Link Para Ulama

LINK PARA ULAMA

  1. Abdul Azhim Badawi (http://www.ibnbadawy.com/)
  2. Abdul Aziz Alu Syaikh (http://www.sahab.ws/5600/news/3399.html)
  3. Abdul Aziz ar-Rajihi (http://www.sh-rajhi.com/rajhi/)
  4. Abdul Aziz ar-Rayyis (http://islamancient.com/)
  5. Abdul Aziz bin Bazz (http://www.ibnbaz.org.sa/)
  6. Abdul Aziz Bura’i (http://www.alburaie.com/new/index.php)
  7. Abdul Muhsin Abbad (http://www.alabad.jeeran.com/)
  8. Abdul Muhsin Ubaikan (http://www.obaykan.com/)
  9. Abdul Qadir al-Arnauth (http://www.alarnaut.com/)
  10. Abdullah al-Fauzan (http://www.alfuzan.islamlight.net/)
  11. Abdullah azh-Zhafiri (http://www.sahab.ws/6111)
  12. Abdullah Jibrin (http://www.ibn-jebreen.com/)
  13. Abdur Razaq Afifi (http://www.afifyy.com/)
  14. Abdus Salam Barjas (http://www.burjes.com/)
  15. Abu Abdil Muiz Firkuz (http://www.ferkous.com/rep/index.php)
  16. Abu Ashim al-Ghomidi (http://www.abouassim.net/)
  17. Abu Bakr al-Mishri (http://www.abu-bkr.com/)
  18. Abu Islam Shalih Thaha (http://www.abuislam.net/)
  19. Abu Malik al-Juhanni (http://abumalik.net/)
  20. Abu Umar al-Utaibi (http://www.otiby.net/)
  21. Ahmad Yahya Najmi (http://njza.net/web/)
  22. Ali Hasan al-Halabi (http://www.alhalaby.com/)
  23. Ali Ridha (http://www.albaidha.net/vb/)
  24. Ali Yahya al-Haddadi (http://www.haddady.com/)
  25. Alwi as-Saqqof (http://www.dorar.net/)
  26. Hisyam al-Arifi (http://www.aqsasalafi.com/)
  27. Imam al-Ajurri (http://www.ajurry.com/)
  28. Kholid al-Mushlih (http://www.almosleh.com/index.shtml)
  29. Lajnah Daimah (http://www.alifta.com/default.aspx)
  30. M Ismail Muqoddam (http://www.m-ismail.com/)
  31. M. Abdillah al-Imam (http://www.sh-emam.com/)
  32. M. al-Hamud an-Najdi (http://www.al-athary.net/)
  33. M. Aman al-Jami (http://www.aljami.net/)
  34. M. Ibrahim al-Hamd (http://toislam.net/)
  35. M. Khalifah Tamimi (http://www.mediu.org/)
  36. Majdi Arafat (http://www.magdiarafat.com/)
  37. Masyaikh Sudan (http://www.marsed.org/)
  38. Masyhur Hasan Salman (http://www.mashhoor.net/)
  39. Muhammad Al-Maghrawi (http://maghrawi.net/)
  40. Muhammad al-Utsaimin (http://www.ibnothaimeen.com/)
  41. Muhammad Musa Nashr (http://www.m-alnaser.com/)
  42. Muhammad Said Ruslan (http://www.rslan.com/)
  43. Muqbil bin Hadi (http://www.muqbel.net/)
  44. Musthofa al-Adawi (http://aladawy.info/)
  45. Nashir al-Barrak (http://albarrak.islamlight.net/)
  46. Nashirudin al-Albani (http://www.alalbany.net/)
  47. Robi’ al-Madkholi (http://www.rabee.net/)
  48. Sa’ad al-Hushayin (http://www.saad-alhusayen.com/)
  49. Said Abdul Azhim (http://www.al-fath.net/)
  50. Salim al-Ajmi (http://sahab.ws/3250)
  51. Salim Ied al-Hilali (http://islamfuture.net/)
  52. Shalih al-Fauzan (http://www.alfawzan.ws/alfawzan/default.aspx)
  53. Shalih as-Suhaimi (http://www.assuhaimi.com/)
  54. Shalih Sa’ad as-Suhaimi (http://sahab.ws/4435)
  55. Sulthan al-Ied (http://www.sahab.ws/3147)
  56. Taqiyudin al-Hilali (http://www.alhilali.net/)
  57. Ulama Yaman (http://www.olamayemen.com/html/)
  58. Wahid Abd Salam Bali (http://www.waheedbaly.com/)
  59. Yahya al-Hajuri (http://www.sh-yahia.net/)

