KH.Ahmad Cholil Ridwan Lc: “Tidak Mungkin Syi’ah & Sunni Bisa Akur, Umar Shihab itu Ngimpi Saja”
Pernyataan salah seorang pengurus MUI Pusat KH. Umar Shihab di sebuah stasiun TV swasta bahwa Syi’ah tidak sesat justru membingungkan umat Islam. Selama ini melalui berbagai kajian yang membahas tentang Syi’ah, umat Islam di Indonesia sebenarnya sudah terbangun kesadarannya akan kesesatan dan bahayanya paham Syi’ah.
Hal tersebut terlihat saat ormas-ormas Islam Ahlus Sunnah se-Indonesia pada hari Jum’at 10 Juni 2011 di Masjid Al Furqan DDII Pusat, Jakarta mengeluarkan pernyataan sikap bersama yang intinya bahwa Syi’ah adalah paham sesat dan berbahaya.
Pernyataan KH. Umar Shihab tentang Syi’ah yang berbicara atas nama MUI dan bertentangan dengan kesepakatan ormas Islam Ahlus Sunnah se-Indonesia ini pun mendapatkan tanggapan dari Ketua MUI Pusat KH. Ahmad Cholil Ridwan Lc.
Kyai Cholil, sapaan akrabnya mengatakan bahwa Umar Shihab tidak berhak berbicara mewakili MUI Pusat sebab ia bukan ketua umum dan bukan koordinator pengurus harian MUI.
“Umar Shihab tampil di TV itu mestinya pendapat pribadi dia tidak berhak untuk mewakili MUI, yang berhak bicara langsung tanpa mandat dari rapat pimpinan itu adalah ketua umum MUI atau ketua koordinator harian KH. Ma’ruf Amin,” kata Kyai Cholil saat dihubingi voa-islam.com, Senin (2/1/2012).
rekomendasi yang bunyinya; umat Islam agar mewaspadai supaya aliran Syi’ah tidak masuk ke Indonesia, itu kan lebih dari pada sesat. Ngapain diwaspadai jangan masuk ke Indonesia kalau itu tidak sesat
Saat ditanya tentang pendapat Umar Shihab yang menyatakan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa sesat, KH. Cholil Ridwan menjelaskan bahwa MUI sudah mengeluarkan rekomendasi agar mewaspadai masuknya Syi’ah, dengan adanya rekomendasi itu menujukkan bahwa Syi’ah justru lebih dari sekedar paham sesat tapi juga berbahaya.
“Itu memang bukan fatwa, tetapi ada rekomendasi yang bunyinya; umat Islam agar mewaspadai supaya aliran Syi’ah tidak masuk ke Indonesia, itu kan lebih dari pada sesat. Ngapain diwaspadai jangan masuk ke Indonesia kalau itu tidak sesat. Artinya bahaya sekali kalau Syi’ah itu besar di Indonesia nanti akan terjadi konflik yang tidak berkesudahan seperti di Irak, Libanon, Pakistan. Di Pakistan itu mereka Cuma 11% tapi sering kali terjadi masjid Syi’ah dan masjid Sunni dibakar, tokoh-tokoh Sunni dibunuh dan lain sebagainya,” jelas Pimpinan Ponpes Al Husnayain ini.
Tidak mungkinlah Syi’ah dengan Sunni itu bisa akur, Umar Shihab itu ngimpi saja itu
Ia juga menilai bahwa upaya Umar Shihab yang terlihat dari statemennya untuk mendekatkan antara Sunni dan Syi’ah hanyalah mimpi.
