomong..kalo sanad khan mau dicopy paste kan gampang…delet 2 baris ganti dengan dua baris lagi..kalo ini kitabnya langsung mas…mau merubah atau memadsus ngga sanggup lah orang2 .yg ngaku salafi..ok lah mereka berhasil mengganti judul fihris dalam kitab riyadhus shalihin yg asalnya fii ziyarati qabri rasulillah di ganti fii ziyaarati masjid nabawi..karena begitu alerginya sama kuburan..he2 terus biar objektif..baca2lah juga manaqib imam syafi’i..yg lain khan banyak ..ibnu katsir aja ngarang mas..ini silahkan dibaca dulu..kalo pilih2 manaqib ya jelas suyektifnya itu mas..tinggal dipilih yang sesuai mazhabnya dan yg ga sesuai dibuang..ini mas saya copy kan..
    1) الحافظ محمد بن عبدالله بن عبد الحكم المالكي(ت268هـ)، واسم كتابه: «فضائل الشافعي»([2]).

    2) إمام أهل الظاهر الحافظ داود بن علي الظاهري(ت270هـ)، واسم كتابه: «فضائل الشافعي»([3]). قال الفقيه ابن سمرة الجعدي(كان حيًا586هـ): «صنف كتابين في فضائل الشافعي والثناء عليه رضي الله عنه»([4]).

    وقال الحافظ السخاوي(ت902هـ): «وأفرد مناقب إمامنا الشافعي رضي الله عنه، إمام أهل الظاهر داود بن علي الأصبهاني في تصنيفين»([5]).

    3) الفقيه محمد بن إبراهيم بن سعيد العبدي البوشنجي الشافعي(ت291هـ)، واسم كتابه:«مناقب الإمام الشافعي»([6]).

    4) الحافظ زكريا بن يحيى بن عبدالرحمن الساجي الشافعي(ت307هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([7]).

    5) الفقيه محمد بن رمضان بن شاكر، أبو بكر الجيشاني المصري المالكي، (ت321هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([8]).

    6) الفقيه النحوي إبراهيم بن محمد الأزدي نفطويه(ت323هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([9]).

    7) الحافظ ابن أبي حاتم عبدالرحمن الرازي الشافعي(ت327هـ)، واسم كتابه: «آداب الشافعي ومناقبه»([10]).

    8) الحافظ محمد بن عبدالله بن جعفر الرازي الشافعي(ت347هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([11]). قال الحافظ ابن الصلاح(ت643هـ): «له مصنف في أخبار الشافعي وأحواله كتاب جليل حفيل»([12]).

    9) الحافظ ابن حبان محمد بن حبان البستي الشافعي(ت354هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي» في جزئين([13]).

    10) الحافظ محمد بن الحسين بن عبدالله الآجري الشافعي(ت360هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([14]).

    11) الحافظ محمد بن الحسين الآبُرِي السجستاني الشافعي(ت363هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»، وهو مجلد ضخم([15]). قال المؤرخ ياقوت الحموي(ت626هـ): «له كتاب نفيس كبير في أَخبار الإِمام أَبي عبد الله محمد بن إِدريس الشافعي، رضي الله عنه، أَجاد فيه كل الإِجادة»([16]).

    وقال الفقيه السبكي(ت771هـ): «صنف أبو الحسن محمد بن الحسين بن إبراهيم الآبري كتابًا حافلاً، رتبه على أربعة وسبعين بابًا»([17]).

    وقال الفقيه السبكي: «وكتابه هذا «المناقب» من أحسن ما صنف في هذا النوع وأكثره أبوابًا، فإنه رتبه على خمسة وسبعين بابًا، فلا أكثر أبوابًا منه إلا كتاب القراب، فإن أبواب ذلك تنيف على المائة»([18]).

    وقال الفقيه السبكي: «هو من أحسن ما صنف في هذا النوع»([19]).

    وقال الفقيه ابن قاضي شهبة(ت851هـ): «وصنف كتابًا في فضائل الشافعي، وفيه غرائب وفوائد»([20]).

    وقال الحافظ ابن حجر العسقلاني(ت852هـ): «وأما الرحلة المنسوبة إلى الشافعي المروية من طريق عبدالله بن محمد البلوي فقد أخرجها الآبري والبيهقي وغيرهما مطولة ومختصرة وساقها الفخر الرازي في «مناقب الشافعي» بغير إسناد معتمدًا عليها وهي مكذوبة وغالب [ما] فيها موضوع وبعضها ملفق من روايات مفرقة، وأوضح ما فيها من الكذب قوله فيها: إن أبا يوسف ومحمد بن الحسن حرضا الرشيد على قتل الشافعي وهذا باطل من وجهين أحدهما: أن أبا يوسف لما دخل الشافعي بغداد كان قد مات ولم يجتمع به الشافعي.

    والثاني: أنهما كانا أتقى لله من أن يسعيا في قتل رجل مسلم لا سيما وقد اشتهر بالعلم وليس له إليهما ذنب إلا الحسد له على ما آتاه الله من العلم، وهذا مما لا يظن بهما وإن منصبهما وجلالتهما وما اشتهر من دينهما ليصد عن ذلك. والذي نقل عن محمد بن الحسن في حق الشافعي ليس بثابت»([21]).

    وقال الفقيه عبد الرؤوف المناوي(ت1031هـ) عن الرحلة المنسوبة كذبًا للشافعي من طريق البلوي: «ولم يحترز مما في رحلته الإمام فخر الدين الرازي، والآبري، والبيهقي، فإن فيها موضوعات كثيرة»([22]).

    12) الحافظ أحمد بن محمد بن إسحاق ابن السني الشافعي(ت364هـ)، واسم كتابه: «موافقة الشافعي، سنن رسول الله صلى الله عليه و آله وسلم»([23]).

    13) المحدث الحسن بن رشيق العسكري(ت370هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([24]).

    14) المحدث محمد بن أحمد بن حمدان الحيري(ت377هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([25]).

    15) الحافظ علي بن عمر بن أحمد الدارقطني الشافعي(ت385هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([26]).

    16) الفقيه الشيعي الصاحب بن عباد إسماعيل الطالقاني(ت385هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([27]).

    17) الحافظ أبو سليمان حمد بن محمد الخطابي الشافعي(ت388هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([28]).

    18) الحافظ أبو بكر محمد بن عبدالله بن محمد الجوزقي الشافعي(ت388هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([29]).

    19) الفقيه الحسين بن أحمد بن الحسين الأسدي الشافعي(ت ح400هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([30]).

    20) أبو الحسن علي بن بدر التنسي(ت ح400هـ)، واسم كتابه: «فضائل الإمام الشافعي»([31]).

    21) الحافظ الحاكم محمد بن عبدالله النيسابوري الشافعي(ت405هـ)، واسم كتابه: «فضائل الشافعي»([32]). قال الحافظ ابن قيم الجوزيه(ت751هـ): «أبو عبدالله الحاكم، صنّف في «مناقب الشافعي» كتابًا كبيرًا وذكر علومه في أبواب، وقال الباب الرابع والعشرون في معرفته تسيير الكواكب من علم النجوم، وذكر فيه حكايات عن الشافعي تدلّ على تصحيحه لأحكام النجوم وكان هذا الكتاب، وقع للرازي فتصرّف فيه وزاد ونقص وصنّف «مناقب الشافعي» من هذا الكتاب على أن في كتاب الحاكم من الفوائد والآثار ما لم يلمّ به الرازي والذي غرّ الحاكم من هذه الحكايات تساهله في إسنادها، ونحن نبيّنها ونبيّن حالها ليتبيّن أن نسبة ذلك إلى الشافعي كذب عليه وأن الصحيح عنه من ذلك ما كانت العرب تعرفه من علم المنازل والاهتداء بالنجوم في الطرقات، وهذا هو الثابت الصحيح عنه بأصحّ إسناد إليه»([33]).

    وقال الحافظ ابن حجر العسقلاني(ت852هـ): «الحاكم أبو عبدالله محمد بن عبدالله الحافظ، جمع في ذلك كتابًا حافلاً كثير الفائدة»([34]).

    22) الفقيه أبو عبدالله محمد بن علي الخاقاني، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([35]).

    23) الفقيه الحسن بن الحسين بن حمكان الأصبهاني الشافعي(ت405هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([36]). قال الحافظ ابن كثير(ت774هـ): «لـه كتاب في «مناقب الشافعي» ذكر فيه مذاهب كثيرة وأشياء تفرد بها وكنت قد كتبت منه شيئا في ترجمة الإمام فلما قرأتها على شيخنا أبي الحجاج المزي أمرني أن أضرب على أكثرها لضعف ابن حمكان انتهى»([37])، وقال ابن كثير عن «مناقب الشافعي» لابن حكمان: «هو ضعيف وفيما ينقله نكارة، ولا يكاد يخلو ما رواه من غرابة ونكارة»([38]).

    24) الفقيه محمد بن أَحمد بن شاكر القطّان المصري الشافعي(ت407هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([39]).

    25) الحافظ أحمد بن علي السليماني البيكندي(ت412هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([40]).

    26) الفقيه إسماعيل بن إبراهيم القراب السرخسي الهروي الشافعي(ت414هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([41]). قال الفقيه السبكي(ت771هـ): «مصنف كتاب مناقب الشافعي الذي رتبه على مائة وستة عشر بابًا أولها في نسب النبي يرجع إليه نسب الشافعي وآخرها أربعون بابًا جمع فيها أربعين حديثًا من أحاديث الأحكام من رواية الشافعي بسنده إليه إلى النبي صلى الله عليه و آله وسلم كتاب حافل رأيت منه نسخة في مجلدين في خزانة كتب دار الحديث الأشرفية بدمشق»([42]).

    وقال الفقيه السبكي:«صنف الإمام الزاهد إسماعيل بن محمد السرخسي القراب مجموعًا حافلاً، رتبه على مائة وستة عشر بابًا»([43]).

    27) الحافظ محمد بن علي بن عمرو النقاش (ت414هـ)، واسم كتابه: «فضائل الشافعي»([44]).

    28) الفقيه عبد القاهر بن طاهر بن محمد البغدادي الشافعي(ت429هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([45]). قال الفقيه السبكي(ت771هـ): «صنف الأستاذ الجليل أبو منصور عبدالقاهر بن طاهر البغدادي كتابًا كبيرًا حافلاً يختص بالمناقب»([46]).

    وصنف كتابًا آخر مختصر في «مناقب الإمام الشافعي»، قال الفقيه السبكي(ت771هـ): «صنف الأستاذ الجليل عبدالقاهر بن طاهر، مختصرًا محققًا يختص بالرد على الجرجاني الحنفي([47])، الذي تعرض لجناب هذا الإمام»([48]). يعني طعنه في نسب الإمام الشافعي.