Bookmark and Share

  1. Dan pada saat ummat Islam memasuki bulan Agung atau bulan Rabi’ul Awwal kelahiran manusia agung nan suci kembali terbayang, terkenanglah kita akan jasa2 beliau SAAW yang luar biasa. Ummat manusia menyambut gembira, dan mereka sangat amatlah patut untuk berbahagia, sebab yang diperingati adalah rahmat terbesar dari Allah Ta’ala yang dipersembahkan kepada segenap alam semesta.
    Inilah dampak dari perayaan/peringatan yang hanya dilakukan setahun sekali. Hanya pada bulan itu saja kita ingat kepada Rasullullah SAW. Setelah bulan itu Rasullullah SAW kita lupakan dengan sepinya kembali Masjid-2/Surau-2/Langgar-2. Padahal kalaulah kita mau selalu mengangungkan dan mengingat beliau, maka seharusnya kita memakmurkan Masjid/Surau/Langgar setiap hari dengan mengkaji dan memperdalam isi dan kandungan Al-Qur’an/Hadist-2 yang shahih. Sehingga terciptanya generasi yang kaffah dalam menegakkan kebenaran Islam. Bukan semata-2 acara ceremonial, dengan menutup jalan, bahkan dengan arak-2an yang menyusahkan pemakai jalan lain dan menghamburkan uang yang tidak sedikit, sementara sebagian besar umat Islam Indonesia hidup berada dibawah kemiskinan.
    Padahal Rasullullah SAW, hanyalah berkata bahwa Aku berpuasa pada hari kelahiranku. Bukankah beliau bisa mengumpulkan orang di Masjid untuk membuat kegiatan pada tanggal 12 Rabiul Awal dimaksud. Akan tetapi hanya shaum pada tiap hari Senin. Ini menandakan bahwa kita harus selalu mengingat amalan kita setiap saat, bukannya setahun sekali dengan jor-2an dan setelah itu hanya tinggal kenangan dan pada umumnya pada acara Maulidan tersebut yang terjadi bukannya kegiatan menjadi tuntunan, akan tetapi hanya sebagai tontonan belaka. Naudzubillahi Tsumma Naudzubillahi Min Dzalik. Dan jelas acara merayakan Ulang Tahun hanya mengikuti cara-cara Nasrani.
    Lihat saja sekarang Ceramah Agama dibarengi dengan acara nyanyian-2, walaupun katanya nyanyian itu berbau Islam. Akan tetapi dalam beberapa Hadist Rasullullah SAW menyebutkan bahwa Rasullullah SAW melarang kita bernyanyi dalam bentuk apapun. Inilah bukti bahwa pengaruh Nasrani dan Hindu sudah melekat ditubuh umat Islam. Ditambah lagi banyaknya orang Islam yang tidak suka Islam, sehingga walaupun kita di Indonesia ini mayoritas, akan tetapi bagaikan buih di Samudra atau bagaikan bebek-bebek yang mudah diatur oleh penggembalanya. Dan ketahuilah dalam Surah Al-Baqarah ayat 120 Allah SWT berfirman : Tak akan suka orang Nasrani dan Yahudi hingga kita mengikuti cara-2 dan ajaran mereka. Mereka berkata kalien boleh menjalankan kegiatan keagamaan kalien tapi cara-2nya sepertiku. Semisal boleh buat acara pengajian, tapi ditambah nyanyian dan musik. Boleh berjilbab, tapi yang ketat dan dengan model-2 yang merangsang (ala Selebriti). Boleh shalat, tapi tonton dulu Siaran langsung berita-2 terbaik yang pada umumnya disiarkan langsung dan dipandu oleh penyiar-2 yang mengaku beragama Islam dan dihadiri pula oleh para tokoh yang bukan saja beragama Islam, akan tetapi sebagai tokoh di atas nama lembaga Islam (PERHATIKAN SAAT SESAAT SUDAH AZAN MAGHRIB, Diberbagai stasiun TV Full dengan siaran berita siaran langsung dan ada wawancara dengan tokoh-Islam. Bahkan sesudah dikumandangkannya azan Subuh, masih ada Siaran Langsung Ceramah Subuh diberbagai Stasiun TV (apalagi di Bulan Ramadhan dengan berbagai Siaran Langsung yang dipandu dan dihadiri oleh orang yang mengaku beragama Islam). Bahkan pada siang hari Jum’at mereka buat film-2 yang disukai para penonton dengan tujuan agar kita tak berangkat ke Mesjid. Dan banyak Stasiun TV yang juga buat film/sinetron pada saat Maghrib, sehingga membuat kita lalai untuk melaksanakan Shalat. Akan tetapi semua tokoh-tokoh yang katanya berjuang atas nama Islam bungkam seribu bahasa. Agama hanya dijadikan alat mencari uang dan kekuasaan.
    APALAGI ADA KELOMPOK ISLAM LIBERAL YANG BENAR-2 MERUSAK IMAN DAN AQIDAH BAHKAN MERUSAK AKHLAK UMAT ISLAM DENGAN PENYIMPANGANNYA SECARA TERANG-2AN KEPADA AL-QUR’AN DAN HADIST RASULLULLAH SAW
    Inikah yang diajarkan Rasullullah SAW.
    Seperti seseorang diperbolehkan menabuh rebana dihadapan Rasullullah SAW, dikarenakan nazarnya. Jika bukan karena nazar, maka Rasullullah SAW melarangnya, : seperti tertera dibawah ini,
    Bahkan ada suatu hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad diceritakan, bahwa tatkala Raulullah SAAW tiba dari sebuah peperangan, seorang budak wanita berkulit hitam datang menemui beliau membawa rebana sembari berkata, “Duhai Rasulullah SAAW, aku telah bernazar, jika Allah Ta’ala mengembalikan dirimu dalam keadaan selamat, aku akan menabuh rebana dan menyanyi dihadapanmu,” maka Rasulullah SAAW menjawab, “Jika engkau telah bernazar, tunaikanlah nazarmu, Jika tidak, jangan.”.

