Daily Archives: Agustus 8, 2008

Muslim China Bertahan Hidup

Etnis Muslim Uighur ada di China telah berabad-abad. Selain tuduhan “teroris” mereka masih diperlakukan diskriminatif. Menjelang Olimpiade, banyak pula warga ditangkapi

Seperti mayoritas Muslim Uighur China, Yusup lebih memperhatikan kelangsungan hidup ekonomi untuknya, istri dan putranya yang berusia 10 tahun.

“Hidup sebagai orang Uighur sungguh sulit. Ini bukan perkara politik atau agama,” ujar Yusup yang tinggal di Aksu, sebuah kota kecil di gurun pasir di Propinsi Xinjiang yang mayoritas penduduknya Muslim. Ia berpenghasilan 1.000 yuan (144 dolar) per bulan.

“Turkistan Timur tidak akan pernah terjadi. China tidak akan pernah membiarkannya,” ujar Yusup tentang sebuah wilayah khusus untuk orang Islam yang selama ini banyak diimpikan orang Uighur.

Muslim Uighur, minoritas yang berbahasa Turki dan terdiri delapan juga jiwa di Xinjiang, barat laut China, sejak dulu di bawah kendali Beijing. Enam belas polisi tewas dalam serangan di barak mereka di Kashgar, sebuah kota di Xinjiang. Kedua pelaku berhasil dibekuk.

Dilxat Raxit, jubir untuk Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Swedia, mengatakan penduduk Uighur marah karena polisi China kerap menangkap warga mereka menjelang olimpiade. Tapi, ia tak dapat memastikan apakah orang Uighur berada di balik serangan itu.

Xinjiang menjadi otonomi sejak 1955 meski penduduknya sering mengalami operasi keamanan. Beijing menganggap wilayah itu aset berharga karena terletak dekat Asia Tengah dan kandungan gas alam dan minyak.

Banyak orang Uighur mengeluhkan perlakuan diskriminasi dalam pekerjaan dan pendidikan.

“Saat pergi ke bank, orang China bersikap kasar dan curiga,” ujar seorang wanita Aksu.

Sebagian besar taraf hidup penduduknya tidak banyak berubah dibanding 100 tahun lalu. Mereka menanam buah atau beternak domba atau sapi. Tapi ada beberapa hal yang berubah.

“Ekonomi sekarang lebih baik ketimbang sebelumnya,” aku Abdulkerin, yang mengelola agen perjalanan di Xinjiang. Pendapatannya meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun ini berkat banyak turis China yang berkunjung ke wilayah pegunungan ini dan budaya Islam yang kental.

Sebelumnya dua republik Turkistan Timur pernah terbentuk di Xinjiang pada 1930-an dan 1940-an, saat kontrol pemerintah pusat di China melemah karena perang saudara dan invasi Jepang. [iol/htb/www.hidayatullah.com]