    29) الحافظ أبو نعيم أحمد بن عبدالله بن أحمد الأصبهاني الشافعي(ت430هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي» ([49]).

    قلت: نبه الفقيه محمد بن الحسن الحسيني الواسطي(ت776هـ) على نكارة في خبر محنة الإمام الشافعي الذي في كتاب «الحلية» لأبي نعيم، ولعل هذه المحنة ذكرها أبو نعيم في كتابه «مناقب الشافعي» لأنها محنة مشهورة، وهذا نص الواسطي: «إن الحافظ أبا نعيم –قدس الله روحه- روى بإسناده من طرق كثيرة، أن الشافعي –رحمه الله- لما حمل من اليمن إلى العراق، وأدخل إلى هارون الرشيد، وقعت له في مجلسه مناظرة عظيمة مع محمد بن الحسن وأبي يوسف القاضي، وتلك المناظرة مشهورة، مشتملة على نفائس وفوائد جليلة بعد ظهوره على خصمه، غير أن هذه الرواية التي رواها الحافظ أبو نعيم هنا وقع فيها تحريف كثير، وكأنه –والله أعلم- من الناسخين، أو سبق قلم، فإن الحافظ أبا نعيم –قدس الله روحه- أملى الكتاب إملاء، فهو معذور، فما وقع في روايته تحريف كونه ذكر أن أبا يوسف القاضي ناظر الشافعي في مجلس هارون الرشيد ببغداد، وهذا وهم ظاهر، فإن أبا يوسف توفي إلى رحمة الله تعالى سنة اثنتين وثمانين ومائة، وقدوم الشافعي بغداد أو مرة سنة ثلاث وثمانين ومائة باتفاق المؤرخين، وأما المرة الثانية: فكانت في خلافة المأمون، فلم يلق الشافعي أبا يوسف –رحمهما الله- في بغداد، وإنما كانت مناظرة الشافعي في مجلس الخليفة هارون الرشيد مع محمد بن الحسن –رحمهما الله تعالى»([50]).

    30) القاضي محمد بن سلامة بن جعفر القضاعي الشافعي(ت454هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي رضي الله عنه وأخباره» ([51]).

    31) الحافظ أحمد بن الحسين بن علي البيهقي الشافعي(ت458هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([52]). وهو من أنفس ما كتب عن الإمام الشافعي، ويقع في مجلدين، قال الحافظ النووي(ت676هـ): «وقد أكثر العلماء –رحمهم الله تعالى- من المصنفات في مناقب الشافعي وأحواله، ومن أحسنها وأتقنها كتاب البيهقي، وهو مجلدان ضخمان مشتملان على نفائس من كل فن استوعب فيهما معظم أحواله ومناقبه بالأسانيد الصحيحة والدلائل الصريحة»([53]).

    وقال الفقيه السبكي(ت771هـ): «صنف الحافظ الكبير أبو بكر البيهقي كتابه في المناقب، المشهور، والحسن، الجامع المحقق»([54]).

    وقال الحافظ ابن الملقن عمر(ت804هـ) عن المؤلفات التي ألفت في مناقب الإمام الشافعي: «أحسنها كتاب البيهقي، وهما مجلدان اختصرهما المصنف في مجلدة بحذف الأسانيد، وقعت لي بخطه لا يسع لطالب العلم أن يجهلها»([55]).

    قلت: الحافظ البيهقي –رحمه الله تعالى- جمع مصنفات الأئمة المتقدمين في فضائل الإمام الشافعي وانتقى منها، وزاد عليها، ثم ذيل أيضًا على كتابه «المناقب» ذيلاً، قال الحافظ ابن حجر العسقلاني(ت852هـ): «ثم تلاهم الحافظ أبو بكر أحمد بن الحسين البيهقي فجمع ما في هذه الكتب وزاد عليها حتى جاء ذلك في مجلد ضخم، ثم ذيل عليه ذيلاً»([56]).

    وقال الحافظ ابن حجر العسقلاني: «وأما الرحلة المنسوبة إلى الشافعي المروية من طريق عبدالله بن محمد البلوي فقد أخرجها الآبري والبيهقي وغيرهما مطولة ومختصرة وساقها الفخر الرازي في «مناقب الشافعي» بغير إسناد معتمدًا عليها وهي مكذوبة وغالب [ما] فيها موضوع وبعضها ملفق من روايات مفرقة، وأوضح ما فيها من الكذب قوله فيها: إن أبا يوسف ومحمد بن الحسن حرضا الرشيد على قتل الشافعي وهذا باطل من وجهين أحدهما: أن أبا يوسف لما دخل الشافعي بغداد كان قد مات ولم يجتمع به الشافعي.

    والثاني: أنهما كانا أتقى لله من أن يسعيا في قتل رجل مسلم لا سيما وقد اشتهر بالعلم وليس له إليهما ذنب إلا الحسد له على ما آتاه الله من العلم، وهذا مما لا يظن بهما وإن منصبهما وجلالتهما وما اشتهر من دينهما ليصد عن ذلك. والذي نقل عن محمد بن الحسن في حق الشافعي ليس بثابت »([57]).

    وقال الفقيه ابن حجر الهيتمي(ت974هـ): «وليتنبه لكثير مما في رحلته([58]) للرازي [و] البيهقي فإن فيها موضوعات كثيرة»([59]).

    وقال الفقيه عبد الرؤوف المناوي(ت1031هـ) عن الرحلة المنسوبة كذبًا للشافعي من طريق البلوي: «ولم يحترز مما في رحلته الإمام فخر الدين الرازي، والآبري، والبيهقي، فإن فيها موضوعات كثيرة»([60]).

    32) الحافظ الخطيب أحمد بن علي بن ثابت البغدادي الشافعي(ت463هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([61]).

    33) الفقيه أبو علي الحسن بن أحمد البناء البغدادي الحنبلي(ت471هـ)، واسم كتابه: «المختار من فضائل الإمام الشافعي رضي الله عنه»([62]).

    34) إمام الحرمين عبدالملك بن عبدالله الجويني الشافعي(ت478هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([63]).

    35) الحافظ القاضي عبدالله بن يوسف الجرجاني الشافعي(ت489هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([64]).

    36) الفقيه نصر بن إبراهيم بن نصر المقدسي الشافعي (ت490هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([65]).

    37) المحدث المبارك بن عبدالجبار الطيوري(ت500هـ)، واسم كتابه:«مناقب الإمام الشافعي»([66]).

    38) القاضي أبو القاسم عبد المحسن بن عثمان بن [غنائم]([67]) التنيسي(ت ح500هـ)، واسم كتابه: «الواضح النفيس في فضائل محمد إدريس»([68]).

    39) الفقيه أبو بكر أحمد بن علي بن بدران الحلواني خالويه(ت507هـ)، واسم كتابه: «فضائل الشافعي»([69]).

    40) الفقيه اللغوي محمود بن عمر الزمخشري(ت538هـ)، واسم كتابه: «شافي العي في مناقب الشافعي»([70]).

    41) الفقيه يحيى بن سالم بن أسعد العمراني الشافعي(ت558هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([71]).

    42) الحافظ أبو الحسن علي بن أبي القاسم زيد البيهقي المعروف بفندق(ت565هـ)، واسم كتابه: «وسائل الألمعي في فضائل الشافعي»([72]). قال الفقيه السبكي(771هـ): «صنف الحافظ أبو الحسن بن أبي القاسم البيهقي، المعروف بفندق كتابًا كبيرًا في المناقب»([73]).

    وقد غمز الحافظ ابن الصلاح(ت643هـ) بعض الأخبار التي في كتاب فندق، فقال: «وأما أنه –أي الشافعي- كان وارد الأرنبة إلى آخر الصفات، فقد علقته بنيسابور من كتاب «وسائل الألمعي في فضائل الشافعي»، تأليف أبي الحسن بن أبي القاسم البيهقي، ويعرف بفندق، وقوله: «وارد الأرنبة إلى طولها»، والأرنبة: مقدم الأنف، وقوله «أبلج» أي: مفروق الحاجبين، ليس مقرونًا، هذا هو الظاهر، وإن كان قد جاء في صفة رسول الله -صلى الله عليه وسلم-، وقوله «مفلج الأسنان، لا أبلج الحاجبين»، فإنه كان مقرونهما، صلى الله عليه وسلم؛ وهذا الذي نقله هذا الرجل، وإن لم يقع العثور ما يدفعه، فلا أتقلد عهدته، من أجل أني رأيت له في تصانيفه من كثرة الخلل وعظم الخطل ما ينكل تأليفه، كذا بما ينفرد به»([74]).

    43) الحافظ علي بن الحسن بن هبة الله بن عساكر الشافعي(ت571هـ)، واسم الكتاب: «مناقب الشافعي»([75]).

    44) الحافظ ابن الجوزي عبدالرحمن بن علي القرشي الحنبلي(ت579هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي» في مجلد([76]).

    45) الحافظ محمد بن أبي بكر عمر، أبوموسى المديني الشافعي(ت581هـ)، واسم كتابه: «النصح بالدليل الجلي عن الإمام الشافعي»([77]). قال الحافظ السخاوي(ت902هـ): «شبه المناقب»([78]).

    46) الفقيه طاهر بن يحيى بن أبي الخير سالم العمراني الشافعي(ت587هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام أبي عبدالله محمد بن إدريس الشافعي»([79]). قال الفقيه ابن سمرة الجعدي(كان حيًا586هـ): «[له] تصنيف مليح في مناقب الإمام أبي عبدالله محمد بن إدريس الشافعي»([80]).

    47) أبو القاسم البغدادي(ت ح600هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([81]). قال الحافظ السخاوي(ت902هـ): «وضم إليه فضائل أصحاب الشافعي»([82]).

    48) الحافظ أبو عبد اللـه محمد بن محمد بن محمد بن أبي زيد الغانمي الأصبهاني المعروف بابن المقري(ت ح600هـ)، واسم كتابه: «شفاء الصدور في محاسن صدر الصدور» في مجلد كبير، وصنف مختصرًا له وسماه: «الكتاب الذي أعده شافعي في مناقب الشافعي»([83]). قال الفقيه السبكي(ت771هـ): «وكتابه حافل»([84])، وقال الفقيه ابن قاضي شهبة(ت851هـ): «كتاب جليل»([85]).

    وصنف ابن المقري كتابًا آخرًا في فضائل الإمام الشافعي سماه: «ما روي عن أحمد بن حنبل في فضائل الشافعي»([86]).

    49) الفقيه الفخر الرازي محمد بن عمر الشافعي(ت606هـ)، واسم كتابه: «إرشاد الطالبين إلى المنهج القويم وهداية لهم إلى الصراط المستقيم»([87]). قال الفقيه السبكي(ت771هـ): «مرتب على أبواب وتقاسيم»([88]).

    وقال السبكي: «له مناقب الشافعي حسن»([89]).