    Dan tentangan jiarah kubur, yang kami tahu bahwa Rasulullah SAW hanya memperbolehkan perjalanan jauh (musafir) untuk mengunjungi 3 tempat, yakni Masjidil Haram; Masjidin Nabawi dan Masjidil Aqsha. Dan kami belum menemukan Hadist (baik yang dhaif apalagi yang shahih), menerangkan bahwa Rasullullah SAW pernah berjiarah kekuburan Orangtua beliau, dan Sanak Keluarga lainnya, juga Siti Khadijah dan para Sahabat yang lebih dahulu wafat ketika Rasullullah SAW masih hidup. Bahkan Khalifaturraasyidin juga tak ada riwayatnya berjiarah kemakam Rasullullah SAW. Misalkan Abu Bakar As-Shiddiq RA karena berada di Makkah lalu mengajak sahabat-2 lainnya untuk berjiarah ke makam Rasul SAW di Madinah. (JIKA ADA HADISTNYA DAN RIWAYATNYA MOHON KAMI DIBERITAHU). Anehnya dizaman kini berziarah itu berkali-2, bahkan menjadi kewajiban setahun sekali. Dan mendatangani kuburan-2 tertentu seperti ke Cirebon, Tuban, Banten, Gersik, Mbah Priuk dan lain-2 untuk meminta barakah dan yang aneh-2 lainnya dilestarikan dan bahkan jadi ajang bisnis para Ustadz/ah dan sekelasnya.Dan dibilang ini sebagai tradisi yang Islami. Bukankah ini bid’ah yang benar-2 sesat, akan tetapi kata mereka ini bid’ah hasanah dengan berbagai dalil yang dhaif. Rasullullah SAW saja tidak ada satu hadistpun yang minta agar kuburannya diziarahi, akan tetapi para Ulama kita, sebelum ajal berpesan agar kuburannya untuk sering diziarahi oleh para murid-2nya dan umat Islam lainnya. Aneh bin aneh
    Bahkan para pelaku bid’ah ada yang mengadakan pengajian berhari-2 di rumah dan kuburan. Yang jelas-2 dalil Al-Qur’an dan Hadistnya kami belum pernah baca (JIKA ADA MOHON KAMI DIBERITAHU, MUNGKIN KAMI BELUM MENEMUKANNYA, maklum kami masih dalam taraf belajar). Dan menurut pendapat kami pengajian dikuburan dan dirumah itu hanyalah semata akal-2an para Ustadz kala itu yang malas bekerja keras dikarenakan menganggap dirinya kaum Priyayi, sehingga hadist yang berbunyi kira-2 “SETELAH DITINGGAL TUJUH LANGKAH MAYYIT AKAN DIINTEROGASI OLEH PARA MALAIKAT”. maka agar malaikat tak kunjung datang, mayyit harus ditunggu dan dingajiin supaya dia dapat tuntunan dalam menjawab pertanyaan malaikat. Dan untuk itu keluarga mayyit harus mengeluarkan dana untuk biaya dimaksud, maka selamatlah para kaum Priyayi yang malas bekerja itu untuk makan dan minumnya selama 40 hari, dengan harapan hari-2 berikutnya ada yang meninggal lagi, maka amanlah perut dan kantongnya. Dan pada setiap saya melihat acara tersebut, sang Ustadz selalu berkata bahwa kegiatan pengajian, tahlil dan talqin ini bukti nyata seorang anak soleh yang berbakti pada Orangtuanya dengan menyebutkan berbagai dalil yang kita tak tahu keshahihannya sebagai alat rujukan untuk menyatakan itu sudah sesuai dengan ajaran dan tuntunanNya. Padahal untuk acara tersebut, anak terpaksa menjual sebagian tanah peninggalan orangtuanya atau utang sana sini demi menjaga tradisi yang dibuat-2 oleh kaum bid’ah. Dan tinggallah keluarga yang ditinggal kian terpuruk, padahal sudah seharusnya kewajiban kaum muslimin untuk melindungi para anak yatim. Akan tetapi yang terjadi para Ustadz dan sejenisnya itu bergembira/berbahagia di atas penderitaan orang lain.