“Tidak mungkinlah Syi’ah dengan Sunni itu bisa akur, Umar Shihab itu ngimpi saja itu. Dia kan ingin mendekatkan Sunni-Syi’i dan lain sebagainya,” pungkasnya. (Ahmed Widad) (www.voa-islam.com)
Posted on Januari 3, 2012, in Syiah Rafidhah and tagged Aliran Sesat, Awas Syiah, Bahaya Iran, Bahaya Syiah, Bahaya Syiah Iran, Fatwa MUI Tentang Syiah, Firqoh Sesat, Quraisy Shihab, Syiah Rafidhah, Umar Shihab. Bookmark the permalink. 5 Komentar.
akur dari hongkong..
syiah sesat,bunuh saja!!!
ada tiga masalah besar dlm lingkup dunia Muslim yakni: 1. perebutan tahta pewaris ‘keturunan’ nabi, rasul atau ahli bait; 2. perebutan untuk menjadi ‘Imam Mahdi’, dan 3. perebutan Masjidil Haram. Dua kelompok besar yang bertarung ini adalah kelompok Sunni dengan kelompok Syiahnya.
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis (QS. 19:58).
Dlm Al Quran hanya disebut nama nabinya bukan ‘nabi’ seperti keturunan Ibrahim, keturunan Ishak, keturunan Nuh, jadi bukan disebut ‘keturunan nabi’ (Ibrahim). Hebatnya, dlm Al Quran tidak disebut sama sekali istilah keturunan Muhammad yang ada hanya Surat Muhammad. Mukjizat terbesar pada Nabi Muhammad SAW adalah ‘tidak’ dianugerahinya anak laki-laki sampai dewasa. Dengan demikian, tidak ada pewaris ‘keturunan’ ahlulbait atau nabai atau rasul, jadi tak perlu diperebutkan ‘dinasti’ ahlul bait.
Selanjutnya, menyangkut issu kedatangan Imam Mahdi itu sebenarnya wujud harapan pengikut Nabi Ibrahim As. setelah beliau berdoa sbb.: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS. 2:129).
Oleh katurunan beliau ini selanjutnya, ditunggu-tunggulah kedatangannya sampai datang nabi terakhir dari dinasti Bani Israel yakni Nabi Isa As bin Maryam. Namun sayang, dalam Injil masih disebut issu Imam Mahdi, Mesiah, Satrio Piningit dsb. berarti masih akan datang lagi Imam Mahdi yang pamungkas, yang sesungguhnya.
Maka akhirnya, lahirlah Nabi kita Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan sekaligus penutup para nabi (QS. 33:40) dengan membawa Al Quran yang didalamnya memuat pernyataan atau ikrar Allah SWT bahwa Nabi Muhammad SAW dianugerahi agama ISLAM (QS. 5:3). Nama Islam tidak pernah termuat dalam kitab-kitab suci sebelum Al Quran.
Dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW sekaligus juga terjawablah issu tentang akan datang lagi Nabi Isa bin Maryam dan issu Imam Mahdi. Nabi Isa As. tidak akan datang lagi karena sudah tegas dinyatakan dalam Al Qiran (S. 2:134 dan 141). Begitu juga Imam Mahdi tidak akan lahir lagi karena penutup para nabi hanyalah Nabi kita Muhammad SAW.
Tinggal bagaimana para khalifah-khalifah (ya raja, presiden, gubernur, pangeran, sultan, bupati atau walikota) kini dan yang akan datang ‘mampu’ membumikan Islam dan Al Quran dalam kehidupan nyata di dunia ini, ya masalah sosial budaya terutama masalah kekuasaan dan pemerintahannya.
Bertobatlah wahai syiah…
Buka hatimu untuk menerima ilmu dan kebenaran itu.
Gunakan akal dan fikiran mu
Kebenaran itu datangnya hanya dari Allah SWT semata. sedangkan kekeliruan apalagi kesesatan itu sumbernya dari syaitan (musuh Allah).
Olehnya itu kembali lah pada kebenaran (AL QUR’AN dan Sunnah Rasulullah SAW) Sebagai pedoman hidup kita.
na’am, baarakallaahu fiik KH Cholil Ridwan.. semoga engkau senantiasa meninggikan Agama Allah melalui jalur MUI