    وقال الفقيه ابن حجر الهيتمي(ت974هـ): «وليتنبه لكثير مما في رحلته([90]) للرازي [و] البيهقي فإن فيها موضوعات كثيرة»([91]).

    وقال الحافظ ابن كثير(ت774هـ): «صنف ترجمة الشافعي في مجلد مفيد، وفيه غرائب لا يوافق عليها»([92]).

    وقال ابن كثير: «جمع ترجمة الإمام الشافعي: أبو عبدالله محمد بن عمر الرازي أستاذ المتكلمين في زمانه، في مجلد، وأطال العبارة فيها، ولكنه اعتمد على منقولات كثيرة مكذوبة، لا نقد عنده في ذلك، فلهذا أكثر فيها الغرائب والمنكرات من حيث النقل»([93]).

    وقال الحافظ ابن حجر العسقلاني(ت852هـ): «وأما الرحلة المنسوبة إلى الشافعي المروية من طريق عبدالله بن محمد البلوي فقد أخرجها الآبري والبيهقي وغيرهما مطولة ومختصرة وساقها الفخر الرازي في «مناقب الشافعي» بغير إسناد معتمدًا عليها وهي مكذوبة وغالب [ما] فيها موضوع وبعضها ملفق من روايات مفرقة، وأوضح ما فيها من الكذب قوله فيها: إن أبا يوسف ومحمد بن الحسن حرضا الرشيد على قتل الشافعي وهذا باطل من وجهين أحدهما أن أبا يوسف لما دخل الشافعي بغداد كان قد مات ولم يجتمع به الشافعي.

    والثاني: أنهما كانا أتقى لله من أن يسعيا في قتل رجل مسلم لا سيما وقد اشتهر بالعلم وليس له إليهما ذنب إلا الحسد له على ما آتاه الله من العلم، وهذا مما لا يظن بهما وإن منصبهما وجلالتهما وما اشتهر من دينهما ليصد عن ذلك. والذي نقل عن محمد بن الحسن في حق الشافعي ليس بثابت»([94]).

    وقال الفقيه عبد الرؤوف المناوي(ت1031هـ) عن الرحلة المنسوبة كذبًا للشافعي من طريق البلوي: «ولم يحترز مما في رحلته الإمام فخر الدين الرازي، والآبري، والبيهقي، فإن فيها موضوعات كثيرة»([95]).

    50) الحافظ ابن الصلاح عثمان بن عبدالرحمن الموصلي الشافعي(ت643هـ)، واسم كتابه: «حلية الإمام الشافعي»([96]). قال الحافظ ابن حجر العسقلاني(ت852هـ): «وقفت على جزء لطيف للشيخ تقي الدين بن الصلاح ذكر فيه حلية الشافعي»([97]).

    51) الحافظ ابن النجار محمد بن محمود البغدادي الشافعي(ت643هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([98]). قال الفقيه السبكي(ت771هـ): «وله مصنف حافِل في مناقب الشافعي رضي الله عنه»([99])، وبمثله قال الحافظ السخاوي(ت902هـ)([100]).

    52) الحافظ يحيى بن شرف بن مري النووي الشافعي(ت676هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([101]).

    53) شيخ القراء إبراهيم بن عمر الجعبري الشافعي(ت732هـ)، واسم كتابه: «مواهب الوفي في مناقب الشافعي»([102]).

    54) الفقيه عيسى بن مسعود الزواوي المالكي (ت743هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([103]).

    قلت: هذا وهم من صاحب «هدية العارفين»، والصواب أن كتاب الزواوي في مناقب الإمام مالك بن أنس([104]).

    55) الحافظ ابن كثير إسماعيل بن عمر القرشي الشافعي(ت774هـ)، واسم كتابه: «الواضح النفيس في مناقب الإمام ابن إدريس»([105]).

    56) الحافظ ابن الملقن عمر بن علي الأندلسي الشافعي(ت804هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([106]).

    57) القاضي محمد بن إبراهيم بن إسحاق المناوي الشافعي(ت813هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي رضي الله عنه»([107]).

    58) الفقيه المؤرخ ابن فهد محمد بن محمد الهاشمي(ت826هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي»([108]).

    59) الفقيه ابن قاضي شهبة أبو بكر بن أحمد الدمشقي الشافعي(ت851هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([109]).

    60) الحافظ أحمد بن علي بن حجر العسقلاني الشافعي(ت852هـ)، واسم كتابه: «توالي التأنيس بمعالي ابن إدريس»([110]).

    61) الفقيه محمد بن عبدالمنعم بن محمد الجوجري(ت889هـ)، واسم كتابه: «ترجمة الإمام الشافعي»([111]).

    62) الفقيه عمر بن زيد الدوعني(كان حيًا900هـ)، واسم كتابه: «الدر الجوهر النفيس في مناقب الإمام محمد بن إدريس»([112]).

    63) الحافظ ابن المبرد يوسف بن حسن الصالحي الحنبلي(ت909هـ)، واسم كتابه: «مناقب الشافعي» في أربع مجلدات([113]).

    64) الحافظ عبدالرحمن بن محمد السيوطي الشافعي(ت911هـ)، واسم كتابه: «شافي العي بمناقب الشافعي»([114]).

    65) الفقيه عبدالرؤوف بن علي المناوي الحدادي الشافعي(ت1031هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([115]).

    66) المحدث إسماعيل بن محمد بن عبدالهادي العجلوني الشافعي(ت1162هـ)، واسم كتابه: «تاج الملوك النفيس بترجمة الإمام الشافعي محمد بن إدريس»([116]).

    67) الفقيه إسماعيل بن غنيم الجوهري(ت1165هـ)، واسم كتابه: «مناقب الإمام الشافعي»([117]).

    68) الفقيه خليل بن محمد زهران الشافعي(ت1186هـ)، واسم كتابه: «فضائل الإمام الشافعي»([118]).

    69) داود الموسوي البغدادي(ت ؟؟)، واسم كتابه: «مناقب الإمام محمد بن إدريس الشافعي»([119]).

    70) محمد بن محمد الكردي (ت ؟؟)، واسم كتابه: «مختصر في مناقب الشافعي»([120]).

    71) محمد نور الدين المنياوي(ت ؟؟)، واسم كتابه: «مناقب غوث الأمة المرضية إمام الدين والدنيا وارث الكمالات الكلية صاحب العلم النفيس الإمام محمد الشافعي بن إدريس»([121]).

    • sebenarnya apa yang antum tuduhkan juga berlaku untuk antum, sy juga bisa melakukan apa yg antum lakukan dari kitab yg saya punya kemudian memotong sanad or menampilkan sanadnya keseluruhan, or bisa juga apa yg antum kalim dr kitabnya langsung ternyata juga copas, itulah mengapa saya malas menanggapi pernyataan antum, adapun mengenai masalah perubahan judul, isi or apalah itu maka ini adalah selemah2 hujjah, nampak bahwa antum juga g paham metode dan manhaj pentahqiq kitab, karena ulama wahabi yg mentahqiq kitab riyadush shalihin itu g cuman satu, tp banyak, lgpula ada pd mereka manuskrip2 yang banyak, sekarang ditanya, kitab yg antum jadikan rujukan itu sumber manuskripnya dari mana saja?apakah sudah meliputi seluruh manuskrip yg ada didunia ini?g usah jauh2 kyai antum apa pernah mentahqiq kitab yg bersangkutan sendiri dengan mengumpulkan dan meneliti manuskrip itu sendiri?saya meragukannya. Masalah Sanad Ulama Wahabi suangat banyak yang bersanad, gak usah yang senior, yg juniornya aja di Indonesia banyak mas, sy sendiri pernah ditunjukkan sanad Shahih Bukhari ketika dulu mondok, apa antum coba antum telaah kitab rijal AL hadits mereka juga ada yang bersanad tapi sayang mereka dijarh karena akidah dan kebid’ahan mereka, contohnya Washil bin Atha yg shahih sanadnya ke Ibnul Mubarak apa kemudian dg alasan tsb dia kita pegan fatwa dan manhajnya?coba antum tunjukkan kalo memang kitab tsb antum punya satu saja Ulasan Sanad kitab tsb kepada kyai antum, trus ulasan tahqiq manuskrip kitab tersebut shg jadi cetakan spt yang antum terima diambil dr berapa manuskrip trus bagaimana hasilnya?lagian kalo memang kyai antum itu bersanad maka perlu diuji dalam ruang kajian ketsiqahan, dhabt, hafidz, pd daerah jarh wa ta’dil

  31. Saya baca bahwa Imam mahdi muncul ketika banyak terjadi gempa bumi dan perselisihan diantara manusia. Kayaknya zaman sekarang ini paling pas ya. Jadi dipersiapkan sj mentalnya utk menyambut seruan sang imam tersebut.