    Kita ambil lagi sebagian dari kalimat :
    Dan hal yg saya paparkan diatas (Sayyidina Umar ra. membuat sholat tarawih berjama’ah) juga bertentangan dengan apa disebut bid’ah.
    Wahai Saudaraku, setahu kita bahwa Rasullullah SAW juga sudah pernah menjadi Imam Shalat Tarawih, akan tetapi hanya 3 malam saja beliau lakukan. Dan selanjutnya di Imami oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Dengan alasan takut kalau shalat tarawih akan dianggap sebagai shalat yang diwajibkan. Ini berarti bahwa pada masa Rasullullah SAW hiduppun shalat Tarawih sudah dilaksanakan berjama’ah. Dan Rasullullah SAW pun pernah bersabda : (yang kira-2 maksudnya) : Ikutilah apa-2 yang aku lakukan dan para Khalifatur Rasyidin. Jadi dimana letak bid’ahnya.
    Mungkin maksudnya Saya pernah baca dalam satu riwayat, bahwa Sayyidina Umar RA menambah jumlah raka’at shalat tarawih dan witir menjadi 39 rakaat, dikarenakan Sayyidina Umar RA berada di Madinah dan Sayyidina Abu Bakar RA meminpin shalat Tarawih di Makkah yang jumlahnya 21 rakaat, hanya setiap 2 rakaat diselingi dengan Thawaf. Sementara di Madinah tidak bisa Thawaf, sehingga Sayyidina Umar RA mengganti Thawaf dengan shalat Sunah 2 rakaat. Lalu dikatakan ini bid’ah hasanah. Ini namanya bukan bid’ah dikarenakan adanya pernyataan Rasullullah SAW ikutilah apa yang aku dan Khalifah yang empat contohkan kepada kalien.
    Wahai Saudaraku, jikalah kita bilang bahwa kita sangat cinta kepada Rasullullah SAW dan kita sangat menginginkan Surganya ALLAH, maka sudah barang tentu para Sahabat, Tabi’in, Tabit-Tabi’in, Imam yang empat serta Imam yang hidup dizaman mereka sudah barang tentu paling-paling dan sangat paling-paling cinta Allah dan RasulNya, ketimbang kita ataupun para Ulama/Ustadz dan sejenisnya yang hidup jauh setelah zaman mereka. Dan bahkan apalagi para Sahabat yang hidup dizaman Rasullullah dan Khalifaturraasyidin sudah barang tentu akan banyak melakukan Ibadah dan kegiatan yang menurut mereka amat baik, dikarenakan Rasullullah SAW akan langsung mengomentari apakah yang mereka perbuat itu sudah sesuai ketentuan Allah dan RasulNya atau tidak. Dan banyak Hadist lahir merupakan kegiatan para Sahabat yang didiamkan, dikoreksi atau tidak diperbolehkan oleh Rasullullah SAW setelah mendapat petunjuk dari Allah SWT.
    Akan tetapi para Ulama/Ustadz yang hidup setelah abad kelima Hijrahlah yang banyak memberi dalil dan ajaran-2 tambahan dalam bentuk bidah dengan diberi bungkus sebagai bid’ah hasanah. Dimana pada masa itu kejahilan dan kemunafikan serta berbagai paham sesat sudah kian merajalela dan pemerintah serta penguasa yang menjalankan dan berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist Rasullullah SAW kian langka, dimana kekuasaan dan uang sudah menjadi kiblat dalam kehidupan dunia. Lalu timbullah berbagai pendapat untuk melaksanakan perintah agama secara instant dan gampang dengan pahala yang jumlahnya belipat-2 sehingga lahirlah berbagai fatwa ini baik dan itu baik. Padahal baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan RasulNya, sesuai dengan Firman Allah SWTdalam Surat Al-Kahfi ayat 103, 104 dan 105 yang intinya menyatakan ORANG MERUGI ADALAH ORANG YANG TELAH SIA-SIA BERBUAT BAIK MENURUT VERSINYA SENDIRI DAN PERBUATAN BAIK ITU TIDAK SESUAI AYAT-AYAT ALLAH SWT, SEHINGGA HAPUSLAH AMALAN MEREKA.