  32. ass. Kalo ulama2 guru kami..banyak juga yang ahli hadits..di indonesia antara lain ada di malang habib soleh pakar hadits no 1 di indonesia, dan di bogor sana..ada yg bernama syeikh Nuruddin albanjari beliau lama di Mekkah dan Mesir bahkan memiiki sanad hadits mutsaltsal..meski beliau lama puluhan tahun di Makkah..tatpi tetap saja mempertanyakan ke absahan ijtihad “ide bid’ah” kaum salafi wahabi ini, bahkan yang paling disorot oleh beliau adalah jarbon bid’ah ini yang sepertinya seakan seperti hukum syar’iyah baru..padahal hukum syar’i cukup 5 saja (wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram)jadi sikap para sahabat dulu ketika melihat sahabat lainnya melakukan bid’ah mereka hanya sebatas menegur saja dengan agak keras, lalu megingatkan kpd mereka apakah Nabi saw.melakukannya atau tidak..nah artinya sebatas teguran etika..nah ketika Nabi saw.telah wafat….sedangkan agama ini sifatnya fleksibel,lembut dan toleran..maka terciptalah bid’ah-bid’ah yang baik seperti pembukuan alquran,penulisan hadits, penciptaan ilmu2 fikih, akidah, sejarah dan itu dibolehhkan bahkan dianjurkan..karena hal tersebut mamudah..dan ada sandaran dalilnya yakni menguatkan agama dan tidak bertentangan dengan,AlQur’an dan As-Sunnah…tapi orang2 sekarang melihat orang lain melakukan hal lain seperti sekan bid’ah tapi sifatnya masih penafsiran atau perluasan pemahaman terhadap AlQur’an.dianggapnya bid’ah dhalalah.zikir bersama bid’ah dhalalah..padahal yang dhalalah adalah kullu bid’atin tukhaalifu AlQur’an dan As-Sunnah ..itu baru dhalalah..jadi kalau ada sahabat yg menegur sahabat lainnya ttg masalah bid’ah itu tidaklah sekeras orang sekerang.mereka mengingatkan sahabat yg bid’ah sifatnya utk mengatakan “gak pantes kalian ini melakukan hal yang gak pernah dilakukan Rasul” seperti seorang kyai melihat santrinya make celana..dengan mengatakan gak pantes kalian ini make celana sebab kami-kami saja kemana2 make kain sarung..dan tidak pake celana.. kl pake celana juga kalian ini “kodoh”alias ga sopan..jadi hanya sebatas ga sopan..tapi ketika pak kyai melihat santrinya make celana waktu acara wisuda atau sidang2 resmi..maka pak kyai akhirnya membolehkan juga sebab bisa dicerna situasi dan keadaannya..nah kl orang salafi wahabi masih terlalu kaku maka sama halnya seperti kyai melarang santrinya pake celana” di zaman sekarang gitu lho..nah kalo gitu yang kolot santrinya apa kiyainya?? pemurnian sih pemurniah..tapi ada toleransi..donk jangan mughoolaat gitu segala yg berlebihan itu ga baik..jarang bertahan lama..jadilah yang wasathiyah alias moderat insyallah lebih awet …saya mau transfer koment juga tentang syeikh antum..syeikh al-albani..(tanpa mengurangi rasa ta’zhim kepada beliau sebagai ulama) hanya sekedar ber’i’tibar saja bahwa beliau itu menurut ulama2 dan para muhaddits syuria..dianggap …tidak memiliki sanad guru hadits..sebab ketika meneliti sebuah hadits hanya berdasarkan pendekatan maktabah(perpustakaan)..dan selama di syria beliau tidak talaqqi kepada muhaddits..melainkan hanya membaca2 lama di maktabah zhahiriyah di sebelah masjid umawiyah, damascus. Nah apalagi nama ulama yg antum klaim di atas masih anak murid syeikh al-albani ya… paling ga ya tidak jauh beda sama gurunya…. jadi buktinya ulama salafi wahabi ga sehebat seperti yang antum katakan.. itu buktinya ada “jarh”kepada mereka…ttg ini antum bisa cari dalam pernyataan ulama sepuh, usianya kira2 83 tahunan beliau bernama Prof DR Syeikh Nuruddin It’r (guru besar hadits Univ Damascus)pengarang 50 kitab lebih..khususnya masalah hadits.. dan baru2 ini beliau diundang oleh Ulama-ulama Al-Azhar di Majlis syuyukh alazhar.. lihat di youtube..ya atau cari2 deh di web alazhar…Nah guru besar salafi wahabinya aja dipertanyakan kredibilitas keilmuwan haditsnya.. bgmn dengan yang anak2 buahnya yg ada di indo.. khawatirnya malah lebih sembrono kebablasannya yang dikhawatirkan timbul wabah ingkarul hadits..akhirnya malah bisa2 ga mau buka2 hadits lagi gara2 dikit2 dhaif…barangkali..narju minkum al-afwa..aquuluhaa min ghairi qasdin alal Iidzaa’..ma aquuluha haqqan insya Allah..
    wassalam

  33. saya baja dialognya maka maka saya turut menilai mana yang nampak jelas dan mana yang sudah fatal, saya hanya memberi masukan saudara saya mas ari, mas mukhlis ini sudah jauh dari manhaj yang benar, kalu di layani percuma masalah yang usul saja dia dah keliru, bagaimana dengan cabangnya, misalnya ucapannya di tgl 2 Des.2011 “..padahal mereka sama-sama manusia yang harus saling menebar kedamaian pada sesama manusia dan umumnya mahluk hidup meski berbeda agama..(rahmatan lil alamin) maka sejatinya agama itu untuk berdamai dalam sama-sama mengabdikan diri kepada Allah..bukan malah membuat masalah-masalah baru dengan jargon bid’ah..” kalimat ini, saja selain yang ngalor ngidul tak karuan, sudah merusak konsekwensi, dan keyakinanya terhadap Al Qur’an. Menurut orang ini beda agama tidak masalah (rahmatan lil alamin) PADAHAL KTA SAMA2 TAHU AGAMA YANG DITERIMA DISISI ALLOH HANYA ISLAM,silahkan baca
    إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ الإِسْلاَمِ
    Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah Hanyalah Islam” (Q.S. Ali Imran: 19)
    juga di ayat 85 nya. juga hadist anak di lahirkan dalam keadaan fitroh, kalau pemahamannya terhadap Al Qur’an saja sudah rusak bagaimana memahami selainya, oleh karena itu dia juga membolehkan … mau syiah (laknatulooh), mau jabariah….kalau ada salah dari indifidunya. Kata2 ini tidak keluar kecuali dari orang jahil, atau dia membawa kepentingan.
    Demikian pula pemahamnya terhadap hadist yang menjelaskan tentang bid’ah begitu alergi seakan2 menutup mata dari hadist yang di tulis Imam Nawawi dalam Ar Bain yang ke 5 dan ke 28 tentang bahaya bid’ah, oleh karena itu mas Ari, percuma, kita hanya bs mendoakan smg orang-orang yang seperti ini mendapatkan hidayah bermanhaj dgn manhaj yang benar. aminn yarobbal a’lamin

    • ya akhi saya setuju dengan antum, saya mungkin terbawa emosi dan hawa nafsu sehingga harus melayani dia, makanya saya hntikan saja, biarlah dia dengan apa yg dia dongengkan dan kita telah mengetahui bagaimana dia dan kredibilitasannya, kita juga tahu bagaimana Ulama kita dan bagaimana kredibilitasan mereka. Baiknya saya terutama dan kita semua menyibukkan diri dengan majelis ilmu, mengamakannya dan mendakwahkannya.

  34. ass.wrwb.mas junaedi Abdullah..orang berdiskusi itu tugasnya untuk saling menyadarkan..saya yang mungkin sedikit agak lintas batas dalam berinteraksi dengan kelompok lain..ketika mendengar tausiyah dari saudara2 kami yang salafi wahabi ini..hikmahnya biar saya lebih hati-hati dalam meng-istidlal hukum syar’i berdasarkan rujukan hadits shahih sehingga hikmahnya saya akan lebih banyak mendekati ulama2 hadits belajar dari mereka dan berupaya menyerap dan memahami metode ahli hadits..sehingga pemakaian saya terhadap hadits-hadits akan lebih efektif dan efisien..nah bagi mas-mas yang salafi wahabi dengan berdialog dengan kami hikmahnya biar mereka dengan metode sufi ini mereka akan lebih berhusnuzhan, lembut, toleran dan fleksibel..dan janganlah belum-belum sudah menutup hikmah dari kelompok lain..seperti usulan kanjeng mas junaedi Abdullah ini.. tentang bagaimana pemahaman saya dalam menyikapi manusia di muka bumi ini “harusnya memang kita selalu berdamai dengan alam” dan anggaplah mereka ini orang-orang kafir bagian dari alam yang diciptakan untuk menguji iman kita”..dan ini adalah berdasarkan fakta sejarah kehidupan Rasulullah saw. sendiri bahwa beliau mampu berdamai dengan penduduk yahudi…dan mampu mengayomi kafir dhimni dan tegas kepada kafir harbi..nah ini kalo belum-belum kita sudah menyerang memusuhi..dan tidak mengayomi sesama mahluk hidup terlebih sesama manusia..terlebih kepada sesama muslim yang bersaudara kapan kita bisa meng-ejawantahkan nilai rahmatan lil-alaamin..tapi yang sama-sama kita usung adalah Islam harus tetap ya’luu walaa yu’la alaihi..agama yang paing benar itu Islam sehingga saking benarnya penerapan Islam kita ini mampu menginspirasikan kedamaian bagi umat agama lain..nah pemahaman inilah yang harus di usung bersama..bukan malah mengecilkan diri dengan membatasi pergaulan ke kelompoknya sendiri..sehingga hanya selalu mendengar kata “enggih alias iya”setuju..sepakat..bukankah dalam hidup ini kita harus sesekali merasakan rasa yang beragam..kadang manis pahit..senang sedihh..persetujuan..penolakan..intinya selama ini kita mampu menyikapinya dibawah naungan tauhid..dan ridha Allah dan tak bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah..so apa masalahnya… kalo mas junaedi jadi presiden..saya doakan deh jadi beneran amiin.. mas nanti kl jd presiden kan harus mengayomi semua rakyat anda…jangan hanya kepada saudara sesama muslim saja yang anda bantu..untuk anda beri BLT, Beasiswa, dan subsidi-subsidi lainnya.. sedangkan kepada non muslim tidak….?? seharusnya kita juga memberi mereka kepada yang non muslim..hal serupa…(tapi dalam batas-batas proporsinya sesuai dengan prosentase org non muslim di negara Islam) tapi entah nanti apakah uang beasiswa nya itu dipake untuk kuliah di universitas kristen…ya terserah saja.. yang jelas kita kan telah berbuat baik kepada “mahluk” wong berbuat baik kepada binatang saja dapat pahala apalagi kepada manusia..”fii kulli dzaati rothbin shadaqah” .. yang jelas kita harus terus mencontohkan bahwa islam itu kariim.islam itu memuliakan bani adam…lain lagi ceritanya kalo kita memberi kepada kafir yang ternyata ia harbi dan jelas-jelas akan memerangi kita ..nah kepada yang begini ini kita harus nerapin kaidah fikih yang lebih rigit..jadi begitu mas ya..ya monggo kalo mau meng-hijr kami menjauhi kami yang sebenarnya kami juga sama-sama ingin menegakkan kejayaan Islam namun dari sudut tembok yang lain…mungkin mas-mas yang salafi membangun tembok dari sudut utara.sedangkan kami dari sudut selatan..mungkin mas-mas salafi besinya ..kami semennya..ok mas juned wassalam..baarakallahu fiikum

  35. Selanjutnya tentang penyikapan kepada “Bid’ah” saya kira baiknya kita proporsional sajalah jangan sampai melangkah ke penghijr-an, permusuhan, apalagi pentakfiran…harusnya kita bersikap kepada bahaya bid’ah sebagaimana penyikapan kita kepada hal-hal lainnya..seperti bahaya “zhalim”Hasad”Maks”Ghasy” dl yang masing2 mendatangkan kepada implikasi yang negatif….sebab bahaya bid’ah itu kan berbeda dengan sangat bahayanya syirk… menghadapi orang bid’ah yah..baiknya diarahkan saja diluruskan bil hikmah dengan mauidzah yang baik..gitu mas..ketika melihat orang2 awam minta2 ke makam kanjeng sunan ini sunan itu yang kayak gitu..harus kita sampaikan kalo yang begini baru syirik..yang boleh adalah ziarah saja dan mintanya kepada Allah(khan enak kalo gitu mas, ga ada yang dipermalukan di depan umm)..tapi kalo ngadain tahlilan, tasbihan, hauqalan, pake baju item-item surban item di kuburan itu baru bid’ah yang madzmumah bahkan tukhalifu AlQur’an dan As-Sunnah..di arab aja ngga ada kayak gitu… tapi kalo orang pake baju putih zikir berjama’ah di tempat yang mulia seperti di mesjid..ratiban orang mau pergi haji…maulidan orang mau acara aqiqahan..nah yang kayak gitu itu namanya bid’ah mahmudah..sebab ada sandarana dalilnya..wazkuruullaha dzikran katsiiraa…kullu gulaamin murtahanun bi aqiqatin ..(alhadiits..dst).so..kami hanya mengarah ke fikih sosial.

  36. Ass. wr wb..terakhir permohonan kepada ari parikesit ataupun siapapun selaku admin.. mohon kalimat saya tentang menyebut nama “syeikh al-albaani” dihapus.. sebab saya hanya mengutip pernyataan ulama yg kontradiktif saja dengan beliau itu saja, dan memang syeikh albani juga banyak berkonfrontasi dengan ulama-ulama yang tidak sejalan dengannya…dan ini bukan asli pendapat saya…saya hanya mengutip, meskipun benar atau bagaimana..secara nurani saya tidak mau ikutan2an bicarakan pribadi ulama’ sebagaimana dalam penilaian ‘ilmu jarh’ ini saya ikutan menyebut nama karena saya terpancing pernyataan anda untuk menyebut nama guru atau ulama hadits bersanad,.karena Anda membanggakan sanad ulama fulan dan meremehkan ulama lain.. ,..begitu juga tentang ..kalimat anda yang mengingkari keahli bait-an Syeikh Abd Qadir al-jailani mohon dihapus..”likailaa yantasyira al-fitanu bainal mu’miniin”kita hidup di akhir zaman..di mana banyak perselisihan..banyak kekacauan..”saya juga minta maaf bila difa “pembelaan”saya atas at-tasawuf as-shahih membuat merambat ke nama-nama ulama li’anna luhuumal ulama’masmum..wa alfwa minkum ala al mujadalah bil-ihsann..wa baarakallahu fiikum wassalaamu’alaikum wr wb
    NB:mohon benar2 dihapus bila anda turut ingin menjaga nama baik syeikh albani..saya cuma dapat ingkar bil qalbi..ingin menghapus tapi tak kuasa..semoga Allah mencatat niat baik anda

  37. perlu diketahui siapa Sayyid Muhammad bn Alwi A Maliki

  38. Beliau seorang Muhaddtith besar Sunni dari Mekkah, bernama lengkap Sayyid Mumammad Bin Alwi Al Maliki Al Hasany. Beliau rahimahullah adalah sedikit dari ulama Sunni Mekah yang tampil dg berani menentang kesewenang-wenangan sekte Wahabi terutama dalam ajaran mereka yang mentakfirkan dan ghuluw. Ditengah-tengan suasana Arab Saudi yg notabene pusat dari Wahhabi beliau mampu dan eksis menegakkan Ahus sunnah sebenarnya. Puluhan bahkan ratusan karya tulis beliau yang banyak diantaranya sanggahan dan kritisi terhadap sekte Wahhabi ini. Teror dan intimidasi sering beliau terima bahkan ancaman pembunuhan dari ulama Wahabi karena mereka menganggap beliau kafir.
    Kenapa disini dalam kitab Mafahim di image seakan-akan beliau membenarkan Syekh Abdul Wahhab? ternyata yang di tampilkan cuma cuplikan kalimat saja, bukan paragraf seutuhnya. Mereka (yg wahabi) berusaha memelintir karya beliau yg nota bene membentengi akidah ahlus sunnah dari kesesatan wahabi.
    Untuk lebih jelasnya isi Kitab Mafahim lihat disini
    http://*****.wordpress.com/category/mafahim-yajibu-an-tushohhah/page/2/

  39. gue baca dialog di atas..sepertinya orang yang ngaku salafi itu merasa yang paling benar dan tidak tidak mau mendengar fatwa dari ulama mayoritas terbesar di dunia..semua dianggap bid’ah..kalo gitu pake mic bid’ah pake jas bid’ah..pake mobil bid’ah karena tidak ada di zaman salafussaleh..kalo tentang ini mereka bilangnya.. bid’ah itu hanya di masalah ibadah saja..saya jawab…bagaimana bisa gitu semua kehidupan muslim itu adalah ibadah…kalo mereka memisah-misahkan antara ibadah dan duniawi..maka orang yang ngaku salafi ini..tergolong sekuler..berarti benar..salafi adalah Fitnah akhir zaman..umat terpecah..dengan slogan bid’ah..mengandalkan 1 hadits sohih sudah ngaku paling bener..ya Allah lindungilah kami umat Indonesia dari fitnah kaum yang mengaku-ngaku salafi ya Allah..masjid-masjid besar di kota kami diambil alih ya Allah..sementara mereka ngga minat sama sekali kepada masjid-masjid kampung yang lusuh..sebenarnya yang dicari mereka Apa ya? dunia kah??

  40. Tahun 2011 adalah tahun perlawanan..terhadap kaum salafi si perebut masjid..mereka kagak ikut bangun..sebab yang bangun orang perumahan..tiba-tiba setelah masjid jadi awalnya mereka melamar jadi marbot..lama-kelamaan mereka membawa temannya jadi imam sholat..lalu melamar jadi khatib jum’at..lalu nyingkiran ulama kampung…menyerang mereka..dan membid’ahkan mereka…bermuka asem sama mereka..syukurlah masyarakat kita sudah mulai terbuka pandangannya ketika baca karya-karya syek idhram…meski disalah-salahi terjemahnya..sedikit sih salahnya tapi tetap saja..intinya gara-gara mereka kitab-kitab di saudi dibakarin..maka tetap saja biang kerok adalah sumber fitnah..meski yg ngebakar orang badui yg bodo2 karena mereka sebenarnya juga kepengaruh sama fitnah itu..bapak2 yang ngaku salafi yg domisili di malang sayang sekali kalian ninggalin ulama’ dan beralih ke buku2 tipis terjemahan..buku2 yang dibagi gratis ke jama’ah haji..bapak2 yang di malang yang ngerti bahasa arab..coba saja bapak lihat di youtube pake teks ” السلفي”semuanya mengarah kepada fitnah..jangan kalian bapak2 yg belum bisa baca kitab ini kepengaruh sama ide salafi..yang pengambilan dalilnya sangat minimalis..wajahnya krang adem..dakwahnya ga pake hikmah..nyebut nama orang tanpa pake tedeng aling-aling..wuih serrem deh..ketika masih idup (terlihat ga enakin pandangannya) beda jauh dengan cara dakwah baginda kanjeng Rasulullah saw. cara mikirnya mereka juga saklek, kaku, dan ga ngayomin semua umat islam yang diayomi hanya kelompok mereka saja..ya sudah mereka suruh bikin negara sendiri aja yah..tinggal di indo tapi ga ngerti perbedaan dan ngakunya paling bener…wae..makan tuh merasa paling bener..ngeremehin banget sama ulama-ulama muhammadiyah,Persis, dan NU.

  41. Munculnya sekelompok orang yang menamakan dirinya Salafi – orang menyebutnya Wahabi – tiba-tiba berdatangan di neger ini. Kedatangan mereka telah mengubah suasana kaum muslimin. Dibeberapa daerah, umat yang semula hidup damai dan tenang berubah menjadi tegang. Pada sebagian mereka bahkan terjadi perseteruan hingga berujung pada bentrok fisik dan perebutan tempat ibadah. Penyebab utamanya -ya itu tadi – beredarnya buku-buku dan berkumandangnya ceramah-ceramah dari kelompok yang dikenal dengan sebutan “Abu-Abu” karena salah satu cirinya mereka menggunakan kata tersebut ketika menyebut namanya. Mereka memang selalu menebarkan kebencian dikalangan kaum muslimin dengan menuduh kaum muslimin Indonesia khususnya dan mayoritas Ummat Islam pada Umumnya sebagai para pelaku kemusyrikan, ahli bid’ah dan pengamal kesesatan. Seakan menjadi motto mereka, setiap kali memulai ceramah, mereka selalu menggunakan mukaddimah hadis-hadis yang menyebutkan tercelanya bid’ah. Setelah itu pada umumnya mereka akan membicarakan masalah bid’ah yang pada akhirnya sampai pada pembicaraan bahwa : membaca ushalli, qunut Subuh, Selmatan kematian, Ziarah Kubur, Shalat Tasbih, memuliakan malam nisfu sa’ban, berdo’a dengan tawassul, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj dan sejenisnya adalah bid’ah dhallah, sesat dan menyesatkan serta pelakunya pasti masuk neraka.

    Para pembicara atau penulis tersebut tampil seolah-olah ulama besar bahkan mujtahid yang memiliki segudang ilmu sekaligus otoritas menetapkan sesat dan tidak sesat, bid’ah dan sunnahnya amaliah. Ummat tentu saja tidak tahu, bahwa sebenarnya apa yang mereka kemukakan bukan sama sekali hasil kajian atau ijtihad mereka, melainkan taklid buta kepada beberapa ulama Timur Tengah terutama Saudi Arabia. Mereka yang menjadi rujukan kaum yang oleh para Ulama disebut kaum Wahhabi itu pada umumnya merupakan pengikut tiga orang syaikh; Syekh Muhammad Nasirudin Al Albani, Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dan Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Ada memang satu syekh lagi yang juga memiliki pengikut di negeri ini yaitu Syekh Muqbil bin Hadi Al Madkhali dari Shan’a Yaman. namun orang ini pengikutnya tidak seberapa jika dibandingkan tiga orang di atas.

    kaum muslimin Indonesia juga tidak tahu bagaimana sebenarnya mereka itu. Bagi yang rajin membaca kitab-kitab karya mereka niscaya akan terkejut dan kebingungan, sebab ternyata di antara mereka sendiri terdapat banyak pertentangan. bagaimana ini terjadi, padahal ketiganya mengaku sebagai Ahlussunnah waljama’ah dan pengkut madzhab Imam Ahmad bin hambali.

    Semoga dengan ini kaum muslimin Indonesia berhati-hati dan sekaligus semaqin yaqin akan kebenaran ajaran nenek moyang mereka, Wali Songo dan para ulama lainnya.

  42. Mengapa Saudi sangat membatasi gerakan-gerakan Islam bahkan boleh dibilang memberangusnya? Ada beberapa fakta yang menarik tentang Arab Saudi:

    1. Rezim Saudi, seperti juga sebagian besar negara-negara Arab lainnya, adalah pemerintahan yang menyatukan antara yang benar (haqq) dan salah (batil). Aspek Haqq Saudi hanya bisa kita lihat dari simbol-simbol yang mereka pakai; bendera Saudi, klaim negara Islam, dan penerapan Syariah. Namun, di balik itu sebenarnya Saudi juga tak berbeda dengan negara sekuler lainnya.