    Dan Allah Subhanallahi Wata’ala menegaskan bahwa Islam yang beliau turunkan melalui Rasullullah Shallallahi’alaihi Wassallam telah amat-2 sempurna (Al-Maidah ayat 3), dimana semua aturan dan ketentuan telah disampaikan sedetil-2nya sampai urusan tidur dan meniduri, perut dan segala ampas-2nya. Apakah kita merasa lebih berkuasa dan memiliki kelebihan dari asma Allah dan lebih hebat dari Rasullullah sehingga segampang itu nambah-2in, seolah-2 masih ada yang terlupakan disampaikan oleh Allah dan RasulNya. Itu artinya kita sudah berbuat maksiyat dengan Allah dan RasulNya. Dan tambah-2an ini mulai tumbuh setelah wafatnya Imam yang empat. Karena setelah Rasullullah wafat, dilanjutkan oleh Para Khalifaturrasyidin, para Sahabat, para Tabi’in, Tabi’it Tabi’in dan Imam yang empat tidak ada yang berani nambah-2in, terkecuali kaum Munafik, Khawarij dan sejenisnya yang jelas-2 mengingkari Al-Qur’an dan Hadist.
    Kemudian setelah 5 abad Hijrahlah baru para Ulama saat itu memulai bid’ah dengan lancar dengan dalil Al-Qur’an dan Hadist-2 yang mereka anggap shahih.
    Karena banyak sekarang amalan-2 kita yang tidak ketemu Hadist dan dasarnya di Al-Qur’an, kecuali semata-2 hanya ITUKAN BAIK, INIKAN BAIK.
    Yang kita tahu, lebih gampang menyadarkan orang berbuat maksiat ketimbang orang berbuat bid’ah. Karena orang yang berbuat maksiat Dia begitu yakin bahwa yang dia buat adalah perbuatan salah akan tetapi dia sudah keenakan mengerjakannya. Dan orang yang berbuat BID’AH tidak menyadari perbuatannya itu salah, karena Ia hanya beralasan Inikan sudah dijalankan dari Ulama-2/Ustadz/Orangtua-2 kita terdahulu dan toh ini baik untuk nambahin pahala, sementara Nash Al-Qur’an dan Hadist tak ada yang mendukung.

    Demikian saja dulu dari Saya hamba yang dhaif, mudah-2an tanggapan ini dapat didiskusikan, sehingga kita benar-2 menjadi penghikut setia Rasullah SAW dan termasuk satu golongan (Ahlus Sunnah) yang terbebas dari kesesatan dari 69 golongan yang sesat (Hadist Shahih). Dan banyak golongan yang mengaku sebagai Ahlussunnah Waljama’ah, akan tetapi kurafat, syirik dan bid’ah masih dijalankan. Apakah dapat dikatakan mereka itu sebagai AhlusSunnah.
    Dan kami ucapkan Syukran Kastir. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    dan kami tunggu tanggapannya, mudah-2an bermanfaat

    Hidayat

  2. bismilah ustadz ana mau tanya link ulama sunnah marok ada ga ya??atau markaz tempat blajar yang pengajarnya adalah ulama2 sunnah jazakumullohu khoir

Tinggalkan komentar