    2. Beberapa tahun sebelumnya, Saudi menggandeng Inggris untuk sama-sama memberantas gerakan Ikhwan di negaranya itu. Seorang anggota kerajaan pernah mengungkapkan hal ini. Sekarang, bukan rahasia lagi kalau Saudi akrab dengan AS. AS sudah dijadikan sebagai pelindung Saudi.

    3. Komite Tetap Saudi (al-Lajnah ad-Da’imah) mengeluarkan fatwa: “Siapapun yang tidak membedakan antara Yahudi dan Kristen dan orang kafir lainnya dengan bangsa Muslim kecuali karena kebangsaannya, dan menganggap semua penguasa sama, maka dia adalah kafir.” Sebuah fatwa yang sesungguhnya membuat banyak orang berkerut dahi, namun efektif dalam meredam masyarakat Saudi. Karena, bukankah pemerintah Saudi sendiri persis seperti itu?

    4. Perempuan Saudi tidak boleh menikah dengan laki-laki yang bukan dari Saudi. Dan seorang laki-laki Saudi tidak boleh menikah di luar Saudi kecuali sudah memenuhi persyaratan umur. Sebuah peraturan yang dibuat-buat karena Islam sendiri tidak cupat seperti ini.

    5. Ribuan orang terbantai di negara-negara Muslim di wilayah Arab, tapi apa yang dilakukan oleh pemerintah dan rejim Saudi? Tidak ada. Rejim Saudi hanya menyuruh para Syeikh-nya untuk berdoa untuk umat Islam, dan masyarakatnya dianjurkan untuk mengumpulkan dana bantuan yang disebarkan ke seluruh dunia, utamanya untuk pembangunan masjid. Maka jangan heran, jika di sebuah pelosok terpencil di Indonesia misalnya, bisa ada sebuah masjid besar yang megah dengan tulisan di peresmiannya: “Sumbangan dari (kerajaan) Saudi…”

    6. Saudi membangun hubungan diplomatik dan non-diplomatik dengan negara-negara yang jelas telah membantai umat Islam dalam jumlah yang luar biasa banyak. Dalam hal ini yang mempunyai hubungan harmonis dengan Saudi adalah India, Russia, Filipina, Amerika (tentu saja!), Cina, dan Israel.

    7. Amerika mempunyai basis militer di Saudi, dan pemerintah Saudi melarang rakyatnya yang mendoakan keburukan untuk Amerika di masjid-masjid di negara itu.

    8. Rejim Saudi juga membantu dan mendirikan saluran-saluran TV yang banyak sekali saat ini. Selain TV, mereka juga membantu pendanaan media-media internasional.

    9. Keluarga kerajaan Saudi tidak boleh dihina oleh siapapun. Jika ada yang melakukannya, maka akan dikenakan hukuman yang berat, bahkan dihukum mati. Tapi pemerintah Saudi tidak peduli kepada para pelaku yang menghina Allah dan agamaNya. Misalnya saja, seorang Saudi zindiq, Turki al-Hamd menulis sebuah buku berjudul “al-Karadeeb” dan di dalamnya terdapat kalimat “Jadi, Allah dan setan adalah dua wajah dengan satu penemuan”, tidak dikenakan hukuman apapun, dan bukunya yang penuh dengan cerita kekafiran beredar bebas di negara itu.

  43. Itulah relita, janganlah kita takut untuk meluruskan sekte ini

  44. Sampaikan da’wah dg kelembutan hati, penuh persaudaraan. jangan jadikan da’wah utk perpecahan. seperti yg telah dicontohkan ulama salafussholih dan para wali-waliNYa Alloh SWT. mereka mendptkan kecintaan baginda Nabi Muhammad SAW karena cintanya kpada ummat Nabi begitu besar, da’wahnya mencontoh Nabi SAW, penuh kelembutan,bijaksana, toleran, berakhlak mulia. Dimana mereka da’wah ummat merasa dinaungi, dilindungi..yg bodoh jadi alim, yg alim bertambah alim. yg bercerai menjadi bersatu. serta yg kufur menjadi iman. Sungguh suri tauladan yg sangat mulia dari para kekasih Alloh SWT pewaris para nabi. Menangis.. ketika kita membaca sejarah hidup para ulama yg sangat tinggi akhlak dan budi pekertinya, Mereka tdk pernah merasa paling benar, bahkan merasa dholim dihadapan Alloh SWT dan RosulNya, padahal mereka adalah mahkotanya orang2 Arif Billah. Saya sgt berharap da’wah dari para da’i Wahabi agar lebih mengedapankan Akhlakul karimah, kelembutan hati, penuh dengan sentuhan-sentuhan rohani. Tdk menimbulkan perpecahan seperti sekarang ini. sy sbagi ummat Nabi Muhammad SAW sgt sedih..hanya karena perbedaan khilafiyah ummat jadi terpecah. Memang ini adalah ujian besar bagi ummat islam utk lebih mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan perantaraan orang2 alim yg zuhud, yg memelihara dirinya dr sgala dosa. Mari berda’awah demi kebesaran Islam dg cara2 yg santun, beradab dan berhusnuzhon kpada sesama ummat yg seaqidah. Bersatulah..bersatulah singkirkan perbedaan2 dekatkan persamaan. Allohumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa ‘ala aali Sayyidinaa Muhammad.

  45. inilah salah satu upaya PARA BAAAAAJJJJJJJJIIIIIIIIIIIIIINNNGGGGGGGGGGAAAAANNNNNN wahabi untuk berkamuflase….. jangan tertipu saudara2.
    tidak perlu menyabutkan dalil2. tapi yang jelas dimanapun ada wahabiiii,,,,
    pasti ada penolakan………..singkirkan orang2 wahabi dari bumi ahlussunah

  46. ALHAMDULILLAH…SAYA MENDAPAT PENCERAHAN SETELAH MEMBACA BUKU SYEKH IDAHRAM,SIAPPUN DIA TAK MASALAH,ITU HANYALAH SOAL NAMA,YANG PASTI ILMIAH DAN DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN…SAYA LAMA SEKALI MENUNGGU BUKU SEJENIS INI KRN SAYA KESULITAN MENGAKSES SECARA LENGKAP REFERENSINYA.ADAPUN SOAL KETIDAK SEMPURNAAN SEBUAH BUKU ITU WAJAR SAJA,MANUSIA TAK ADA YG SEMPURNA,NAMUN BETAPA PENTINGNYA MEMBONGKAR SEKTE YANG BIKIN KACAU UMAT ISLAM DAN OTORITER (THOGHUT) YG GAMPANG SEKALI MENGKAFIRKAN,MEMBID’AHKAN SESAMA UMAT ISLAM YG TDK SEJALAN.

  47. Semua sudah menjelaskan dengan jelas, baik yang pro salafi maupun yang kontra salafi, terimakasih kepada semua pihak yang telah menunjukkan bukti-buktinya. Sekarang saya akan memilih mana yang menurut saya itu haq. terimakasih mas parikesit dan mas abdullah muchlis semoga anda berdua mendapat pahala atas pencerahan buat saya yang selama ini jauh dari Al Islam

  48. Budi Prianto Hadiprodjo

    Asswrwb,

    Aneh ,,, pada ribut melulu … lalu kapan IBADAHnya neehh ??
    dengerin y, saya ini orang awam, dan sedang belajar Islam, kalau yang sudah lebih baik ilmu agama Islamnya itu pada berantem kayak begini … lalu kapan mengajarkan teladan kepada kita yang sedang belajar Islam ? … lalu kapan kita praktek Islamnya ? …
    setahu saya di zaman Rasulullah Saw itu hanya ada ISLAM, tidak ada tetek bengeknya kaya sekarang, ada Sunni, Syi’ah, ada mahzab2 yang besar ada lima, ada iyyah2 dan lain sebagainya. Semua bukan membuat umat menjadi lebih paham tetapi malah bikin bingung; … Islam itu Islam !!! Tidak ada “buntut” atau “ekor”nya sama sekali.

    TUGAS KITA IALAH MENTELADANI RASULULLAH SAW,
    YAITU MEMBERI NASEHAT/PETUNJUK KEBENARAN
    BUKAN PEMBUAT KEPUTUSAN APALAGI MENG-HAKIMI

    Apa ada teladan dari Rasulullah Saw mengajarkan begini ? … Membentuk kelompok2 ? Membentuk golongan2 ? Membentuk mahzab2 ? … Lalu kalau berbeda pendapat atau berbeda pengertian tidak bisa diperdebatkan dengan ilmu [pengetahuan] yang merujuk kepada Al_Qur’an ? Bukankah Rasulullah saw, selalu mengajarkan jika sudah berdebat yang tiada lagi ber-ujung, maka dinasehati untuk berkata ” laa ilahaa ilallah ” ? … Karena itu ucapan yang menyatukan hati kita, sudah buntu, maka otoritas kebenaran itu hanyalah pada Allah swt semata. Jika sudah berbeda pendapat, maka ingatlah pada firman Allah Swt ini :

    ” Tidak ada paksaan dalam ber-agama, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ” (Qs.2, Al_Baqarah, ayat 256)

    Kita di perintahkan hanya untuk sekedar memberikan peringatan saja, bukan untuk menghukum (memvonis) dengan se-enaknya membid’ah-bid’ahkan orang lain, Rasulullah saw saja menerima teguran dari Allah Swt, tatkala beliau emosi kepada pembesar-pembesar Quraisy ketika beliau berdakwah dan di cemo’oh, Allah menurunkan ayat ini :

    ” Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ” (Qs.16, An_Nahl’, ayat 125)

    Ini adalah perintah langsung dari Allah Swt kepada Rasulullah saw dan tentu seluruh pengikutnya, termasuk kita, yaitu agar mengajak manusia di seluruh permukaan bumi menjalani agama Allah. Kita di perintahkan begitu agar semakin mendekatkan diri kepada Allah, bukan mendekatkan diri kepada golongan atau orang-orang tertentu, ataupun tokoh-tokoh tertentu. Jalan kepada Allah, mendekat kepada Allah; tiada yang lain. Yaitu ” laa ilaha ilallah “. Coba renungi ayat ini :

    ” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihad-lah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapatkan kemenangan. ” (Qs.5, Al_Maaidah, ayat 35)

    Ayat tersebut merupakan “rambu lalu lintas” kita sebagai umat muslim, bukan hanya untuk “satu golongan” tetapi koridor ini untuk mengajak seluruh umat muslim, baik yang sependdapat maupun yang tidak sependapat. Yang ada dalam satu kelompok ataupun yang kelompok lain, yang berpikiran berbeda ataupun bervisi sama.

    BERPEDOMAN KEPADA TALI ALLAH
    BUKAN KEPADA GOLONGAN ATAU SEORANG TOKOH

    Allah mengajari kita untuk berpikir elegan dan egaliter, bukan cara berpikir parsial dan partisan. Oleh karena itu ayat tadi memberikan arah dan tujuan yang jelas, yaitu menempuh jalan Allah, bukan jalan dari sebuah sekte, dari jalan seorang tokoh, ataupun jalan dari sebuah golongan. Bukan !!!

    Ayat itu efek parameternya jelas jika kalian semua mau menyadarinya; yaitu berjalan di jalan Allah, berjihad di jalan Allah; bukan berjalan atas petunjuk ulama, berpedoman pada kata-kata kyai, berpegang kepada mahzab tertentu. Tetapi ajakan untuk meng-Agungkan Allah, menempuh jalan-Nya sebagaimana yang Rasulullah saw teladankan. Perhatikan lagi, firman Allah ini :

    ” Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ” (Qs.3, Ali Imraan, ayat 103)

    Kita diperintahkan berpegangan kepada tali Allah, yaitu Tauhid, “laa ilahaa ilallah”. Kalimat inilah pamungkasnya bila kita sudah berbeda pemikiran dan pendapat. Semua yang tadinya bermusuh-musuhan disatukan Allah dengan Tauhid-Nya, yaitu “laa ilahaa ilallah”. Itulah tali Allah, sebuah tali yang terkuat dan Allah sudah jamin tidak akan terputus oleh apapun juga. Kemudian Allah berfirman kembali :

    ” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. ” (Qs.3, Ali Imraan, ayat 104)

    Kita hanya di berikan otoritas sebagai golongan Umat Nabi Muhammad saw, yaitu satu golongan umat yang disebut Allah “segolongan” yaitu umat Islam, kaum muslimin. Suatu kaum yang selalu mengajak kepada kebenaran dan mencegah kemunkaran. Itulah, satu golongan yang disebut umat Islam, hamba Allah. Bukan hamba mahzab, bukan pula hamba suatu guru, kyai, ulama ataupun profesor maupun doktor dalam bidang ilmu Agama Islam. Camkanlah ini :

    ” Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan siksa yang berat. ” (Qs.3, Ali Imraan, ayat 105).

    Nah, perintah sudah jelas, umat Islam diperintahkan untuk berpegangan kepada tali Allah, yaitu firman-firman-Nya di dalam Al_Qur’an. Bukan kita di suruh berpegang pada tali organisasi-organisasi, bukan tali tokoh-tokoh; apalagi kalau di agung-agungkan secara berlebihan. Kitapun tidak diperintahkan berpegang tali kepada ormas-ormas, partai-partai, pemikir-pemikir dan ilmuwan Agama yang manapun, sekalipun mereka itu mendengung-dengungkan Islam.

    Barangsiapa berpegang tali selain kepada Allah, maka ia akan bercerai berai. Seperti itulah kondisi umat Islam, karena tidak taat kepada firman-firman Allah. Umat Islam sekarang sok tahu dan sok pandai, lagaknya seperti yang paling benar sendiri. Sombong dan arogant; akhirnya menjadi bodoh (jahilliyah) lagi; tanpa di sadari.

    ” Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. ” (Qs.17, Al_Israa’, ayat 37)

    KEBENARAN ITU IALAH DARI ALLAH
    DIA-LAH YANG BERHAK SEBAGAI HAKIM (PEMBERI KEPUTUSAN)

    ” Katakanlah : ” Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al_Qur’an/firman Allah) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatan itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku (Muhammad) bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu. ” (Qs.10, Yunus, ayat 108)

    Di sini di perintahkan kita untuk meyakini firman Allah di dalam Al_Qur’an; bukan di perintahkan untuk meyakini suatu mahzab, suatu golongan, organisasi, orams-ormas ataupun tokoh-tokoh ulama, ilmuwan maupun ahli-ahli tafsir, ahli hadits dan ahli-ahli spiritualis Islam. Allah berfirman :

    ” Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. ” (Qs.10, Yunus, ayat 109)

    Selain perintah di ayat sebelumnya, di sini kita diperintahkan untuk mengikuti kebenaran Al_Qur’an yang di teladani oleh Rasulullah saw, menjadikan wahyu (ayat-ayat Al_Qur’an) sebagai pegangan utama dalam menjalani kehidupan dan per-ibadahan. Karena Dia-lah, Allah Sang Maha Pemberi Petunjuk, dan Dia pula Hakim yang sebaik-baiknya. Dia, Allah Yang Maha Benar mengajarkan agar setiap diri pribadi bertanggung-jawab atas apa yang dilakukannya, karena itu tidak boleh ikut-ikutan saja dalam ber-agama. Kita beragama di tuntut untuk mempergunakan akal sehat kita dengan sebaik-baiknya. Kita diperintahkan untuk cross check kepada Al_Qur’an. Mempelajarinya secara benar-benar karena di dalamnya tersimpan petunjuk-petunjuk kebenaran dari Allah. Tetapi tentu dengan cara bersabar, yaitu istiqamah dalam mempelajarinya; sehingga mempraktekkannya dengan baik dan benar.

    Untuk saudara-saudaraku seiman,
    Keterangan di dalam Al_Qur’an sangatlah nyata tegas dan lugas, pelajari baik-baik setiap kata-kata di dalam Al_Qur’an dengan teliti dan dekatkanlah diri kepada Allah, sehingga kita memperoleh petunjuk kebenaran-Nya. Kita diberi tanggung-jawab masing-masing pribadi. Bukan golongan ataupun sekte apalagi seorang tokoh akan mampu bisa melindungi kita, tidak ada itu. Tidak ada yang bisa bertanggung-jawab atas diri kita di hadapan Allah selain diri kita sendiri. Camkan itu.

    ” Maka patutkah aku (Muhammad) mencari hakim selain Allah, padahal Dia-lah yang telah menurunkan Al_Qur’an kepadamu (kalian) dengan terperinci ? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al_Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. ” (Qs.6, Al_An’aam, ayat 114-115)

    Janganlah ragu terhadap Al_Qur’an, carilah seluruh urusan kita di dalam Al_Qur’an; bukan terlalu berlebihan kepada golongan dalam bertanya, atau meminta petunjuk, atau berlebihan kepada suatu ketokohan seseorang, baik pakar dan ilmuwan Agama Islam; semua tidak menjamin. Bukan mereka yang bisa memberi petunjuk kepada kita; hanya Allah-lah otoritas Pemberi Petunjuk (Hidayah, Inayah dan Hikmah).

    Sebab jika kita terlalu fanatik, terlalu cenderung kepada suatu golongan ataupun ketokohan, maka Allah sudah memberikan peringatan dalam firman-Nya :

    ” Barangsiapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syaithan (yang menyesatkan) maka syaithan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. ” (Qs.43, Az_Zukhruf, ayat 36-37)

    Jadi bagi orang-orang Islam yang membaca-baca Al_Qur’an demi keuntungan pribadinya, demi kepentingan golongannya maka dirinya tidak akan semakin dekat melainkan akan semakin dijauhkan dari kebenaran. Dirinya akan semakin jauh dari Allah, Sang Pemilik Otoritas Kebenaran; bahkan di beri teman-teman setan.

    Sekian saudara-saudaraku semua di sini yang sedang ngotot dan emosi (karena dirinya tanpa sadar di hatinya dan di akalnya ditemani bisikan-bisikan setan); ngotot membela masing-masing golongannya sampai melupakan Tuhannya, yaitu Allah Azza wa Jalla. Akal sehatnya lepas dan menjadi jahil (bodoh); membela golongan Islam sampai melupakan ruh Islam itu sendiri, yaitu mempersatukan umat. Semoga kalian semua bisa sadar,
    .
    Ini peringatan yang coba di renungi baik-baik !

    ” Hai orang-orang yang beriman, jika kamu membela Allah, niscaya Dia akan membelamu dan meneguhkan kedudukanmu … ” (Qs.47, Muhammad, ayat 7)

    Jadi jangan terlalu ngotot membela golongan atau tokoh-tokoh kalian; bela saja Allah dengan menegakkan firman-firman-Nya karena tegas dan jelas itu perintah-Nya; bukan ngotot membela kalimat-kalimat dan pendapat-pendapat orang; mereka manusia yang banyak memiliki kelemahan dan pasti melakukan kesalahan. Laa ilahaa ilallah.

    wasswrwb,

    Budi Prianto H
    seorang yang sedang belajar Islam
    tapi terganggu dengan debat-debat
    kalian yang menunjukkan sifat-sifat sombong
    yaitu sifat Hakikat Iblis; merasa paling benar
    dan paling mulia sendiri.,
    … Istighfar saudara-saudaraku seiman._

  49. maaf mas admin,minta info, kok scanan kitabnya gak muncul…. yang ada cuma spasi kosong n 1-2 baris kalimat arab yang bukan hasil scan n artinya ja..

  50. INILAH 55 (BELUM SEMUA) DALIL KESESATAN WAHABIYYAH.
    1. Golongan yang membawa Aqidah Yahudi (Allah duduk bersemayam).
    2. Golongan yang beriman kepada sesetengah ayat dan kafir dengan sesetengah ayat Al-Quran.
    3. Golongan yang menolak Takwil pada sesetengah ayat, dan membolehkan Takwil pada yang
    mengikut nafsu mereka.
    4. Golongan yang menafikan Kenabian Nabi Adam A.S.
    5. Golongan yang menyatakan bahawa Alam ini Qidam(Rujuk pandangan ibn Taimiyyah).
    6. Golongan yang mengkafirkan Imam Abu al-Hasan Al-Asa’rie dan seluruh Ummat Islam
    yang berpegang kepada method Aqidah yang telah disusuh oleh Imam tersebut.
    7. Golongan yang mengkafirkan Sultan Sholahuddin Al-Ayyubi dan Sultan Muhammad Al-
    Fateh.
    8. Golongan yang mengkafirkan Imam An-Nawawi dan Seluruh Ulama’ Islam yang mengikut
    (Asya’irah dan Maturidiyyah).
    9. Golongan yang mengdhoifkan hadi-hadis shohih dan mengshohihkan hadis-hadis dhoif (lihat
    penulisan Albani).
    10. Golongan yang tidak mempelajari ilmu dari Guru atau Syeikh, hanya membaca.
    11. Golongan yang mengharamkan bermusafir ke Madinah dengan niat ziarah Nabi Muhammad
    SAW.
    12. Golongan yang membunuh Ummat Islam beramai-ramai di Mekah, Madinah, dan beberapa
    kawasan di tanah Hijaz (lihat tarikh an-najdi).
    13. Golongan yang meminta bantuan Askar dan Senjata pihak Britain (yang bertapak di tempat;
    Kuwait pada ketika ini) ketika kalah dalam perang ketika mereka mahu menjajah Mekah dan
    Madinah.
    14. Golongan yang menghancurkan turath(sejarah peninggalan) Ummat Islam di Mekah dan
    Madinah.(lihat kawasan perkuburan Jannatul Baqi’, Bukit Uhud dan sebagainya)
    15. Golongan yang membenci kaum ahlul bait. (kononnya bagi wahabi; semua ahlul bait syiah@
    sesat)
    16. Golongan yang bersalahan dengan Ijma’ para Shohabah, Tabi’in, Salaf, khalaf dan seluruh
    Ulama’ ASWJ.
    17. Golongan yang mendakwa Aqal tidakboleh digunakan dalam dalil syarak, dengan menolok
    fungsi Aqal.(ayat-ayat Al-Quran menyarankan menggunakan Aqal)
    18. Golongan yang mengejar syuhrah(pangkat, nama, promosi,kemasyhuran) dengan
    menggunakan fahaman salah mereka terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. (Malah Al-Quran
    dan As-Sunnah bebas daripada apa yang wahabi war-warkan)
    19. Golongan yang mengdhoifkan hadis solat terawikh 20 rakaat.(Albani)
    20. Golongan yang mengharamkan menggunakan Tasbih.(Albani)
    21. Golongan yang mengharamkan berpuasa pada hari sabtu walaupun hari Arafah jatuh pada
    hari tersebut.(Albani)
    22. Golongan yang memperlecehkan Imam Abi Hanifah R.A.(Albani)
    23. Golongan yang mendakwa Allah memenuhi alam ini dan menghina Allah dengan
    meletakkan anggota pada Allah SWT.
    24. Golongan yang mendakwa Nabi Muhammad SAW tidak hayyan(hidup) di kubur Nabi
    Muhammad SAW.(Albani)
    25. Golongan yang melarang membaca “Sayyidina” dan menganggap perbuatan itu bida’ah
    sesat.
    26. Golongan yang mengingkari membaca Al-Quran ke atas si mati dan membaca Talqin.
    27. Golongan yang melarang membaca selawat selepas azan.(Albani)
    28. Golongan yang mengatakan Syurga dan Neraka ini fana’(tidak akan kekal).(ibn Taimiyyah)
    29. Golongan yang mengatakan lafaz talaq tiga tidak jatuh, jika “aku talaq kamu dengan talaq
    tiga “. (ibn Taimiyyah.
    30. Golongan yang Mengisbatkan(menyatakan/menetapkan) tempat bagi Allah, mengatakan
    Allah turun seperti turunnya. (Ibn Taimiyyah)
    31. Golongan yang menggunakan wang ringgit untuk menggerakkan ajaran sesat mereka,
    membuat tadlis(penipuan dan pengubahsuaian) di dalam kitab-kitab ulama’ yang tidak
    bersependapat dengan mereka.
    32. Golongan yang mengkafirkan sesiapa orang Islam yang menetap di Palestine sekarang
    ini.(Albani)
    33. Golongan yang mengbid’ahkan seluruh ummat Islam.
    34. Golongan yang menghukumkan syirik terhadap amalan ummat Islam.
    35. Golongan yang membawa ajaranTauhid 3 dan tidak pernah diajar oleh Nabi Muhamad SAW.
    (Ibn Taimiyyah)
    36. Golongan yang mengatakan bahawa Abu Jahal dan Abu Lahab juga mempunyai Tauhid,
    tidak pernah Nabi Muhammad SAW ajar begini atau pun para Shohabah R.A. (Muhamad
    abd Wahab)
    37. Golongan yang membolehkan memakai lambang “salib” hanya semata-mata untuk
    mujamalah/urusan rasmi kerajaan, ianya tidak kufur. (Bin Baz)
    38. Golongan yang membiyayai kewangan Askar Kaum Kuffar untuk membunuh Ummat Islam
    dan melindungi negara mereka. (kerajaan Wahabi Saudi)
    39. Golongan yang memberi Syarikat-Syarikat Yahudi memasuki Tanah Haram.(Kerajaan
    Wahabi Saudi)
    40. Golongan yang memecahbelahkan Ummat Islam dan institusi kekeluargaan.
    41. Golongan yang mengharamkan Maulud dan bacaan-bacaan barzanji, marhaban.
    42. Golongan yang menghalalkan meletupkan diri atas nama jihad walaupun orang awam kafir
    yang tidak bersenjata mati. (selain di Palastine)
    43. Golongan yang menghalalkan darah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Asya’irah dan
    Maturidiyyah. Lihat di Lubnan, Chechnya, Algeria, dan beberapa negara yang lain.
    44. Golongan yang menimbulkan fitnah terhadap Ummat Islam dan memburukkan nama baik &
    murni Islam.
    45. Golongan yang membuat kekacauan di Fathani, Thailand.
    46. Golongan yang sesat menyesatkan rakyat Malaysia.
    47. Golongan yang meninggalkan ajaran dan ilmu-ilmu Ulama’ ASWJ yang muktabar.
    48. Golongan yang meninggalkan methodologi ilmu ASWJ.
    49. Golongan yang Minoriti dalam dunia, malah baru setahun jagung.
    50. Golongan yang menuduh orang lain dengan tujuan melarikan diri atau menyembunyikan
    kesesatan mereka.
    51. Golongan yang Jahil, tidak habis mempelajari ilmu-ilmu Agama, tetapi mahu buat fatwa
    sesuka hati.
    52. Golongan yang melarang bertaqlid, tetapi mereka lebih bertaqlid kepada mazhab sesat
    mereka.(sehinggakan solat pun guna mazhab Albani shj)
    53. Golongan yang secara zahirnya berjubah, berkopiah, singkat jubah, janggut panjang, tetapi
    berliwat, tidak menghormati ulama’, mengutuk para Alim Ulama’, tidak amanah dengan
    Ilmu dan Agama Islam.
    54. Golongan yang tiada hujjah dalam ajaran mereka.
    55. Golongan yang membawa jaran sesat Ibn Taimiyyah/Muhamad Ibn Abd Wahab, kedua-dua
    individu ini telah dicemuh, ditentang, dijawab dan dikafirkan oleh Jumhur Ulama’ ASWJ
    atas dasar Aqidah mereka yang Sesat

  51. Assalamu ‘alaikum

    ustadz ana dapatkan biodata syeikh idahram, semoga bermanfaat

    http://aslibumiayu.wordpress.com/2012/04/02/mau-dibawa-kemana-kalau-seperti-ini/

    jazakallah khoiron katsiron.
    wassalam

  52. Assalam..wrwb., saya kira yang terpenting sekarang kebenaran itu bisa dikembalikan kepada Al-Quran dan hadits lalu tanyakan ke hati kita masing2…lalu bercerminlah kepada perbuatan dan kata-kata kita. kalau hatinya bening dan bersih pasti tidak akan mengolok2 ulama lain…faham lain..dan perbuatannya pun terpuji. yang kedua kebenaran mutlak itu tidak mesti faham itu berasal dari saudi arabia saja, masih banyak faham2 ulama2 negara arab yang lain yg bisa dijadikan pedoman. apalagi kalau kita sandarannya membela2 faham keagamaan negara saudi hanya gara2 pergi haji lalu nerima buku gratisan yang seakan memberi power dan sugesti kuat degan bahasa2 provokatif “akidah sahihah” kembali kepada dalil2 qath’i..tapi ko anehnya mencela zikir jama’ah..padahal di Al-qur’an ada,ayat berbunyi “udzkurullaaha dzikran katsiiira “zikirlah kalian dengan zikir yang sebanyak2nya”adapun kaifiatnya atau tata caranya silahkan bagaimana..lalu di ada anjuran menjauhi kaum muslimin sesamanya hanya gara2 beda kulit dan kebiasaan..”padahal ayat memerintahkan “berpegnglah kalian pada tali agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai, yang pada intinya kandungan dakwahnya hanya mengarah kepada memvonis amaliyah furu’iyah kaum muslimin sebagai bid’ah yg tak sesuai dengan ajaran as-sunnah..harusnya kalau pakai Al-Quran juga mestinya yah tidak akan ada itu perbedaan. satu hadits kullu bid’atin dhalalah dipaksakan utk menumbuhkan perpecahan kaum muslimin..mestinya pake ayat2 suci yang banyak lalu fahami madlulnya lalu temukanlah persatuan dan kedamaian sesama umat Islam.eh ini yg terjadi di tanah air kita malah membela mati2an faham saud yang menumbuhkan permusuhan sesama umat islam itu entah apa penyebabnya apa akibat par apembela2nya dapet beasiswa dari saudi, dapet bantuan dari saudi utk bangun masjidnya atau lembaganya, maka jelas2 pembelaan kepada faham saudi itu adalah akibat terlalu banyak menerima kebaikan orang lain, dan tertutupi hati dari mengkritisi manhaj si pemberi bantuan tersebut.. mestinya coba agar lebih jernih memandang dengan objektif..jangan dibiasakan mau berada dalam posisi sebagai penerima bantuan atau mengharap2 bantuan dari negara donor…sebab tidak ada ceritanya bakalan kita kaya makmur hanya dengan nerima sedekah….coba kita kaji pemikiran utk tidak menerima bantuan dari saudi sama sekali..lalu berfikir lah dengan jernih..maka tabayyanaa alhaqqu..nampak jelaslah kebenaran itu.

  53. Assalamu’alaikum wahai para penggubah…..Antum Haalikuuna……kalau mau dan semua kalian itu laki2 coba duduk bersama untuk mengklarifikasi masalah yang sedang mencuat, kalau kamu merasa difitnah dengan tudingan mengubah kutub AL-turast, coba buktikan dengan keberanian mu untuk duduk bersama dan selesaikan disatu meja, bawalah bukti2nya agar tidak saling menuding……..

  54. yah wahabi ini pinter ngeles, kalau ada yg keberatan dg isi buku ini diskusi/debat aja langsung..
    pasti wahabi yg jawab koment saya ngelesnya gaya wahabi,, in lah itu lah…

  55. Buat Abu Gosok mau debat dengan siapa ??? Penulisnya saja pengecut besar nggak jelas jati dirinya. Kalau ente orang yang benar silahkan ungkap siapa nama penulis, karya tulis dan riwayat hidupnya baru bisa diajak debat. Kalau diperhatikan rata-rata orang yang senang melontarkan kata Wahabi adalah orang yang congkak dan sekedar memuaskan diri dengan angan-angan tanpa dalil. Buktinya komentarnya cuma dua kalimat yang gak mutu. Tidak ada dalil tidak ada sifat ilmiah, maklum sudah biasa bertaklid buta sejenis dengan penulisnya si Marhadi..

  56. MUHAMMAD MAHRUS

    bukan rahasia lagi, WAHABI ADALAH “KANSPIRASI YAHUDI”, lihat saja bagaimana sepak terjang wahabi dalam menyebarkan fahamnya dan setelah wahabi dapat merebut kekuasaan dari raja sebelumnya, ratusan muslim dan cucu Nabi dibantai

  57. ya ALLAH orng orng ini memang dah buta mata hatinya,,mungkin terlalu bnyak nyembahin kuburan kali ya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: